Bab 17. Kelinci

6 2 0
                                    

🎶..sesungguhnya dia ada di dekatmu, tapi kau tak pernah menyadari itu.. Drive - Dia🎶

*di rumah Abi*

"Sman ngapain?"

"Nih bersihin sekaligus motong kelinci,"

"Ya ampun, ini kelinci Ay?" kataku sambil mencolek-colek tubuh hewan yang berada di depanku

"Kenapa emang Ay?"

Aku diam sejenak, lalu menghela napas dan berkata :
"Aku jadi kangen miko Ay,"

"Miko siapa Ay?"

"Miko kelinci aku,"

"Haha. .bercanda sayang. Ish,"

Aku merengut kesal. Tapi tetap mencolek tubuh hewan yang sudah tak bernyawa di depanku. Seperti anak kecil yang duduk dan melihat jasad hewan peliharaannya yang mati. Entah tertabrak kendaraan yang lewat, atau mati karena makanannya diracuni oleh seseorang.

Abi tertawa kecil melihatku. Tak lama kemudian tante Endang, ibunya Abi pulang berbelanja dari pasar.

"Eh, ada Kia toh?"

Aku menengok dan langsung menghampiri beliau untuk salim.

"Iya tan, tante habis dari pasar?"

"Hehe, iya nih. Lagi pada ngapain?"

Abi langsung tak sabar memberitahukan ibunya.

"Ini buk, abis bantuin mbeleh kelincinya. Tapi Kia malah mau nangis gitu masa,"

Aku mencubit lengan dan memelototi Abi dengan mata seperti pembunuh.

"Loh kenapa Kia?"

"Kia ke inget sama kelinci di rumah tante,"

"Oalaah, yaudah-yaudah kalian sarapan dulu sana. Kebetulan tante beli banyak nasi pecel. Tuh tante taruh di depan tv,"

"Tapi ini belum selesai buk,"

"Uwis talah, maem'o disek wae. Nanti dilanjut maneh lek wes bar maem'e,"

"Nggeh buk,"

Abi langsung menarik lenganku untuk segera mengikutinya ke ruang tv.

***

Hari ini aku libur kuliah, itulah mengapa kemarin aku memilih untuk liburan di rumah saja. Sebelum pulang, Abi juga telah mengetahui bahwa aku pulang ke rumah. Ia bilang, agar aku menikmati waktu liburanku dan jangan tergesa-gesa kembali ke kosan. Aku mengangguk mengiyakan.

Hal pertama setelah aku mandi adalah melihat kelinciku, Miko. Setelah melihat dan ngobrol sebentar dengan Miko, aku mengambil ponselku dikamar. Aku berniat memotret Miko lalu mengirim fotonya kepada Abi.

Abi ♡

Nih Ay yang namanya Miko, lucu kan? 😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih Ay yang namanya Miko, lucu kan? 😄

Klik. Sending. Tak lama kemudian Abi membalas pesanku.

Abi ♡
Yaudah, besok pas balik ke sini dibawa aja sekalian. Biar aku sate tuh Mikonya. 😈

Bibirku mengerucut sebal saat membaca pesan dari Abi. Tapi aku tahu, bahwa sebenarnya Abi hanya berusaha meledekku saja. Aku sengaja tidak membalas pesan Abi untuk berpura-pura bahwa aku sedang marah.

Enak aja disate, orang ini aku pelihara dari masih bayi kok, batinku kesal

Namun siapa sangka jika kepura-puraanku membuahkan hasil. Abi berhasil terpancing dan mulai mengirimiku spam chat via whatsapp.

Abi ♡
Ay,

Ay,

Ay,

Marah to sman? 😯

Jangan marah dong sman Ay. 😣

Aku cuma bercanda doang.

Nggak beneran kok.

Aku tersenyum licik. Merasa bahwa aktingku cukup baik untuk mengerjai Abi.

Sukurin, biar tau rasa! batinku dengan percaya diri.

Namun, semakin banyak pesan yang dikirim oleh Abi, membuatku menjadi tidak tega bila terus-menerus mendiamkannya seperti itu. Maka ku putuskan saja untuk membalas pesannya sekali.

Abi ♡
Ndak Ay, aku nggak marah sama sman kok. Tadi--

Saat tengah mengetik, Abi tiba-tiba malah menelponku. Aku menghela napas sejenak lalu mengangkat teleponnya.

Kia ^_^
Iya, halo

Abi ♡
Sman marah banget to Ay?

Ndak kok Ay,

Beneran? Kok ndak bales chatku?

Iya, ini tadi abis dari belakang. Jadi lama balesnya.

Emm, yaudah. Syukurlah kalau sman ndak marah. Aku tadi cuma bercanda Ay. Sumpah.

Iya-iya sayang, aku tau kok.

Maafin aku ya Ay kalau bercandaku keterlaluan.

Iya sayang, nggak apa-apa.

Aku tak bisa menahan tawaku. Sikap Abi yang polos saat aku mengerjainya, membuat rasa geli tersendiri pada perutku.

Lalu percakapan kita beralih pada pertanyaan : lagi apa, sudah makankah, dan lain sebagainya.

***

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang