Bab 4

211 10 0
                                    

Hari ini Fate akan kembali update, maaf jika sudah menunggu lama. Karena masih banyak yang harus di revisi ulang agar cerita lebih menarik lagi. #terusbacaceritakami

**
Sketsa

"Siapa dia?"

**

Ruang serba putih itu seakan membuat dia hanya menarik nafas malas, bau obat yang menyengat begitu kuat membuatnya terganggu. Dia melihat kearah atas, ruangan itu begitu putih dan membosankan. Dia melihat pakaian yang selalu saja membuat dia ingin cepat melepasnya.

"Bisakah aku pergi"tanyanya kepada perawat yang datang untuk melepas infusnya. "Aku hanya patah tulang, bukan mau mati"

"Tuan Ilalang, anda masih harus di cek apakah masih ada tulang yang retak. Jadi, anda bisa pulang 1-3 minggu ke depan."

"Bilang aja aku dikurung disini"kesalnya

"Apa?"tanya suster ketika mendengar Ilalang bergumam tak jelas.

"Sus, aku harus menemui seseorang. Dan aku tidak ingin berlama-lama disini"

"Saya permisi"

Dia merasa kesal karena dia tidak bisa keluar. Rasanya membosankan sekali berada disini. Dengan kaki yang di balut dengan gips yang keras.

"Ah, aku bisa beneran gila di sini."ucapnya yang bergegas mencari baju ganti.

**

Naik ke kursi roda, dia memang selalu melakukan hal yang akan membuat orang lain kesal. Dia mulai berjalan pelan menyelusuri setiap lorong rumah sakit. Dia melihat kearah dimana dia bisa keluar dengan aman dan bergegas menemuinya. Menanyakan kenapa dia tidak datang untuk melihatnya?

Dia melajukan kursi roda itu dengan cepat. Sebelum dia terkejut ketika melihat wanita yang berdiri di depannya. Membuat dia menatap dengan tatapan bingung. Wanita itu salah satu pasien disini.

"Kalau kamu pergi, aku bakalan panggil pihak keamanan"ucapnya setengah mengancam. "Kurasa memang ha-"

"Ijinkan aku pergi, aku hanya ingin menemui seseorang saja."ucapnya memohon.

Dia hanya mengulurkan tangannya. "Rain"ucapnya

Dia menatap tangan itu dengan ragu. "Penyakitku tidak menular kok, kamu tidak akan kenapa-napa aku jamin."

"Ilalang"ucapnya menerima uluran tangannya. "Aku harus pergi"

Dia mencoba mendorong kursi roda itu namun, wanita itu masih saja menghalangi.

"Apa yang kamu mau sih?"

Dia hanya terdiam dan meninggalkan Ilalang begitu saja. Membuat Ilalang makin bingung dengan tingkahnya. Sebelum suara suster membuat dia pasrah karena jika dia lari dia akan dikejar oleh pihak keamanan di rumah sakit.

"Sus, aku itu hanya mau-"

"Tuan Ilalang harus berada di kamar, karena akan ada pemeriksaan."

"Kenapa suster selalu memanggilku Tuan?aku masih muda kali."

"Baiklah, dek Ilalang. Dimohon kembali ke kamar, jangan bermain kursi roda karena berbahaya."ucapnya yang mendorong kursi rodanya ke kamarnya.

Dia masih memikirkan gadis yang baru saja menghalanginya dan pergi begitu saja. "Rain"gumamnya.

Dia melihat kearah suster yang sedang mendorongnya. "Suster, apa kamu benar-benar sudah mengirim surat ke alamat itu?"

"Saya rasa surat itu harusnya sudah sampai, memang kenapa?"

"Lalu, siapa yang membiayai rumah sakit ku?"

"Orang tua kamu, kenapa?"

"Orang tua"ulangnya. "Ah, mereka selalu seperti itu."

Suster itu hanya terdiam melihatnya, dia memang tidak pernah dijenguk siapapun. Bahkan orang tuanya hanya menitipkan barang yang dia perlukan.

**

Dia terdiam dan kembali mengambil buku gambar dan pensil. Dia mulai menggambar sketsa kumbang kura-kura yang sedang hinggap di atas ilalang. Namun, pikirannya kembali ke wanita yang ditemuinya di lorong.

"Siapa dia?"gumamnya

Suara decit pintu terbuka, terlihat wanita dengan gaun putih selutut yang tengah tersenyum kearahnya. Namun, wanita itu tidak asing baginya. Senyum di bibirnya membuatnya sempat terpaku olehnya.

"Hai"sapa nya ramah.

Dia hanya melihat wanita dengan wajah imut itu, dia tidak yakin mungkinkah dia pernah melihatnya di suatu tempat. Tetapi, wajah yang tampak bahagia itu seolah mengingatkan dia pada wanita yang pernah ditemuinya dua tahun lalu atau bukan.

"Hai"sapanya.

Dia langsung duduk begitu aja di ranjang Ilalang membuat dia menatap wanita itu sedikit heran.

"Kamu siapa?"tanyanya.

"Aku adalah lukisan yang kamu buat"jawabnya begitu tenang.

"Hah!"

"Iya, aku adalah binatang kecil yang kamu gambar."ucapnya

"Lebah"

"Kok kamu aneh sih, jelas itu kumbang bukan lebah"dia hanya menatap wanita itu terheran. "Kenapa?"

Dia kembali melihat wanita itu sedikit heran, dia melihat sekeliling seolah dia yang memiliki tempat itu. "Apa kamu hantu?"tanyanya cemas.

"Bisa saja, tidak banyak orang yang melihatku. Bukan tidak banyak malah tidak ada, hanya kamu yang bisa melihatku sekarang"dia melihat Ilalang yang menatapnya sedikit takut. "Kenapa?"

"Ah tidak, aku harus pergi sekarang."ucapnya yang hampir terjatuh

Namun, wanita bergaun putih itu dengan cepat memeganginya. "Wah, aku bisa menyentuhmu."ucapnya kegirangan.

"Apa?"

***

Ok teman pembaca yang Budiman. 😁

Cerita ini murni fiksi belaka ya teman pembaca. Si penulis hanya ingin menceritakan kisah-kisah yang mungkin menarik saja 😂. Buat para fans yang idolanya terlibat dicerita ini. Maaf ya,😊

Vote komen akan penulis dengarkan asal jangan menggunakan bahasa kasar atau yang penulis tidak mengerti. TERIMA KASIH,

Saranghaeyo 💕

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang