Bab.51

23 3 0
                                    

Playlist
BTS JIMIN (지민) - Promise (약속)

**
Asumsi
Kenapa wanita yang dibencinya kini berada dihadapannya?

🌺

"Mau kemana?"tanya Langit yang melihat Bintang ingin pergi. "Aku berharap kamu bisa menemukan jawaban dari traumamu."

"Maksudnya"

"Aku tidak yakin, dulu dia seumur denganmu waktu dibawa ke panti. Dia begitu pendiam, hingga kejadian aneh menimpanya. Dia pingsan hampir satu minggu, seketika dia berubah. Semua memori buruknya hilang begitu saja, hari ini aku seperti melihatnya kembali seperti dulu."

"Kenapa kamu ceritakan ini sama aku?kamu bisa buat dia sembu-"

"Aku tidak tahu, yang pasti kamu harus menolongnya dan dirimu sendiri."ucap Langit yang menepuk pundaknya lalu pergi.

Dia melihat kearah Bulan yang terbaring begitu lemah. Dia teringat dimana dia dibawa kesini?di paksa masuk kedalam sini. Dia tidak yakin, dia hanya ingin melihat dunia yang Indah.

"Bintang, Bintang jangan"teriakan itu membuat dia melihat kearahnya dengan cepat.

Air matanya jatuh begitu saja dipipinya. Seolah, dia tengah merasakan luka yang teramat sakit. Keringat itu membasahi keningnya, membuat Bintang mengusapnya dengan handuk kecil. Dia tidak tahu, apakah dia yang membuat Bulan menjadi seperti ini.

"Bintang"teriaknya yang membuka kedua matanya. 

Tiba saja dia memeluk Bintang yang ada disampingnya. Mata Bintang membulat sempurna, dia tidak mengerti haruskah dia seperti ini sekarang.

"Bul-an"ucapnya terbatah.

"Jangan, jangan lakukan itu lagi. Aku takut kamu benar-benar akan pergi dariku."ucapnya yang membuat Bintang tidak mengerti. "Aku nggak mau kamu seperti itu"

"Bulan ada apa?"ucapnya yang melepas pelukannya.

"Jangan lakukan itu, janji padaku"ucapnya yang menangkup tangannya ke pipinya. "Jangan ya"

Bintang mengangguk pelan, dia hanya berusaha untuk membuat dia berhenti menangis. "Aku tidak akan melakukan itu."

Langit yang melihat diluar hanya mampu terdiam. Dia tidak mengerti, kenapa dia merasa marah? Dia merasa hati dan otaknya tidak bisa untuk diajak kompromi kali ini.

"Aku nggak bisa bohong lagi, aku memang mencintainya."gumamnya yang melihat Bulan dan Bintang di langit malam.

"Bisakah kamu membantuku"ujar Venus yang melihat kearah Langit.

"Tidak bisa."jawaban itu cukup jelas untuk Venus. "Aku serius."

**

March menatap kearah Dandelion dengan tatapan heran. Tidak biasanya dia terlihat seperti ini, kalau murung dan sering marah-marah itu memang sikap dia.

"Kamu mau aku bunuh hari ini juga"ucapan itu membuat March makin penasaran saja. "Aku bakal bu-"

"Kamu nggak lagi patah hati kan?"ucapnya membuat dia hanya menghela nafas. "Nah bener, kak Dio patah hati"

"Suttt...kak, jangan gitu"ucap Ilalang yang membuat Dandelion melihat kearah mereka bergantian.

Dia merangkul mereka berdua dan membuat mereka sedikit bingung. "Kamu berdua mau nasi goreng nggak"ucapnya yang membuat mereka mengangguk setuju.

"Ok, ayo kita pergi."

"Kemana?"tanya March

"Ke antariksa"ucap Ilalang yang lari mengikuti langkah Dandelion.

"Antariksa?hai Alang, tunggu"teriaknya.

"Kakak sudah tidak marah lagi"tanya Ilalang yang membuat Dandelion menatapnya. "Baiklah, aku akan diam."

"Kurasa dia berhak bahagia, aku tidak akan mencegahnya pergi."ujarnya yang membuat dia tersenyum.

**

" Kak Langit tahu tentang wanita yang di cintai kak Dio dan kak Kala."ucapan itu membuat Langit berhenti melangkah.

"Antariksa maksudmu?"dia mengangguk pasti. "Aku tahu, dia mencintai March"

"Apa?"

"Awalnya aku pikir dia mencintai Ilalang, ternyata aku salah."seketika Venus benar-benar terdiam.

"Venus"suara itu membuat Venus menatap kearah July yang tengah melihatnya.

"July"ujar Langit tak percaya melihat July di depannya.

Seketika Venus mengerti bahwa Langit menyimpan sesuatu pada July. "Lama tidak bertemu."

"Hai"sapaan canggung itu membuat dua orang itu seperti orang yang bodoh dalam sesaat.

Langit mencintai July, dan bukan Bulan itu adalah faktanya. Namun, July sadar bahwa Venus juga menaruh hati padanya.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang