P E M B U K A A N
"Jangan sentuh aku!"
Agatha menepis tangan Juan yang hendak merengkuh tubuhnya."Baby aku minta maaf. Aku nggak sadar kenapa bisa ngelakuin ini sama kamu. Aku khilaf," gumam Juan penuh sesal. Juan merutuki kebodohannya. Harusnya ia tidak kembali meneguk minuman sialan seperti tadi malam. Sudah lama ia tidak berurusan dengan minaman keras membuatnya payah. Meneguk sedikit saja sudah kehilangan kewarasannya. Lihat saja! Istri tercintanya menjadi sasaran kebodohannya. Juan memang tidak mengingat percintaannya semalam. Namun melihat kondisi istrinya yang seperti ini, pasti tadi malam bukan malam yang baik. Mengingat bagaimana nafsu Juan yang begitu buas. Apalagi setelah tidak mendapatkan pelepasan cukup lama.
Agatha memilih membuang muka. Melihat wajahuan membuat luka-luka belasan tahun lalu kembali menganga lebar.
"Aku ngaku salah. Aku harus apa biar kamu maafin aku? Sayang aku mohon," Juan merengek meminta maaf pada istrinya. Sejujurnya Juan merasa malu pada istrinya. Siklus hidupnya selalu seperti ini, Juan bersalah - meminta maaf - Agatha memaafkan - dan Juan kembali berbuat kesalahan.
"Aku biasa dikecewakan sama kak Juan. Tapi yang ini aku nggak bisa maafin gitu aja. Kak Juan udah gagal jadi suami sekaligus sebagai ayah. Sadar nggak rumah tangga kita kacau. Daniel pergi dan apa yang kak Juan lakukan buat aku pengin ngelakuin hal yang sama dengan Daniel."
Tubuh Juan menegang. Demi apapun ia tidak akan rela jika Agatha meninggalkannya. Ia ingin terus bersama wanitanya. Apapun yang terjadi.
"Jangan tinggalin aku, Sayang. Kamu boleh hukum aku apapun itu asal kamu tetep di sini sama aku. Tolong jangan pergi, aku sama anak-anak sangat butuh kamu," gumam Juan lalu mendekati istrinya. Kedua tangannya memeluk tubuh Agatha. Agatha hanya diam, tidak berniat membalas atau memprotes perlakuan suaminya."Jangan pernah berpikir apalagi sampai ninggalin aku. Aku sangat sangat mencintaimu, Sayang. Aku janji aku bakalan perbaiki semuanya. Aku nggak bakalan berbuat kesalahan lagi. Aku janji," ucap Juan lalu membawa tangan Agatha untuk ia cium.
***
Bugh.
"Kenapa aku dipukul?" sungut Damian kala itu pada adiknya yang tiba-tiba saja datang lalu melayangkan pukulan cukup keras di kepalanya tanpa sebab.
Damian menatap ke arah anak laki-laki berusia tujuh tahun yang wajahnya sangat mirip dengannya. Yang menjadi pembeda keduanya adalah postur tubuh Damian yang lebih tinggi dibandingkan anak itu."Ingin hahaha."
Damian hanya terdiam mendengar jawaban dari kembarannya yang selalu mencari gara-gara padanya."Udah jelek. Buang aja. Nanti minta beliin lagi ke Daddy," ujar Daniel lalu memunguti robot dan mobil-mobilan milik Daniel. Tanpa izin pemiliknya, Daniel melempar barang-barang milik Damian ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Novela JuvenilDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...