Bab 12. Jogging

24 4 2
                                    

🎶..kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah.. Andra and The Backbone - Sempurna 🎶

"Ay, besok minggu sman repot nggak?"

"Enggak sih Ay. Kenapa emangnya?"

"Jogging yuk Ay. Biar sehat."

"Heleh, tumben sman ngajak jogging. Ada apa nih?"

"Haha. .nggak ada apa-apa sih. Cuma pengen jogging bareng sman aja."

"Oke, besok minggu kita jogging."

"Nggak kepaksa kan tapi sman Ay?"

"Nggak sayang. Apa sih yang enggak buat sman."

"Yee. .kumat."

Aku berhasil mengajak Abi untuk jogging bersama-sama. Aku mengajak Abi jogging bukan semata-mata untuk memenuhi egoku saja. Namun untuk membantu Abi merilekskan diri dari berbagai kegiatannya. Dari berbagai kegiatannya itulah, kepekaanku terhadap pasangannya diuji.

Yah, walaupun Abi tidak pernah meminta kepadaku agar aku bisa mengerti dirinya. Bukankah hal yang wajar jika seorang wanita ingin melakukan yang terbaik untuk kekasihnya meskipun hanya sebuah hal yang sederhana?

Aku dan Abi pun mulai merencanakan kemana kah tujuan jogging kita nantinya, berangkat jam berapa dan lain sebagainya. Pekerjaan dan tanggung jawab Abi yang banyak membuat aku berusaha memberi suntikan semangat di sela-sela waktunya. Begitu pun sebaliknya, Abi juga berusaha mencuri waktu agar memiliki quality time bersamaku.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba.
Aku sudah siap untuk jogging. Abi juga sudah mengirimku pesan chat bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju kosku. Setelah membaca pesannya, aku pun memutuskan untuk menunggu di depan kosan.

Setelah 20 menit berlalu, akhirnya Abi sampai di kosanku.

"Udah siap Ay?"

"Udah dong."

"Yaudah yuk berangkat."

Aku pun naik ke jok belakang motornya. Abi melaju motornya dengan kecepatan sedang, karena memang aku sudah mewanti-wanti kepadanya agar melaju motor dengan kecepatan sedang agar bisa menikmati pemandangan yang hanya terjadi di pagi hari saja. Abi setuju. Ia juga merasa bahwa jarang menikmati pemandangan serta perjalanan di pagi hari, terutama dengan pasangannya. Begitulah katanya.

Aku hanya mengangguk mengiyakan. Sebab mataku sedang asyik menikmati pemandangan pagi hari. Dimana ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang berlalu-lalang masuk ke dalam sebuah pasar kecil dipinggir perempatan. Tak lupa juga beragam penjual makanan seperti roti goreng, nasi kuning, batagor, dan lain sebagainya. Selama perjalanan itu juga aku memiliki keinginan untuk mampir ke pasar saat selesai jogging nanti.

Sesampainya ditempat jogging, aku dan Abi memarkirkan motor terlebih dahulu. Setelah itu, kita melakukan pemanasan agar saat jogging nanti tidak terjadi cedera. Sepele sekali, namun jika sampai terlewatkan, cedera saat jogging bisa terjadi jika melewati tahap pemanasan.

15 menit berlalu. It's time to run. Aku dan Abi mulai jogging memutari areal tempat jogging.
Mulai dari kantor BkkbN kabupaten, taman, kolam renang, hingga terminal bus yang ada disekitar terlewati.

Selama jogging, aku sudah membawa sebotol air mineral ukuran 500 ml untuk menghilangkan dahaga. Jadi setidaknya bisa sedikit lebih hematlah.

Saat hendak melanjutkan jogging, tangan Abi mencegah.

"Istirahat dulu ya Ay. Aku udah capek soalnya." Kata Abi dengan napas terengah-engah

Aku menghela napas, "Hmm, yaudah, kita istirahat dulu aja."

"Makasih sayang,"

"Tapi istirahatnya sambil jalan aja Ay. Sekalian pendinginan juga abis jogging. Ntar kalau duduk malah nggak bagus buat ototnya."

"Iya Ay. Oke. Yuk mulai jalan."

Aku berdiri dan memegang tangan Abi untuk membantunya berdiri. Melihat tanganku yang terulur ke arahnya, membuat Abi menyunggingkan senyum manis khasnya. Senyum yang membuatku merasa spesial saat dia menyunggingkan senyum itu.

Sepanjang perjalananku menuju tempat parkir, ternyata juga banyak pedagang makanan dan barang-barang seperti yang kulihat dijalan tadi. Yah, sama. Yang membedakan hanya tempatnya saja.

Jika tadi yang ku lihat adalah pasar tradisional. Namun yang sekarang ku lihat adalah pasar versi moderennya. Jika pada umumnya pasar menjual kebutuhan memasak seperti beras, bumbu dapur, ikan-ikanan dan lain sebagainya. Pasar moderen justru menjual makanan siap saji seperti nasi uduk, lauk pauk, aneka jajanan pasar dan lain sebagainya. Aku pun kembali ingat akan keinginanku berbelanja sayuran untuk ku masak di kosan nanti.

"Ay ..."

"Iya Ay, kenapa?"

"Nanti sepulang jogging mampir ke pasar dulu yuk."

"Haha. .tumben, mau ngapain sman?"

"Belanja lah. Masa iya mau ngamen. Sman ish."

"Emang sman bisa masak?"

"Yee, jangan salah. Gini-gini di kosan aku sering masak loh Ay."

"Yaudah, kapan-kapan masakin aku coba. Pengen tau gimana rasanya."

"Oke, siapa takut."

Setelah itu aku dan Abi tiba diparkiran motor dan langsung bergegas menuju pasar terdekat. Sempat kaget, karena orang-orang yang berada dipasar banyak yang mengira jika kita adalah pasangan pengantin muda yang baru saja menikah. Aku dan Abi hanya saling tatap dan mengaminkan semua ucapan para pedagangnya.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang