Tujuh

164K 19.7K 2.8K
                                    

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Ini buat kudanil."
Daniel cengengesan sembari menerima beberapa lembar uang kertas dua puluh dan lima puluh ribuan yang diberikan oleh Angel.

Jangan tanya mengapa Angel bisa memberinya banyak uang. Yang pasti bocah polos itu berhasil dibohongi oleh cowok itu. Daniel punya seribu satu hasutan yang bisa membodohi adiknya.

"Jadi, Angel dapat belapa pahala? Udah dapat tiket emas ke sulga?" tanya Angel begitu antusias. Kedua tangan mungilnya menyentuh pipi gembulnya. Rasa penasaran kini mendominasi diri anak itu.

Daniel menghitung uang pemberian Angel. Seratus delapan puluh ribu. Lumayan bisa buat jajan.  Lalu ia memejamkan mata dan mendaratkan telapak tangannya di kepala Angel. Lagaknya Daniel seperti orang sakti mandraguna tengah meramal sesuatu. Bibirnya tidak berhenti berkomat-kamit membuat Angel semakin yakin jika kakaknya ini memang orang sakti.

"Luar biasa Ngel! Ini luar biasa," ucap Daniel heboh yang dibuat-buat setelah membuka matanya.
Mata Angel berbinar ceria. Ia semakin tidak sabar mendengar

"Pahala kamu banyak banget, Ngel. Kakak minta dong, ihhh minta Ngel," ujar Daniel seraya menarik-narik rambut Angel.

"Gaboleh. Kudanil cali pahala sendili. Masa minta-minta. Angel mau kasih pahalanya buat mama sama papa." Angel melipat tangannya di dada. Wajahnya ia palingkan dari wajah Daniel.

"Kakak bangga sama kamu Ngel. Di usia yang masih sangat belia kamu sudah berlomba-lomba mencari kebaikan. Kakak berharap kamu terus mencari pahala. Sedekah sama orang yang membutuhkan itu sangat baik. Dan kamu harus tahu Ngel, kakak adalah orang yang paling tepat. Kakak membutuhkan banyak uang. Kakak misquuen," ujar Daniel sendu untuk menarik perhatian Angel.

Angel berdiri tak lupa menggendong celengan ayam miliknya. Telapak tangannya yang mungil membelai puncak kepala Daniel yang masih setia di posisi duduknya. Satu kecupan Angel mendarat di pelipis Daniel.
"Kudanil jangan sedih ya. Nanti Angel sedekah lagi kalau papa udah pulang. Besok kalau ayamnya udah gede, kudanil dapat bagian."

"Kakak nggak sedih kok. Nanti kalau Abi Sholeh Alhamdulillah nawarin uang, kamu pilih yang warna merah. Segepok pokoknya. Langsung disedekahkan ke orang yang membutuhkan, kakak misalnya."

Angel mengangguk setuju.
Kini elusannya berpindah ke celengan ayam yang tengah ia gendong. Tidak hanya dielus, celengannya pun diciumi oleh Angel dengan gemas.

"Angel sekarang bobo ya. Itu ayamnya juga keliatan ngantuk. Kasian."

Angel menatap ke arah celengan ayamnya.
"Eh iya ayamnya udah ngantuk. Angel bobo dulu. Kudanil juga bobo. Jangan sedih telus."

"Iya tayangku, uluuuh gemes deh. Baik banget."

"Iya. Kudanil juga halus baik telus. Jangan baiknya pas Angel sedekah aja"
Daniel terkekeh geli lalu mengecupi pipi adiknya dengan gemas sembari memukul pelan bokong adiknya.

Incredible JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang