"Tumben senyum," ejek Arabella menatap Damian dengan binar kekaguman pada senyum menawan cowok itu.
Ejekan dari Arabella sontak melenyapkan senyum tipis Damian. Ia salah tingkah sendiri lantaran senyumnya ditangkap oleh netra Arabella."Habisin," titah Damian seraya mendorong piring ke arah Arabella untuk mengalihkan perhatian Arabella.
Arabella mencomot kentang goreng dan dimasukkan ke mulutnya. Kunyahannya begitu pelan dengan tatapan tak lepas dari wajah tanpa senyuman milik Damian. Gadis itu tak akan bosan mengagumi pahatan sempurna yang ada pada Damian. Arabella benar-benar kagum akan paras Damian terutama mata tajam, rahang tegas, dan bibir tanpa senyumannya.
"Oh iya habis ini mau ngapain? Nggak ada niatan ngajak aku keluar?" tanya Arabella.
"Nggak. Males," sahut Damian cepat lalu meneguk jus buah naganya. Tatapannya ia alihkan dari Arabella. Menatap air kolam renang yang begitu tenang.
"Sibuk, ya?"
"Nggak. Cuma males."
"Kata Daniel, kamu suka---"
"Seberapa banyak lo tahu tentang gue dari Daniel?" potong Damian cepat.
"Banyak. Semua tentang kamu udah aku ingat. Kamu nggak mau tahu tentang aku?"
Damian meletakkan gelasnya di meja bundar. "Nggak tertarik," ujar Damian begitu tenang.
Arabella hanya mengela napas. Senyumnya masih mampu ia usung untuk menghiasi bibirnya."Mau ke panti? Ngumpul sama anak OSIS buat bahas baksos lusa, atau mau motret alam? Aku bawa kamera. Kameramu masih rusak, kan?" tawar Arabella tidak berhenti berusaha untuk menyibukkan Damian dengan kegiatan yang mungkin cowok itu sukai. Arabella tidak bisa membiarkan Damian terus saja mengasingkan dan menyendiri.
Arabella tahu, selain melukis Damian juga diam-diam menaruh minat dengan dengan dunia fotografi. Kegiatannya memang tidak diketahui oleh publik termasuk keluarganya karena Damian tidak pernah membawa orang lain untuk masuk ke dalam kegiatannya. Namun sayang, lantaran kamera seharga puluhan jutanya, Canon Eos 7D Mark II rusak, Damian vakum memotret sejak dua bulan yang lalu.
"Daniel nggak tahu soal ini. Darimana lo tahu?" heran Damian yang tidak tahu lagi bagaimana bisa Arabella tahu sebanyak itu tentangnya. Tentangnya yang tidak diketahui oleh siapapun.
"Akun at loneliness_sadness itu akunmu, kan? Dari akun itu aku tahu banyak tentang kamu," sahut Arabella seraya mengukir senyum.
Damian tidak mampu mengelak jika Arabella benar-benar luar biasa. Keingintahuan gadis itu tentangnya begitu besar. Bahkan tentang akun yang menjadi tempat mengekspresikan dirinya pun Arabella tahu. Tak ada satu pun postingan yang mengarah jika akun itu adalah akunnya. Semua postingan hanya potret dari alam yang diberi caption tentang perasaannya. Karena ia tidak mampu melisankan perasaan untuk itu ia katakan lewat tulisan.
"Jangan sotoy!"
"Aku paham sama gaya lukisanmu, Mian. Kamu lupa kita punya ketertarikan yang sama di seni itu. Aku sedikit paham sama bahasa lukisanmu. Makanya pas liat postingan lukisan akun itu, aku yakin itu akunmu."
"Segera tutup akun."
Arabella terkekeh pelan.
"Bagus deh kalau tutup akun. Aku siap jadi pendengar kalau kamu butuh.""Nggak butuh."
"Jadi kamu mau ke mana? Tenang aja, aku nggak ikut kamu pergi kok. Aku cuma mau kamu ada kegiatan daripada menyendiri terus. Gimana kalau nyari objek potret? Kamu kangen motret, kan? Aku udah beli kamera se-type punyamu. "
"Boleh pinjem?"
"Tentu. Aku malah seneng kalau kamu mau pinjem. Bentar, aku ambilin, di mobil soalnya," ujar Arabella penuh semangat. Saat hendak berlari, lengannya ditahan oleh Damian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Roman pour AdolescentsDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...