Bab 31. Ayam Geprek

4 2 0
                                    

🎶..ku buka mata, dan ku lihat dunia, telah ku terima, anugerah cintanyaa.. Letto - Lubang Hati🎶

Abi
"Halo, Ay sman dimana sekarang?"
K

ia
"Masih di kelas Ay, kenapa?"

"Masih kuliah sman?"

"Ndak. Baru aja selesai. Cuma masih pengen di kelas aja. Ada apa sman telpon?"

"Aku laper. Ayo makan bareng Ay, hehehe..."

"Yee, kirain ada apaan. Emang mau makan dimana sman?"

"Kelas sman dimana wes? Aku tak kesana aja biar bisa ngobrol langsung sama sman."

"Kelasku di ruang F103."

"Oke. Aku kesana sekarang. Tunggu ya Ay,"

"Injeh,"

Klik. Abi menutup telponnya. Aku pun langsung menunggu Abi di depan kelas. Beberapa temanku sempat bertanya akan kemana aku pergi. Namun dengan singkat, aku hanya menjawab : "Lagi mau keluar sama doi."

Mereka langsung mengerti dan hanya menyoraki dengan candaan tidak berfaedah. Baru lima menit aku keluar kelas, Abi sudah terlihat berjalan menghampiri dan duduk di sebelahku.

"Yuk. Berangkat sekarang Ay,"

"Eh, tunggu dulu. Emang sman mau makan apa ini? Mie atau nasi?"

"Emm, nasi Ay."

"Makan di kantin?"

"Nggak tau Ay,"

"Ha? Jadi belum tau mau makan apa dan dimana sman?"

"Ya terus gimana? Aku emang nggak tau mau makan apa dan dimana kok Ay. Aku cuma laper dan pengen makan bareng sman."

Aku diam sejenak lalu berpikir. Setelah berpikir, aku mencoba mengusulkan kepada Abi sebuah menu favoritku dikala bosan melanda selera makanku.

"Ayam geprek mau?"

Kini gantian Abi yang diam lalu berpikir. Namun tak lama kemudian Abi menjawab :

"Yaudah Ay, ayo berangkat."
Aku tersenyum lega lalu mengangguk dan mengekor dibelakang Abi menuju parkiran untuk mengambil motor dan menuju kedai ayam geprek langgananku berada.

Selama di perjalanan, Abi terus bertanya masih jauh atau sudah dekat. Terlihat jelas bahwa ia sudah sangat lapar sekali. Ide jahil pun muncul dalam pikiranku lalu ku bilang saja kalau kedainya masih jauh sekali.

Sesampainya di kedai.

Aku dan Abi langsung disambut oleh seoran pramusaji yang tak lain adalah si pemilik kedai itu sendiri. Setelah melihat menu yang tersedia, aku dan Abi memesan dua porsi ayam geprek mozarella dan es teh manis sebagai menu makan siang berdua.

Saat sedang menunggu pesanan datang, tak berapa lama, beberapa orang yang tidak asing muncul dan ikut makan juga di kedai.

"Loh, ada Abi toh disini?" kata salah seorang perempuan yang tidak lain adalah teman sekelas Abi.

"Iyeh, kenapa emangnya? Lu tumben juga makan disini?"

"Yee, gapapa sih. Cuma mastiin aja gue. Yah, bosen aja gue makan di kantin mulu. Keganggu ya lu?"

"Kaga sih. Biasa aja. Cuma tumben aja gitu."

"Haha...bilang aja kalau lu ke ganggu Bi. Ngaku lu!"

"Dih, terserah lu dah mau anggep gimana. Bodo amat!"

"Hahaha..."

Aku yang mendengar dan menyimak percakapan mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala saja.

Tak lama kemudian pesanan datang. Abi pun langsung menyergap pesanan dengan lahapnya.

***

"Ay, sman nggak pengen delivery order apa gitu yuk."

"Aku jarang begitu Ay. Pasti langsung makan di tempatnya."
"Ya makanya aku ajak sman delivery order Ay,"

"Emang mau DO apa sman?"

"Em, ayam geprek yang kemarin bisa DO juga nggak ya Ay?"

"Ha? Sman udah jatuh cinta sama ayam geprek kemarin itu?"

"Hehe, kayaknya sih gitu. Udah yuk, buruan DO Ay, aku laper banget nih..."

"Yaudah bentar,"

Kemudian aku mengirimkan pesan kepada si pemilik kedai, yang sebelumnya aku dan Abi pernah makan disana agar membuatkan ayam gepreknya lalu mengatanrnya ke tempatku berada sekarang sesuai aplikasi.

"Udah belum Ay?"

"Udah sayang. Sabar talah. Sman tumben nggak makan di kantin aja Ay?"

"Nggak ah. Ketagihan sama ayam gepreknya."

Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mendengar alasan yang dilontarkan oleh Abi.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang