P E M B U K A A N
***
"Selalu cantik, menarik, dan membuat gila," bisik Juan dengan suara seraknya diikuti gigitan kecil pria itu di telinga istrinya.
Juan yang baru saja masuk ke kamar, mendapati istrinya tengah berdiri di depan cermin besar. Tubuhnya hanya dibalut handuk yang melilit dari dada sampai setengah pahanya. Pemandangan yang sangat menakjubkan dan sukses membuat lelah Juan hilang. Berganti menjadi rasa semangat untuk bisa melepaskan kerinduan bersama istrinya, di ranjang.
"Kamu udah pulang?" Agatha menatap pantulan wajah Juan yang terpampang di cermin. Pria itu tengah menumpukan dagu di pundak kirinya. Satu tangan Juan melilit perut Agatha dengan posesif sementara tangan yang satunya mengusap dengan gerakan sensual lengan mulus istrinya.
"Aku merindukanmu, sangat," bisik Juan lalu membalikkan tubuh Agatha untuk menghadap ke arahnya.
"Inget umur, udah tua masih aja jiwanya muda," cibir Agatha.
Juan tidak mempedulikan cibiran istrinya. Ia lebih memilih untuk langsung mendaratkan bibirnya di bibir istrinya. Memagut lembut bibir yang menjadi candunya. Juan memejamkan matanya untuk menikmati setiap detik pagutannya."Empat puluh empat tahun, delapan bulan, sebelas hari, apa sudah tua Baby? Aku bahkan masih sanggup untuk memuaskanmu. Umur boleh, tapi semuanya masih sama. Juan tetap di atas segalanya," gumam Juan setelah melepas ciuman panjang bersama Agatha.
"Inget! Anak kita udah lima! Lima! Pusing kepala aku ngurus mereka. Apalagi Daniel yang katamu bibit paling unggul."
Juan terkekeh geli. Daniel memang selalu membuat Agatha jengkel. Ada saja tingkah anak itu yang menyebalkan. Bisa disebut anak itu adalah biang rusuh di rumah.
"Baru lima, Baby. Inget, aku mintanya sebelas. Enam lagi masih kuat kan? Kalau aku jangan ditanya."
Agatha memutar bola matanya dengan jengah. Juan memang selalu begitu. Terobsesi memiliki sebelas anak. Ingin menyaingi gen halilintar.
"Lima aja kita udah kewalahan. Gimana kalau sebelas?!" geram Agatha.
"Jangan khawatir, aku bakalan selalu di samping kamu buat ngerawat sebelas anak kita. Jadi, sekarang udah siap?" tanya Juan dengan sebelah alisnya yang terangkat menatap Agatha.
"Siap apa?"
"Apa pertanyaanku belum jelas? Tentu saja siap ini," sahut Juan lalu menarik handuk yang melilit tubuh istrinya hingga lepas. Belum sempat protes, Juan langsung sigap membungkam mulut Agatha bersamaan dengan membopong tubuh telanjang Agatha untuk dijatuhkan di ranjang.
Percayalah, Juan tidak memiliki kesabaran lebih untuk menahan hasratnya bersama Agatha.
"Kak Juan!" geram Agatha kesal ketika Juan tengah melucuti pakaiannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Teen FictionDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...