Bab 50. Sendiri

23 1 0
                                    

🎶..salahkah aku atas perasaan ini, yang tak mampu menutupi, aku masih cinta kamu.. Adilkah Ini - Tia Afi🎶

"Ay, aku nyesel banget. Plis, sman jangan giniin aku dong. Aku nggak suka."

Aku tetap diam tak bergeming. Tak lama kemudian, bibirku berkata :

"Aku tau, aku emang sayang dan cinta sama sman. Tapi nggak seharusnya sman gunain semua perasaan aku itu sebagai mainan. Sman sadar nggak kalau apa yang sman gunain itu salah?"

"Iya, aku tau. Dan sadar kalau salah."

"Bagus kalau sman sadar."

Aku langsung berlalu meninggalkan Abi begitu saja. Namun, Abi tidak menyerah dan terus mengikutiku kemana pun aku pergi. Karena risih dilihat banyak orang, aku berusaha menyamarkan kemarahan dan kemalasanku terhadap Abi.

***

Entah mengapa, malah muncul rasa malas dan segan dalam benak dan pikiranku terhadap segala hal tentang Abi. Bahkan, mimpiku untuk hidup bersamanya pun turut hilang dan buyar tak tau kemana.

Jujur aku kecewa dan sedih sekali. Mengetahui seseorang yang aku sayang dan cinta menyalahgunakan semua yang ku berikan padanya. Pembelaan dan kebanggaan yang pernah ku lakukan di depan keluargaku pun terasa percuma dan sia-sia belaka.

Ya, sudahlah.

Aku berusaha ikhlas. Aku berusaha sabar.

Walau pun kalau boleh aku jujur, hingga sekarang, aku masih sangat amat menyayanginya. Selalu. Hanya saja, aku menyembunyikan itu semua darinya. Dengan berpura-pura menjadi orang sibuk dan tidak mengeluhkan segala yang kurasakan.

Sejuta usaha Abi mengembalikan kepercayaanku padanya akan percuma. Sebab, mencari kepercayaan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Right?

Yang pasti, saat ini, aku memilih untuk sendiri saja. Tidak dengan Abi atau dengan siapapun. Sudahlah. Biar ku obati sendiri luka ini. Dengan atau tanpa Abi sekalipun.

Satu kata untuknya : "Terimakasih untuk segalanya. Maaf, jika selama kita dekat, aku banyak merepotkanmu, Bi."

***

Setelah sekian lama bersama, aku tak pernah menyangka bahwa akan secepat ini menyandang status sendiri tanpa pasangan. Yah, seperti itulah kira-kira.

Banyak hal yang awalnya terasa sulit bagiku dalam menyandang status sendiri. Mulai dari susah tidur karena terbayang-bayang kenangan yang ku lalui bersama Abi, menangis ketika melihat story Abi bersana wanita lain, hingga berkurangnya nafsu makanku sampai sakit beberapa hari.

Namun, sekarang, aku sudah bisa menerima dan ikhlas atas apa yang telah terjadi padaku. Apapun yang Abi lakukan dan rasakan, aku berharap dia selalu bahagia.

Bahagia atas pilihannya walau tanpa aku sekali pun. Terima kasih untuk beberapa tahun belakangan ini.

Terima kasih pernah menempatkanku menjadi bagian terpenting dalam hidupmu walau hanya sesaat.

Terima kasih untuk kenyamanan dan perlindunganmu saat aku merasa takut pada keadaanku.

Dan,
Terima kasih atas kasih sayang, cinta dan perhatian yang selama ini kamu berikan untukku.

Satu hal yang harus kamu tahu bahwa "Aku bangga pernah menjadi milikmu Bi,"

Dia Tak Bahagia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang