Bakso

36 2 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!


Motor hitam Bima terparkir pada pelataran kedai bakso didekat pertigaan jalan arah rumah Noora, wanita itu yang memutuskan untuk mengisi perut ditempat ini. Cuaca dingin setelah diguyur hujan memang sangat tepat jika bersantap dengan semangkuk bakso.

Noora turun terlebih dahulu dan mengeratkan jacket Bima yang beraroma sangat tenang. Bawaan nya sejuk aja saat Noora mengenakan nya.

"Ayoo!" Ajak Noora memasuki tempat bakso diikuti Bima yang mengekor. Setelah Noora memesan Bakso ekstra Tetelan dua mangkuk, wanita itu memilih duduk disudut ruangan.

Lumayan ramai dijam jam segini. Untung saja tempatnya masih ada yang tersisa. Mata Noora menyipit saat mendapati segerombolan wanita yang sedang berbisik bisik. Noora tidak mau berburuk sangka, tapi itu memang adanya. Bahwa, Noora sedang diomongkan.

Tak tau tempat! Sedang makan sempat sempatnya GHIBAH! Dasar Cempe!

Noora agak sinis menatap wanita itu balik yang dengan terang terangan memandang Noora seolah musuh, Bima jadi mengerutkan dahi melihat perubahan wajah Noora.

"Kenapa sih, muka lo kaya mau nelen orang La?" Tanya Bima bingung. Noora spontan membuang pandangan dan menatap Bima.

Noora menarik dekat pada tubuh Bima, Ingin berbisik membuat Bima condong kearahnya. "Mbak mbak didepan kita pengen bat gue colok matanya pake garpu." Noora berbisik dan menjauhkan badan nya kembali.

Bima tersenyum kecil dan menolehkan pandang kearah wanita yang disebut, Bima menebar senyum mautnya membuat sekelompok Cempe disana kelabakan penuh rona, bahkan ada yang menyeletuk kalau Bima suka padanya. Gila!

Bukan Bima jika tak memiliki sifat jahil yang sudah mendaging, Bima mengedipkan sebelah matanya menatap Noora membuat wanita itu dirundung penuh tanya.

Bima menarik tangan Noora kegenggaman nya. Mereka masih terus memperhatikan Bima juga Noora. Bima mendekatkan tangan Noora dan meniupakan angin hangat yang menerpa kedua tangan Noora. Perlakuan Bima benar benar membuat Noora menunduk malu.

Biar menambah sensasi dari akting memanas manasi para wanita disana, Bima mengelus pelan rambut Noora yang tergerai. "Kamu masih dingin nggak sayang, Apa mau aku peluk?'' Demi Tuhan! Niat Bima hanya manas manasi, tak lebih.
Noora sepertinya agak mengerti setelah Bima mengedip ngedipkan matanya kearah Noora, wanita itu menjawab. "Masih dingin, sayang.. Tapi aku tau tempat. Nanti ada yang nyinyirin." Balas Noora dan melempar tatapan sinis pada gerombolan disana.

Wanita itu menyeletuk tak terima, Ia merasa omongan Noora barusan memang tertuju padanya. ''DIH! Sok banget mantep! Cabe aja banyak lagu!" Sinis wanita disana.

Noora agak terkejut dengan respon disana, Bima juga sama. "Aku berubah fikiran deh Bee.. Peluk aku sebentar aja." Pinta Noora dengan suara yang terbilang sangat manja. Wanita disana makin kepanasan.

Drama yang patut mendapati piala Oscar. Noora sempat geli sendiri menyebut Bima dengan panggilan Bee astaga! Bima tersenyum lebar dan detik itu juga merengkuh tubuh Noora.

Tak ragu Bima mengesekan pipinya kerambut Noora yang beraoma sangat dahsyat. Ingat! Ini hanya akting semata Noora! Jangan beranggapan lebih. Batin Noora mengiang ngiang dengan kalimat barusan.

"Tau tempat lah bocah! Kalo mau enak enak dikebon sono! Masi kecil udah banyak tingkah." Respon sinis wanita disana tertuju pada Noora maupun Bima.

Noora bodo amatan dan memeletkan lidahnya dengan muka nyebelin. "Sirik.'' Balas Noora tepat sasaran.

••••

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang