Kecupan Dahsyat

64 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!



"IZINKAN AKUUU.. UNTUK TER AKHIR KALINYA, SEMALAM SAJA BERSAMAMU.. MENGENANG ASMARA KITA.." Noora bernyanyi dengan heboh sambil mengangguk anggukan kepala didalam mobil tersebut.

Karena Bima diam terus, Noora bosan dan lebih memilih menyetel lagu diradio dihadapan nya. Volumenya bahkan sengaja Noora full kan.

Bima jadi tak fokus membawa mobilnya, Noora kaya cacing kepanasan. Atau Noora kerasupan blatung nangka, Tidak bisa diem seperti itu.

"NOORI! MATIIN NGGAK!" Bima ngomel dari samping, Noora tak mau dan masih terus menyanyi.

Bima menghela nafas dalam dalam dengan rasa kesal, "Noori! kaya bocah kampung ih! Kecilin dikit napasi! Kuping gue pengang Allahurobi!" Kesal Bima pada Noora.

Citt

"AYAM AYAM!" Noora latah setelah jidatnya membentur bodi depan, Noora meringis saat merasakan hantaman secara tiba tiba. karena Noora nyanyi barusan, Dengan sengaja wanita itu melepas seftybelt nya. Biar lebih leluasa.

Sengaja Bima ngerem mendadak agar Noora tersadar, Noora menatap Bima kesal. "Lo Gila! Kepala gue benjol dah!" Noora mengusap jidatnya sambil meringis.

Bima kembali menjalankan mobil dengan santai, "Mangkanya kalo nyanyi jangan kaya orang kesurupan, Salah sendiri sih! Kuping gue budek karena lo." Bima ngomel.

Noora mencebik tak perduli, "Ya- Ya tapi salah lo! Kenapa ngerem mendadak kaya begitu sih! Bahaya Bimbim." Cetus Noora.

Bima tertawa, "Biar setan ditubuh lo ilang, Apa perlu lo gue bawa ketempat ruqiyah. Mau?" Kata Bima lagi. Noora tambah sebal dan mencubit lengan Bima dengan cubitan kecil namun panas.

"ADAW ADAW NOORI SETAN!" Bima mengumpat pada Noora, Tangan sebelahnya mengelus cubitan tadi.

Noora bersidekap tangan dan membalas, "Jadi orang jangan rese! Di resein balik, Ngomel kan!?" Ketus Noora.

"LEBAY!"

Noora mematikan radio tersebut dan memandang Bima sambil duduk menyamping, "Sebenernya, Kita mau kemana sih Bimbim? Lo mau ajak gue ketempat apa? Jangan yang aneh aneh ya! Awas!" Noora menunjuk wajah Bima.

Pria itu berdecak, "Tadi gue udah bilang, Nggak usah banyak tanya. Tinggal temenin gue doang apa susahnya sih, Nurut kek sekali kali." Ungkap Bima membuat Noora memutar mata.

"Kalo nggak jelas mau kemana, Mendingan anter gue balik aja dah! Ngantuk!" Sahut Noora.

"Baru jam segini, Ngeles mulu kek Bajaj." Bima terkekeh pelan.

"Bodo!"

••••

Setelah Bima memutar mobilnya ketempat parkiran pasar malam, Bima matikan mesin mobil. Ia mendesah pelan saat mendapati Noora sedang tertidur, Kepalanya bahkan bersandar pada kaca tersebut.

Bima menarik napas dalam, "Astaga, Nih anak ngapa Pelor amat. Nggak bisa ngeliat tempat adem, Pasti langsung teler." Gumam Bima menatap Noora.

Bima mendekat dan menggoyangkan bahu Noora dari samping, "WOY bangun la! Bangun Noori!" Ucap Bima sambil terus berusaha agar Noora terbangun.

Ini baru jam delapan, Dan Noora sudah tidur didalam mobilnya. Astaga Noora.

Bima membuang nafas kesekian kali, "Noori! Bangun bangun, Nggak bangun gue tinggal ya!" Ancam Bima pura pura, Noora hanya melengguh pelan dan kembali tertidur, Bahkan ia berusaha mencari posisi yang enak.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang