Langkah Daniel terhenti saat melihat sosok cewek yang belum ia ketahui namanya tengah duduk sendirian di bangku penonton yang ada di lapangan basket. Earphone yang menyumpal kedua telinganya ia lepaskan dan dibiarkan tergantung di lehernya. Segera ia berlari menghampiri cewek itu. Tujuannya masih sama, mengajak kenalan.
"Ekhem."
Daniel berdehem keras lalu duduk di samping cewek itu. Merasa diabaikan, Daniel kembali berdehem. Kali ini lebih keras dari sebelumnya."Ekhem ekhem."
Deheman kedua berhasil mencuri perhatian cewek itu. Meskipun nampak ogah-ogahan, cewek itu menoleh ke arah Daniel. Menatap jengah ke arah cowok yang tengah mengusung senyum.
"Ekhem adalah batuknya jomblo yang digunakan untuk mencari perhatian," cibir cewek itu membuat Daniel memutar bola matanya dengan jengah.
"Ternyata di lapangan in-door nyaman juga. Kenalan enak kayaknya. Jadi, bisa kita kenalan sekarang mumpung hawanya enak."
"Bisa banget modusnya," sinis cewek itu.
"Udahlah sini kenalan dulu, mana tau nyaman nanti bisa jadian. Lumayan, kan? Bisa dikenalin ke mamah. Lo jadi pacar gue juga nggak rugi kok. Untung banyak. Gue ini VVIP. Ganteng, tajir, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, dan ramah lingkungan. Buat digandeng bawa kondangan juga nggak malu-maluin."
"Ini sales panci ngoceh terus. Promosinya gaspol banget, nggak laku? Sayangnya gue nggak tertarik sama cogan modelan lo. Udah anti-mainstream."
"Jangan gitu, ini yang nungguin gue banyak. Kenalan doang apa susahnya."
"Putri Dewi Rembulan."
Daniel tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya siapa nama cewek itu terjawab sudah. Rasa penasarannya menemukan titik terang.
"Ribet amat nama lo. Gue panggil sayang aja gimana? Biar akrab. Lo juga boleh panggil gue sayang. Aduh!" Daniel memekik kesakitan saat tinjuan keras Putri mendarat di perutnya. Daniel melupakan jika Putri adalah tukang pukul. Seharusnya ia bisa sedikit berhati-hati.
"Udah sana pergi. Udah tau nama gue, kan? Mau ngapain lahi?"
"Baru nama. Mau lanjut proses pdkt atau mau langsung jadian nih? Gue alergi pdkt lama, kaga jadian."
"Curhat lo, Niel? Korban pernah deket, kemudian tertikung? Gue nyumbang ngakak. Hahaha."
"Duh! Lo ketawa kok gue jadi nambah sayang, ya?" ujar Daniel seraya menatap ke arah Putri tanpa kedip.
"Najis! Lo kalau mau jadi manusia ya manusia aja. Nggak usah merangkap jadi buaya darat juga."
"Bisa aja lo bikin gue makin sayang. Bagi sosmed dong, mana tau malem-malem kangen bisa langsung hubungi. Nomor whatsapp, id line, akun Facebook, Instagram, Twitter, email, atau mau langsung gue samperin ke rumah?"
Lagi-lagi ucapan Daniel membuat Putri memutar bola matanya.
"Siniin hp lo. Lo kalau nggak diturutin, ngebacot terus," ejek Putri seraya menengadahkan tangan. Tak butuh waktu lama bagi Daniel untuk memberikan ponselnya pada Putri.
"Jiwa missqueen gue bergetar hebat, grogi mau pake iphone lo," kelakar Putri.
Daniel hanya tersenyum menanggapi lelucon dari cewek yang tengah sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Cowok tik-tok ternyata," ejek Putri saat melihat ada aplikasi Tik-Tok di ponsel Daniel.
"Itu buat hiburan adek gue yang paling kecil. Kalau gue mah nggak main gituan."
"Nih, gue balikin. Gue cuma punya facebook, whatsapp, sama ig. Nggak kayak lo, semua punya."
"Kan lagi nyari-nyari yang pas. Ntar kalau udah dapetin lo, gue tobat dah. Fokus ke lo yang nyata."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Teen FictionDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...