P E M B U K A A N
"Tambah Dam, itu ayam goreng kremes kesukaan kamu. Daddy ambilin yah," tawar Juan begitu bersemangat pada putra sulungnya.
Setelah tiga hari tidak ikut sarapan bersama sebelum berangkat sekolah, akhirnya Damian bisa sarapan bersama juga. Tentu itu membuat Juan senang. Ia tidak mau melewatkan momen kebersamaan ini begitu saja. Sebuah kesempatan untuknya bisa dekat dengan putra sulungnya.
"Ini udah cukup kok Dad," sahut Damian tenang. Nada ketus yang kemarin sempat mendominasi Damian perlahan menghilang. Juan semakin senang dengan perubahan sulungnya.
"Semua menu sarapan hari ini kesukaan kamu semua. Oh iya, Daddy juga udah siapin bekal makan siang buat kamu. Daddy sendiri yang bikin," ucap Juan setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.
Damian menatap Juan selama beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum sangat tipis nyaris tidak terlihat. Cowok itu pun mengucap kata terimakasih dengan kaku.
Juan tersenyum lebar seraya mengusap puncak kepala putra sulungnya. Ada getaran hebat yang bersarang di telapak tangannya yang menyentuh rambut Damian. Getaran itu berasal dari rasa bahagianya. Biasanya Damian akan menepis tangannya, tapi kali ini tidak.
Jika tidak mengedepankan ego, Juan memilih menjatuhkan air matanya saat ini juga."Angel, biar Daddy yang suapin ya. Mommy mau sarapan dulu," ajak Juan seraya mengulurkan tangannya ke arah Angel yang tengah dipangku oleh Agatha.
Anak kecil itu menurut lalu menggapai tangan ayahnya. Kini ia pun beralih ke pangkuan lelaki nomor satu dalam urusan menyayanginya."Biar aku aja yang urus Angel. Kamu sarapan aja, biar di kantor nggak lemes," usul Agatha.
"Kamu yang lebih utama, Baby. Kamu sarapan dulu, biar Angel aku yang urus. Kamu kalau nggak diawasin, bisa lupa sarapan. Sibuk ngurus anak-anak," sahut Juan lalu mengecup puncak kepala istrinya.
Juan memang tidak pernah ragu ataupun malu memperlakukan Agatha seperti itu di depan anak-anaknya. Justru ia harap anak-anaknya akan mencontoh sifat penyayangnya pada Agatha. Ia ingin semua menyayangi dan memperlakukan Agatha dengan lembut. Meskipun ia juga ingin diperlakukan seperti itu juga.
"Shella sama Rizal makannya nambah dong biar cepet gede. Yang sarapannya nambah, uang jajannya nambah sepuluh ribu," ucap Juan mengiming-imingi putra-putrinya.
Iming-iming dari Juan sukses membuat Shella dan Rizal tertarik. Buktinya dua anak itu kini sudah mengisi piringnya yang sudah hampir kosong dengan nasi dan lauk lagi.
"Aaaa biar cepet gede," Juan mengarahkan sendok ke arah mulut Angel.
"Yang banyak Pa, bial cepet gede. Ntal kalau gede mau belantem sama kudanil. Mau banting kudanil, kalo sekalang masih kecil nggak kuat," celoteh Angel membuat Juan tersenyum gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Teen FictionDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...