Dia Tak Bahagia (End)

Epilog

Hubungan yang dijalin selama bertahun-tahun pun bukan jaminan bahwa hubungan itu akan ke jenjang yang lebih serius lagi seperti pernikahan.

Diperlukan dua orang yang kuat akan komitmen dan rasa saling mengerti satu sama lain. Jangan pernah mengucap kata berpisah saat emosi sedang meluap-luap.

Sebab, emosi sesaat yang timbul, akan menciptakan penyesalan dikemudian hari. Cerita yang kalian baca adalah kisah percintaanku dengan Abi.

Lelaki yang tadinya ku pikir akan menjadi imam dikehidupanku kelak. Kasih sayang, perhatian, pengertian, serta rasa sabar yang ku berikan untuknya selama ini, ternyata tak berarti apa-apa.

Setelah berpisah karena alasan bosan terhadap hubunganku dengannya, ia justru memamerkan bahwa ia tak bahagia ketika bersamaku.

Semua hal yang ia tunjukan dan lakukan adalah semua hal yang belum dan tidak pernah ia tunjukan dan lakukan selama bersamaku.

Sehingga menyimpulkan sebuah kalimat : "Dia Tak Bahagia"

Sedih, kecewa, marah, semua rasa itu bercampur aduk dalam benak dan fikiranku.

Setelah berpisah pun, Abi tak pernah lagi membalas pesan-pesanku. Seolah mengatakan bahwa ia sudah tak lagi membutuhkanku. Tapi, salahkah aku jika aku ingin berteman dengannya walau status kita sudah tak berpacaran?

Aku belajar untuk menerimanya. Segala perlakuan Abi yang semakin menjadi-jadi. Semakin memamerkan dirinya bahagia dengan dunianya.

Tak apa. Ku biarkan segala rasa dalam benakku bergejolak semau mereka walau hati dan pikiranku meronta-ronta.

Pesanku, untuk kalian yang masih berpacaran, tingkatkan lagi pengertian dan pemahaman kalian terhadap pasangan kalian. Turunkan ego di kala masalah melanda. Dan jangan lupa untuk saling melengkapi satu sama lain. Oke? 😉

Terima kasih telah bersedia membaca, vote dan komen di ceritaku.

Tunggu ceritaku selanjutnya ya. Dijamin nggak kalah baperin. 😄

Sekali lagi thank you so much guys.. 🤗😍😍 salam manis, author..

_Selesai_