"Turun, Cil! Turun, udah nyampe," ujar Daniel heboh seraya mematikan mesin motornya di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi.
"Sampai mana, Kak?" tanya Angel. Lolipop kembali ia masukan ke dalam mulut untuk kembali diemut.
"Kuburan! Kamu ini nanya apa mancing keributan, sih? Herman kakak sama kamu. Kakak subhanallah masa kamu astagfirullah gini. Hujatable banget kamu, Cil," gemas Daniel seraya melepaskan ikatan rambut adiknya.
Rambut Angel berantakan karena terpaan Angin saat naik motor. Angel sendiri yang meminta Daniel ngebut."Pelan-pelan, Kudanil! Sakit! Pasti sengaja jambak, kan?" protes Angel memukul lengan kakaknya.
"Makanya gundul aja. Ntar mampir salon, pangkas sampai leher." Daniel tersenyum saat Angel kembali memukulnya. Cowok itu kini lebih hati-hati saat mengumpulkan rambut adiknya.
Daniel turun dari motor begitu selesai menata rambut adiknya. Walaupun tidak terlalu rapi, setidaknya lebih baik dari sebelumnya dan yang penting tidak malu-maluin.
"Kakak lupa bawa karung buat wadah kamu, Cil. Gendong aja, ya?" ledek Daniel seperti biasa.
"Kudanil jahat!" cetus Angel.
Daniel terkekeh lalu meraih tubuh mungil Angel. Menggendong si mungil menggemaskan lalu melangkah menuju pintu gerbang untuk menemui satpam dan meminta dibukakan pintu.
"Maaf mas, cari siapa ya?" tanya satpam berusia tiga puluh tahunan yang berdiri di hadapan Daniel.
"Nyari istri saya, Pak. Ada, kan? Ini anak saya rewel, nyariin mamanya."
"Istri? Anak?" Satpam itu nampak bingung. Kepalanya digaruk, tatapannya berganti mengamati Daniel dan Angel.
"Iya. Ini anak saya sama Putri. Istri saya ada, kan?"
Saat Angel hendak bersuara, Daniel buru-buru membungkam mulut Angel. Ia juga melotot dan memberikan cubitan di lengan anak itu.
"Diem," bisik Daniel."Bentar-bentar, saya panggil Non Putri dulu."
Daniel mengangguk lalu satpam itu berlari kecil ke arah pintu utama.
Lima menit menunggu, satpam itu kembali. Tentu tidak sendirian, ada Putri di belakangnya.Melihat kedatangan Putri, Angel langsung mengulurkan tangan meminta digendong oleh Putri. Dengan senang hati Putri merebut Angel dari gendongan kakaknya.
"Ternyata lo yang dateng. Pantes kabut hitamnya tadi tebel banget. Aura jahatnya juga kuat. Ngapain lo ke sini?" cibir Putri.
"Adik gue pengin ketemu sama lo. Ya masa gue larang-larang. Kesempatan juga, kan?" Daniel menarik turunkan alisnya seraya tersenyum penuh kemenangan.
"Ngomong apa lo sama satpam gue tadi?"
"Ngomong kalau kita suami istri. Ceritanya Angel jadi anak kita. Terus gue bilang anak kita rewel pengin ketemu mamanya. Halu kok pengin jadi kenyataan, ya?"
"Besok-besok kalau boong kasih masako biar gurih," cibir Putri.
"Angel masuk ke rumah Kak Putri, yuk! Nanti main di dalem. Itu kakaknya suruh pulang aja, ganggu pemandangan," ujar Putri seraya mengusap pipi tembem adik Daniel.
"Jangan Kak, kasihan kudanil. Suluh ikut aja. Nanti kita main kuda-kudaan, kudanil jadi kudanya."
Putri melirik ke arah Daniel yang setia menatapnya.
"Ngapain liat-liat, ntar naksir."
"Emang udah naksir. Lo aja yang nggak peka."
"Nggak usah naksir gue. Lo nggak cocok sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Novela JuvenilDamian Manuel Regata dan Daniel Manuel Regata, mereka kembar. Namun meskipun begitu, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tak hanya menutup diri, Damian juga pendiam, dingin tak tersentuh, sulit berbaur dengan lingkungan sekitar...