Bab 20. Kedai Es Krim

5 1 0
                                    

🎶..mungkinkah aku ini, menjadi satu-satunya yang terakhir.. Tata Janetta - Satu-satunya Cinta🎶

"Ay, disini ada kedai es krim nggak ya?"

"Kenapa emangnya Ay?"

"Ya mau makan es krim lah Ay. Ya masa mau beli semen."

"Haha, kali aja."

Abi langsung browsing terkait kedai es krim yang terletak tidak jauh dari kampusku.

Yah, begitulah Abi. Ia selalu mengupayakan apapun yang aku inginkan. Padahal, tidak semua keinginanku itu harus terpenuhi pula.

Aku pernah bilang kepada Abi begini : "Ay, kalau semisal aku minta sesuatu apa gitu, sman iyain aja ya. Jangan diturutin kalau keadaan nggak memungkinkan ya,"

Abi hanya mengangguk dan menjawab : "Iya Ay,"

15 menit kemudian.

Abi mengirimiku beberapa screenshoot lokasi kedai es krim terdekat. Aku melihat dan mengingat alamat-alamat yang tertera. Sebab, dari situlah caraku menentukan dekat atau jauhnya suatu tempat.

Setelah itu, kuputuskan untuk mensurvey langsung kedai es krimnya pada keesokan harinya.

***

Abi ♡
Ay, udah siap belum? Kuliahku hari ini kosong. Dosennya nggak dateng semua.

Aku menghela napas. Lalu tersenyum lega. Namun sedikit cemas, karena kuliahku tidak kosong seperti kelasnya Abi.

Tapi yasudahlah, apa salahnya menyuruh Abi menunggu hingga kuliahku selesai? Toh, cuma ada satu matkul ini, batinku menalar.

Aku pun membalas pesan Abi.

Abi ♡
Belum Ay. Aku masih ada kuliah. Selesainya nanti jam 10.20, kira-kira kelamaan nggak Ay?

Klik. Sending.

Abi membalas.

Abi ♡
Oh, yaudah Ay. Aku tungguin sman aja sampe selesai kuliahnya.

Aku tersenyum membacanya. Senyum karena apa yang aku harapkan benar-benar kejadian. Aku pun langsung membalasnya.
Abi ♡
Oke sayang 😘 makasih udah mau nungguin aku yaa..

Klik. Sending.

Sesaat sebelum perkuliahan berakhir, aku kembali bertanya kepada Abi terkait posisi dimaa ia berada sekarang. Ponselku bergetar, pertanda ada whatsapp masuk. Ketika kulihat layar, tertera nama Abi ♡.

Abi ♡
Aku di kantin Ay. Sman kesinio.

Huft. Untung aku belum mencari ke kelasnya, batinku

Setelah membaca pesan Abi, aku pun langsung menghampirinya di kantin. Terlihat dari kejauhan, ia sedang berkumpul dengan beberapa temannya. Seperti sedang mengobrolkan sesuatu hal yang hanya ia dan teman-temannya yang mengerti pembahasannya.

Hingga pada akhirnya aku datang, ia pun berkata :

"Berangkat sekarang Ay?"

"Kalau sman nggak sibuk Ay. Mendung soalnya. Takut kehujanan di jalan,"

Saat Abi hendak beranjak, salah satu temannya berkata :

"Iri deh ngeliat kalian. Makin lama makin mesra aja,"

Aku dan Abi saling menatap. Tanpa sadar, ucapan temannya membuatku dan Abi senyum-senyum sendiri.

***

Sesampainya di kedai es krim.

"Silahkan kak, mau pesen apa?" ucap salah satu pramusaji saat melihat aku dan Abi duduk.

Aku melihat menu es krimnya lalu memesan : "es krim cokelat topping chocochipsnya satu sama kentang gorengnya ya mbak,"

"Baik. Masnya mau pesen apa?"

Berganti Abi yang melihat menu sebentar, lalu memesan : "es krim rasa kopinya satu deh mbak,"

"Baik. Tunggu sebentar ya mbak dan mas."

"Iyaaa.."

Sambil menunggu pesanan datang, aku dan Abi memanfaatkan waktu yang ada untuk selfi bersama. Karena tempatnya yang kekinian, aku pikir tidak ada salahnya mengabadikan gambar disini.

Cekrek. Cekrek.

Jadilah beberapa foto selfi berdua. Ada foto yang berpose sama-sama imut dan sok manis, ada foto yang cemberut, dan ada juga foto yang berpose jutek.

Tak lama kemudian, pesanan es krim pun datang. Di depanku sudah tersedia dua buah gelas es krim cokelat dengan topping chocochips, es krim rasa kopi dan dua buah gelas kecil air putih.

Sesaat setelah pramusajinya pergi, Abi berkata :

"Ini air putihnya buat apaan Ay?"

"Ya buat diminum pas udah selesai makan es krimnya atuh sayang,"

"Lah masa makan es krim pake air putih juga gini?"

"Yaudah, kalau nggak mau, sman nggak usah minum aja airnya Ay,"

Abi hanya cengar-cengir saja menjawab perkataanku barusan.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang