Bab 5. Cemburu

27 11 2
                                    

🎶..aku terbakar cemburu..cemburu buta..tak bisa ku padamkan amarah dihatiku.. Padi - Terbakar Cemburu..🎶

"Ay, nanti jadi pulang bareng aku?"

"Emm, kayaknya nggak bisa deh ay."

"Kenapa?"

"Besok ada kunjungan dari sekolah luar ke laboratorium siaran. Aku sama temenku dikasih amanat sama Pak Rofiq untuk persiapan kunjungannya besok. Maaf ya.."

"Brian juga ikut persiapannya?"

"Iya. Soalnya Pak Rofiq sendiri yang nunjuk PJ-nya siapa aja."

Abi menghela napas dalam-dalam. Aku tau, helaan napasnya itu merupakan bentuk rasa cemburunya terhadap Brian mantanku sebelum Abi.

Aku memegang tangannya sambil menatap matanya lalu berkata :

"Aku nggak akan macem-macem kok ay. Sman tenang aja."

Melihat tindakanku itu Abi berkata lagi : "Janji yah? Aku nggak suka kalau sman dapet project sama anak itu lagi. Terlebih dia mantan sman."

"Iya sayang. Janji."

"Awas aja kalau bohong dan sampe CLBK lagi sman."

"Haha apaan sih ay sman itu. Ada-ada aja deh."

"Ya kan banyak tuh kasus CLBK karena sering ketemu atau komunikasi lagi sama mantan-mantannya. Aku takut sman gitu nantinya."

"Astagfirullah. .itu kan mereka. Bukan aku sayang. Sman percaya aku kan?"

Dengan wajah terpaksa, Abi menatap mataku seraya berkata :

"Iyaah.. aku percaya sman ay."

"Nah gitu dong. Senyum dulu ah. Jelek tau kalau sman manyun gitu."

"Gamau."

"Beneran nggak mau?"

"Hemm.."

Tanpa aba-aba, aku langsung menggelitik pinggang Abi agar ia tersenyum dan ternyata berhasil. Ia tersenyum geli dan lupa dengan cemburunya.

Untuk meredam cemburunya aku pun mengatakan : "Nah gitu dong senyum. Kan sman jadi lebih manis tau."

Abi tidak menjawab apa-apa. Namun tak lama kemudian pipinya sedikit memerah. Aku yang melihat rona pipi Abi hanya bisa menggelengkan kepala.

Di hari lainnya..

Aku sedang menjalani rutinitasku sebagai penyiar radio. Karena memang sudah jadwalku untuk siaran. Aku siaran sendiri. Tak jauh dari tempatku, Abi sedang melakukan tugasnya juga. Katanya sih sekalian menunggu siaranku selesai dan bisa pulang bersama-sama. Aku memahami. Mungkin inilah bentuk rasa sayangnya Abi kepadaku.

Saat sedang break announcing, dia menghampiriku untuk sekedar bertanya kapan selesai siaranku. Aku hanya menjawab 'sebentar lagi' dan menyuruhnya bersabar jika memang ingin pulang bersamaku. Namun dia menolak dan bersikeras pulang bersama-sama denganku. Aku tidak memaksa.

Setelah puas berkunjung ke ruang siaranku, Abi kembali ke tempatnya untuk melanjutkan tugasnya. Beberapa menit setelah Abi keluar, tiba-tiba saja Brian masuk ke ruang siaran tanpa permisi.

Aku di ruang siaran kaget namun berusaha mengalihkan rasa kagetku dengan mendengarkan headphone. Mana mungkin aku langsung mengusir Brian begitu saja.

Dari depan ruang siaran, mata Abi memicing dan langsung terlihat tanda-tanda cemburunya. Padahal Brian hanya ingin mengecek berkas-berkas yang ada di komputer ruang siaran sambil bertanya bisa atau tidaknya aku dalam project yang telah disepakati sebelumnya. Aku menjawab sesuai pertanyaan. Namun saat usai berbincang-bincang, ada sms masuk di handphoneku. Dilayar tertulis kontak bernamakan Abi ♡.

Abi ♡
Ciie. .disamperin sama mantannya nih.

Aku tersenyum membaca smsnya. Jika dipikir-pikir memang sedikit lucu juga dengan tingkah cemburunya Abi terhadap Brian.

Selesai membaca sms Abi, aku pun langsung membalas.

Abi ♡
Apaan sih sman? Mulai deh. .

Klik. Sending.

Abi tidak membalas smsku dan hanya melihat dari kejauhan. Rona cemburu terlihat jelas diwajah Abi.

Picingan mata dan hatinya seolah mengatakan :
"Aku cemburu."

Aku yang mengetahui kecemburuan Abi hanya bisa berusaha menenangkan, meyakinkan serta membuktikan bahwa rasa cemburunya Abi telah salah tempat.
                                                                                  ****

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang