Murka

54 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!






Setelah Bima membahas sparing futsal sekolah melawan sekolah lawan, Bima keluar kelas diikuti dengan teman yang lain. Teman teman nya sudah pada pulang, Terutama Raul dan Reno. Pasti jalan sama ceweknya.

"BIMA! Aku bisa jelasin!" Sussan tiba tiba saja datang dari arah kanan. Melihat Sussan berkata seperti itu, Alis Bima naik.

Bima menarik Sussan ke pinggiran agar tak menganggu orang yang sedang berjalan, Bima berucap. "Apaan sih!" Bima menatapnya dingin.

Sussan kembali mengambil tangan Bima, Tapi Bima menepisnya dengan menatap tajam Sussan. "Yang kamu lihat waktu itu, Jangan salah sangka." Sussan berkata pelan, Ia menatap Bima takut.

Bima mundur kebelakang satu langkah sambil bersidekap, Ia terkekeh sinis. "Urusan nya sama gue apa?" Ucap Bima, "Apa perlu gue ingetin lagi, Kita udah putus!" Bima menjelaskan.

Sussan menggeleng dengan mata berkaca, Ia ingin mendekat pada Bima lagi tapi Bima melarang. "Aku nggak mau, Sayang. Maafin akuu, Aku mau kita balikan lagi. Yaa." Sussan meminta pada Bima dengan wajah melas.

Bima terkekeh, "Udahlah, Lupain gue! Gue udah punya cewek lagi, Lo nggak usah segala mohon mohon kek gini! Malu maluin." Ucap Bima pedas, Sussan tak perduli dengan omongan Bima yang menyakitinya.

"Nggak, Aku nggak mau! Kamu punya cewek lagi? Siapa Bima? Apa si Noora temen kelas kamu yang cupu itu?" Cecar Sussan ingin tau, Bima terdiam sesaat.

Ia berkata, "Urusan gue, mau punya cewek yang kaya gimana. Yang penting, Nggak maen sama Om ketemu gede." Bima menyindirnya membuat Sussan terperangah.

Sussan coba perotes, "Dia emang, O-om aku Bima! Kamu harus percaya." Sussan terbata. Tapi yang wanita itu inginkan, Bima kembali ke pelukan nya.

Bima mengibaskan tangan sambil tertawa pelan, "Bodoamatlah, Mau itu om lo atau temen ranjang lo! Gue udah nggak perduli, Gue muak sama lo Sussan!" Sentak Bima, Tanpa mau lama lama dengan Susaan, Bima pergi meninggalkan.

"BIMA!" Sussan berteriak sambil menyerukan nama pria tersebut.

••••

"Noora, Gue anterin pulang? Ayoo!" Pria itu berseru setelah Noora berhenti di atas aspal hitam.  Noora menoleh kesamping dan mendapati Banyu sambil tersenyum lebar menatap Noora.

Noora menggeleng pelan tanda penolakan, "Duluan aja, dikit lagi juga sampe. Paling berapa meter, Sana duluan." Noora menolak dan langsung mengusir Banyu.

Banyu terkekeh dari atas motor besarnya, "Yaelah la, Tinggal naek doang apa susahnya sih. Nggak usah gengsi begitulah sama gue, Lagian kaki lo masih sakit, Kan?" Alis Banyu menaik sambil menatap Noora.

Noora menjawab, "Gengsi sama lo? Dih!" Noora membantah dengan tawa, "Kaki gue udah sembuh, Tinggal bekas korengnya doang. Nih kalo nggak percaya." Noora jingkrak jingkrak diatas aspal membuat Banyu tertawa.

Noora Noora, Tingkah lo yang kaya gini bikin gue selalu jatuh cinta. Banyu membatin sambil tersenyum.

"Berarti, Bisa jalan dong?" Tanya Banyu mengoda.
Noora spontan menjawab, "Ya Bisalah!"

"Ayo jalan, Sama gue. Kapan ya?" Kata Banyu dengan tawanya. Spontan wajah Noora langsung berubah masam.

Noora berkata ketus, "Mao nya! Nggak nggak, Gue mau jalan sendiri aja." Noora menolak dan kemudian langsung pergi dari hadapan Banyu. Melihat itu Banyu turun dari motor dan mengejar Noora.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang