Bab 21. Sebelas Mei

4 1 0
                                    

🎶..aku,, cuma ingin jadi,, terbaik untukmuu.. Tangga - Terbaik Untukmu 🎶

Aku bingung. Jika boleh jujur, hari ini adalah hari kelahiran Abi. Momen ulang tahun yang identik dengan pesta dan kejutan, menjadi momen biasa yang dilakukan oleh siapapun yang berulang tahun.

Aku pun demikian. Aku ingin memberikan kejutan di hari ulang tahunnya Abi, kekasihku. Namun, aku bingung ingin memberikan hadiah apa untuk Abi.

1 menit.

2 menit.

3 menit.

Hingga menit kelima.

Akhirnya, aku menemukan ide tentang hadiah yang akan kuberikan nantinya. Aku ingin memberikan hadiah yang memang Abi membutuhkan barang itu ke depannya.

Beberapa waktu lalu, Abi pernah lupa dengan waktu. Ketika terlalu asik dengan pekerjaan atau kegiatan lainnya, ia selalu lalai dengan waktunya bersamaku.

Bukan waktu di sampingku, namun lebih kepada waktu untuk sekedar mengabari bahwa ia sedang sibuk.

Beberapa kali dihubungi tidak merespon, namun ia malah update status medsosnya.

Menyebalkan bukan?

Karena aku tau bagaimana tidak enaknya menunggu, kuputuskan saja untuk mengirim chat yang berisikan : "Yaudah, sman lanjutin aja dulu kegiatane sampe selesai."

Disaat yang sama pula, aku mengirim chat kepada salah satu temanku untuk menemaniku mencari kado ulang tahun untuk Abi. Ada dua barang yang sebenarnya dibutuhkan oleh Abi, yaitu jam tangan dan dompet.

Jam berguna untuk mengingatkan dia bahwa sesibuk apapun kegiatannya, ia harus tetap memberiku kabar. Meskipun hanya sebatas kalimat : "Bentar ya Ay, aku masih sibuk sekarang. Nanti kalau aku udah selesai, aku kabarin sman lagi."

Simpel sekali bukan?

Sedangkan dompet, itu memang karena dompetnya Abi sudah waktunya untuk diganti. Sebenarnya, dia tidak bilang bahwa dia ingin berganti dompet. Namun entah kenapa, aku ingin memberi hadiah ulang tahun yang memang barang itu benar-benar dibutuhkan olehnya.

Sepele tapi berkesan. Sebab dari situ kita bisa mengungkapkan bahwa sebenarnya kita adalah sosok yang perhatian terhadap pasangan.

***

"Lu mau nyari kado apaan emang Ki?"

"Jam tangan,"

"Jam yang gimana modelnya?"

"Pokoknya warna jamnya nggak kontras sama warna kulit orangnya,"

"Oh, oke."

Aku dan Nia berhenti pada sebuah stand jam tangan di Mall Kediri. Mataku tidak berhenti melihat semua jam yang terpajang. Hingga suatu ketika, ada sebuah model jam yang menyita pandanganku. Jam dengan ukuran lumayan besar dibunderannya dengan bahan dasar kaku yang mengelilinginya.

Warna jamnya hitam dengan motif garis berwarna hitam agak pekat dari warna dasarnya.

"Mbak, yang ini ada warna lain pinggirnya ini?"

"Ada kak. Sebentar ya,"

Tak lama kemudian, mbak penjaga stand jam tangan membawa variasi lain dari jam tangan yang kutanyakan sebelumnya. Variannya dibedakan berdasarkan warna pinggiran yang ada pada jam tangan itu.

Ada warna biru dan abu-abu. Lama berpikir, akhirnya pilihanku jatuh kepada warna biru dipinggirannya.

Toh, kalau dipakai Abi tidak akan terlalu kontras dengan warna kulit Abi yang sawo matang, pikirku.

Setelah membeli jam, aku langsung menuju toko alat tulis untuk membelikan kertas kado yang akan ku gunakan sebagai pembungkus hadiahnya.

***
Hari H pun tiba. Aku mengambil ponsel lalu mulai mencari kontak Abi ♡. Aku berniat mengirimkan pesan agar Abi bersedia meluangkan waktunya untuk ngopi bersama.

Abi ♡
Ay, nanti sman sibuk ndak? Kalau ndak, ayo keluar kemana gitu.

Klik. Sending.

Usai mengirimkan pesan kepada Abi, aku melanjutkan perkuliahanku seperti biasanya.

*Abi POV*

Tuing..tuing..

Nada pesan baru berbunyi dari ponselku. Dilayar tertera kontak Kia ^_^. Aku yang semula tidak mood menyimak perkuliahan, menjadi semangat kembali kala melihat kontak dia. Kubuka kunci layar dan pesan darinya.

Kia ^_^
Ay, nanti sman sibuk ndak? Kalau ndak, ayo keluar kemana gitu.

Aku berpikir, Kia ngapain ya ngajak keluar gini? Apa ada yang penting kah?
Namun pikiranku kembali ku tepis dengan buru-buru membalas pesannya.

Kia ^_^
Ndak Ay. Oke Ay, ayo. Setelah aku pulang kerja ya tapinya.

Klik. Sending.

Usai membalas pesan Kia, rasanya aku ingin sekali segera menyelesaikan perkuliahan hari ini lalu menemui Kia. Tapi sayangnya semua itu mustahil. Sebab, dosen dikelasku terkenal dengan disipliner. Jadi, tidak pernah ada jam kosong jika memang benar-benar ada urusan penting. Huft, yaudahlah, batinku lirih

*sepulang kerja*

Aku langsung menghubungi Kia terkait jadi tidaknya pergi keluar bersama malam ini. Sebenarnya, aku ingin mengajaknya pergi saat matahari belum tenggelam, namun, posisiku sebagai anak pertama membuatku berpikir dua kali jikalau ingin bersikap egois. Terlebih terhadap ibuku.

Kia ^_^
Ay, aku udah nutup warung nih. Kits jadi keluar?

Klik. Sending.

Tak lama kemudian, ada balasan pesan dari Kia.

Kia ^_^
Jadi dong sayang. Ini aku lagi siap-siap. Sman kalau udah depan kosku, kabarin yaa.

Aku langsung membalas pesan Kia yang berisi bahwa aku sudah selesai bekerja dan akan on the way menuju kosnya Kia. Berbekal motor beat warna putih dengan kecepatan maksimum, aku menuju ke kosnya Kia. 15 menit kemudian, aku telah sampai di tempat tujuan.

***

"Happy birthday, ya sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu dan apa yang sman harapkan bisa segera terwujud. And the last, semoga tambah sayang sama aku juga ya. Hehehe...."

"Amiin ya robbal'alamin. Makasih sayang, aku nggak nyangka sman bikin surprise begini buat ultahku,"

"Maaf ya Ay, kalau surprisenya norak begini,"

"Gapapa darling,"

Abi langsung melahap satu per satu cokelat yang telah kubuat. Dia juga menambahkan bahwa hal-hal seperti ini, termasuk surprise dan kado ulang tahun, baru pertama kali dia dapatkan. Awalnya aku tidak percaya, namun setelah Abi meyakinkanku lewat ekspresinya, barulah aku percaya.

Alhamdulillah kalau begitu, batinku mensyukuri.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang