Bab 27. Proposal Skripsi

4 2 0
                                    

🎶..sadarkah dirimu, kau langit bumiku, bukalah matamu, kau semua bagiku.. Wali - Langit Bumi🎶

Di suatu sore, di kantin kampus, dibawah rintik-rintik hujan yang menyapa. Aku dan Abi memilih untuk berteduh sekaligus menghangatkan diri dengan segelas kopi yang tersedia.

Namun, saat sedang menikmati kopi dan suasana rintik hujan disore hari, Abi bertanya :

"Ay,"

"Iya sayang, ada apa?"

"Sman nganggur, nggak ada jam kuliah kapan aja?"

"Emm--bentar Ay,"

Aku mengeluarkan binder yang tertuliskan jadwal kuliahku.

"Senin, Rabu, Kamis, sama Jum'at Ay,"

"Oh gituu.. hari Selasanya mau dan bisa bantuin aku nggak sman?"

"Bantu apa itu Ay?"

"Bantuin aku ngerjain proposal skripsiku,"

"Oh oke Ay, aku siap bantuin sman,"

"Makasih ya sayang,"
"Sama-sama Ay,"

Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali, aku dan Abi sudah berangkat ke kampus. Hal pertama yang diminta oleh Abi adalah mencarikan buku referensi untuk bahan proposalnya. Aku mengiyakan dan menyanggupinya. Itulah mengapa aku dan Abi sudah berada di kampus sekarang.

Saat perpustakaan sudah buka, aku dan Abi langsung masuk tanpa disuruh terlebih dahulu. Urusan meminjam buku, Abi menyerahkan padaku seutuhnya. Sebab, ia tau bahwa aku bukanlah seseorang yang anti buku.

***

"Emang sman mau judul proposalnya apa sayang?"

"Belum tau Ay,"

"Kok gitu?"

"Lah emang gimana?"

"Hal yang mau sman gunakan di dalam proposal skripsi sman tentang apa? Pemasaran, humas, atau apa?"

"Oalah, bilang dong. Aku pengen gunain judul tentang strategi eksistensi aliran dalam agama islam Ay,"

"Yaudah berarti judulnya langsung gitu aja Ay. Terus cari buku yang pembahasannya mencakup judul sman tadi."

"Siap bos. Tumben pinter, hahaha...."

"Yeee, ngocol. Nggak jadi dibantuin nih ntar,"

"Hahaha....iya-iya enggak. Bercanda doang Ay. Yaelah..."

Aku yang semula merengut kesal, mendadak tersenyum gara-gara candaan yang dilontarkan oleh Abi. Tak lama kemudian, aku dan Abi langsung mencari buku referensi terkait judul proposal skripsinya Abi. Lalu setelah itu, sedikit demi sedikit langsung menyusun proposalnya.

Malam harinya..

Saat Abi telah selesai bekerja, ia kembali menghubungiku bertanya tentang kesediaanku untuk menemani dan membantunya untuk mengerjakan proposal skripsinya yang belum selesai.

Aku tersenyum jahil. Aku berpikir bagaimana jika aku berpura-pura sibuk, tidak bisa membantu untuk menemani dan menyusun proposal skripsinya Abi. Aku penasaran dengan responnya. Jika dia kekeh menanyaiku, berarti aku memanglah orang istimewa dalam hidupnya. Namun, jika dia pasrah dan menerima alasanku, berarti aku memang tidak istimewa dalam hidupnya.

Aku mulai mengetik...

Abi ♡
Aduh Ay, maaf, kayaknya aku nggak bisa deh kalau malam ini. Aku ada tugas yang deadline-nya besok. Maaf banget ya Ay. 😢

Klik. Sending.

Beberapa menit kemudian. Abi membalas pesanku.

Abi ♡
Yah, nggak bisa ngerjain bareng aja tah Ay?

Aku tertawa kecil saat membacanya. Dalam hati aku berkata : "Maafin aku ya bi, udah ngerjain kamu begini. Tanpa kamu minta pun pasti aku temenin kok."

Aku pun membalas.

Abi ♡
Yaudah Ay, ngerjain bareng sman aja nanti, nggak apa-apa.

Klik. Sending.

***

"Huft, aku capek Ay,"

"Capek kenapa sayang?"

"Capek ngerjain revisi proposal skripsiku. Salah mulu,"

"Yah, jangan nyerah dong. Kan revisi juga buat perbaikan proposal skripsi kamu Ay?"

"I--iya sih emang, tapi kan..."

"Tapi kenapa sayang?"

"Capek revisi mulu. Nyari referensi lagi. Nemuin dospem lagi buat koreksi dll."

"Sayang, untuk menjadi berlian sebuah intan itu harus di bentuk terus menerus dulu hingga jadi berlian yang mahal,"

"Hemm... Iya deh, janji ya Ay, sman jangan ninggalin aku,"

"Iyah, janji. I'll be there for you honey,"

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang