Bab 24. Handphone #1 : Milik Abi

4 2 0
                                    


🎶..berada dipelukanmu, mengajarkanku, apa artinya kenyaman, kesempurnaan cintaa.. Rizki Febian - Kesempurnaan Cinta 🎶

Abi ♡
Ay, sman kapan ke kampus?

Chat dari Abi sudah mampir ke nomorku sejak pagi tadi. Aku pun langsung membalas pesannya.

Abi ♡
Jam 9nan Ay. Ada apa emangnya?

Klik. Sending.

Aku bertanya-tanya dalam hati perihal alasan dibalik Abi menanyakan kapan aku ke kampus. Semakin lama semakin ku pikirkan. Akhirnya kuputuskan untuk segera menyelesaikan kegiatanku dan berangkat ke kampus.

Sesampainya di kampus. Abi sudah duduk di depan laboratorium. Dia menyambutku dengan senyuman manis dan isyarat agar aku duduk di sampingnya.

"Udah lama Ay disini?"

"Nggak juga kok Ay,"

"Sman ada apa tanyain ke kampus tadi Ay?"

"Nih. Mau ngasih ini aku ke sman,"

"Apa ini Ay?"

"Coba buka aja Ay,"

Abi memberikan sebuah kotak berwarna putih. Dan saat ku buka kotaknya, di dalam kotak itu terdapat sebuah handphone samsung berukuran kecil. Aku terharu.

Ternyata, Abi begitu memikirkan segala keinginan yang pernah aku ucapkan kepadanya. Memang, aku pernah bercerita kepada Abi bahwa aku menginginkan handphone android yang mana terdapat fitur Instagram, BBM, dan lain sebagainya. Namun, aku tidak pernah menganggap serius dan hanya sekedar bercerita saja.

"Ay, ini kan...."

"Itu handphone buat sman. Maaf ya, aku cuma bisa kasih handphone begitu doang. Tapi insyaAllah, bisa kok dibuat Instagram-an sama BBM-an Ay."

"Ya ampun sayangg..."

Tanpa sadar air mata menitik deras di pipiku.

"Loh kok malah nangis? Katanya mau handphone yang begitu kan sman?"

"Iya, tapi sman kenapa jadi repot beliin begini sih?"

"Aku nggak pernah repot kok Ay. Selama aku mampu dan aku bisa, pasti aku akan usaha wujudin semua keinginan sman. Oh iya, satu hal lagi,"

"Apa Ay?"

"Nanti kalau sman bikin akun instagram atau BBM dipakai berdua ya,"

"Kenapa gitu Ay?"

"Aku takut sman macem-macem di medsos nanti. Semua kemungkinan itu ada kan Ay?"

"Iya sih emang. Tapi sman kan tau aku gimana Ay. Masa iya, sman masih takut aku selingkuh gitu?"

"Ya masih lah Ay, apalagi mantan sman kan disini tuh,"

"Astagfirullahaladzim. Yaudah Ay iyadeh."

Abi mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji?"

"Janji sayang, ish."

Senyum Abi kembali merekah. Aku yang melihat hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja.

***

Keesokan harinya, aku dan Abi berangkat ke kampus bersama. Sesampainya di kampus, Abi mengajakku mampir ke kantin terlebih dahulu sebelum akhirnya ke ruang kelas. Katanya, dia ingin sarapan dulu.

"Sman udah sarapan tah Ay?" tanya Abi kepadaku.

"Belum. Aku ndak biasa makan pagi Ay. Makan pagi ya jam 9nan ke atas. Yah, sman tau lah gimana aku,"

"Minum susu cokelat mau?"

"Boleh Ay. Yaudah aku pesen dulu ya,"

Setelah pesan, aku menyusul duduk di tempat duduk yang sudah di duduki oleh Abi. Baru saja meletakkan pantatku ke kursi, Abi langsung menodongku.

"Mana handphone yang kemarin Ay?"

"Ha? Mau ngapain sman?"

"Pinjem buruan."

"Hmm--bentar..."

Aku pun langsung mengeluarkan handphone yang diminta dan menyerahkannya kepada Abi. Abi tersenyum penuh kemenangan.

Namun, saat melihat-lihat medsosku, ada pesan chat whatsapp masuknke nomorku. Disana tertera nomor salah satu mantanku. Sontak Abi langsung meletakkan handphone itu di meja sambil berkata :

"Tuh, mantan sman ngechat. Dibales dulu aja."

Aku sedikit takut. Takut bila Abi berpikiran negatif terhadapku. Namun, aku menyikapinya dengan santai sambil berkata :

"Sman balesin aja Ay kalau hapenya sman yang bawa dan aku masih ke kamar mandi."

"Sman yakin?"

"Kalau aku nggak yakin, ngapain aku nyuruh  sman aja yang balesin Ay,"

"Ya kali aja sman masih sayang sama mantan-mantan sman Ay. Tuh buktinya masih dihubungin."

"Ya bodo amat. Yang penting sekarang kan aku udah pacaran sama sman Ay. Masalah mereka masih sayang sama aku terserah mereka."

"Kok sman punya kontak whatsappnya dia?"

Aku menarik napas panjang lalu berkata :

"Sayang, kontak whatsapp itu kan kayak kontak biasa. Kalau kontaknya punya whatsapp ya otomatis muncul sendiri di kontaknya. Kan sman tau sendiri."

Abi terdiam. Tak lama kemudian, makanan dan minuman  pesanan aku dan Abi datang.

Seketika itu juga suasana teralihkan. Abi langsung memakan menu sarapannya. Aku juga langsung menyeruput cokelat panas pesananku sambil memperhatikan sikap lucunya Abi.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang