Bab.54

18 1 0
                                    

Playlist
Ben - Memory (INDO SUB) MV Introverted Bost OST:

**
Merasakan
dia tengah menyimpan luka yang teramat dalam.

🌺

Bumi berlari mengelilingi kompleks, dia merasa angin dan bau embun pagi seakan menebarkan bau petrichor. Apakah hujan turun begitu lebat tadi malam? Dia terus berlari hingga dia menemukan wanita itu, dia mendekap tubuhnya sendiri. Wajahnya terlihat begitu pucat, dia tidak tahu sepertinya dia menggigil kedinginan.

"Ven-"tubuhnya terlihat sempoyongan.

Bumi hanya memperhatikan langkah kakinya, dia tidak menyadari bahwa dia tengah diikuti. Dia merasa bahwa wanita ini tengah memikirkan sesuatu yang membuat segala fikirannya terbebani. Dia hanya terus meningkutinya hingga tiba disebuah rumah yang tidak terlalu besar dengan gerbang kayu didepan rumahnya.

"Arghhhh, hik..aaa"tangisan itu seakan begitu memilukan.

Bumi terdiam melihatnya yang terduduk disana, kakinya sulit untuk mendatanginya. Dia hanya bisa terdiam melihatnya yang memukul dadanya berberapa kali. Kakinya ingin melangkah namun, terhenti ketika seorang wanita seumurnya keluar dari rumah itu.

"Venus!"

"Aku harus gimana Jul, aku harus gimana?"ucapnya disela tangisnya.

"Kamu nggak harus gimana-gimana, sekarang kita masuk" wanita itu membantunya dan melihat kearah Bumi sekilas.

July tahu, alasan dia tidak akan pernah bisa menerima segalanya namun, tidak dengan Bumi yang tidak mengerti akan sikapnya yang berubah tiba-tiba.

"July!"seketika langkahnya mendekat kearah gerbang rumah itu.

Beberapa menit kemudian July keluar dia melihat Bumi dengan mata membulat sempurna.

"Beberapa hari ini kamu kemana?"pertanyaan itu membuat July hanya menatapnya terdiam. "Aku tanya, beberapa hari ini kamu kemana?"

"Aku akan pergi, beberapa hari ini aku sibuk."

"Kemana?"

"Aku di pindah dinas ke Jeju. Mungkin akan menetap disana."seketika Bumi menatap diam kearahnya. "Semoga ujian kepolisan itu berjalan lancar ya."

Dia beranjak pergi namun, Bumi mencegahnya.

"Lalu, kenapa Ven- maksudku orang tadi menangis?"

"Dia hanya- dia hanya sakit perut"

"Kenapa?"tanyanya sekali lagi.

Dia menarik nafasnya dalam dan menatap kearah Bumi, penjelasan itu cukup masuk akal. Tetapi, kenapa itu harus kembali terjadi. "Aku mohon, agar kamu tidak memarahinya. Mungkin, perasaan sulit untuk di ubah bukan."

"Bukankah, dia mencintai orang lain"seketika Bumi menatap July dengan mata penuh tanya.

"Ku rasa, dia mencintai orang yang selama ini mampu memahaminya. Bukan aku, ataupun Venus."

"Baiklah, aku mengerti."

**

Bumi memutuskan untuk pulang saja, moodnya hari ini tiba saja hancur seketika. Dia tidak ingin merasakan luka namun, kenyataan itu berbanding terbalik dengannya sekarang. Luka itu muncul, setelah dia mengenalnya.

"Lo kenapa?"tanya Kala yang datang dengan ember ditangannya.

"Nggak"

"Tumben jawaban lo singkat, biasanya lo akan bilang sesuatu sama gue. Patah hati lo ya, ah mana mungkin lo patah hati. Gebetan aja nggak punya apalagi pacar"

"sendiri juga, nggak pernah jelas sama hubungan."ujarnya yang membuat Kala menatao tak percaya.

"Ish, benar-benar ya."kesalnya. "Ada apa?cerita sama aku."

"Nggak mau, mulut kakak kaya rem blong."ucapnya yang beranjak pergi meninggalkan Kala yang hanya terdiam nggak ngerti.

Dia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Memejamkan matanya dan kembali melihat wanita itu menangis begitu keras. Dia tidak tahu, seolah dia tengah menyimpan luka yang teramat dalam.

"Ah, aku bisa gila lama-lama."ucapnya yang kembali fokus dengan dunianya. "Haruskah, haruskah ku cari tahu."

"Cari tahu apa?"tanya March yang langsung masuk kekamarnya begitu saja. "Kakak, lagi jatuh Cinta ya."

"Kamu masuk nggak ketuk pintu dulu."kesalnya.

"Kak Bumi lagi PMS ya, sensitif amat"ucapnya yang memakan jajanan ditangannya.

"Ini buatku kan"dia menariknya yang membuat March memancungkan bibirnya.

"Nggak usah cemberut, aku tahu mulutmu lebar."

"Ah resek ah"

Dia meninggalkannya sendiri dikamar. Pikirannya kembali ke wanita tadi, dia masih memastika apa yang sedang dia sembunyikan? Melihat March datang membuat dia ingin menanyakan semuanya. Dia bilang, kalau dia pernah ada hubungan namun dia berkata yang lainnya. Lalu siapa yang di sukai March sebenarnya? Dan Venus tidak mencintai Ilalang lalu.

"Kak, aku pinjem komputernya"ujar Ilalang yang langsung duduk di atas kursi. "Ini sudah ak-"

"Jangan!"

Seketika suara keras itu membuat semua orang berlari kedalam kamar Bumi.

"Ku rasa, ini tontonan yang menyenangkan"ujar Bintang yang mengambil alih duduk Ilalang.

"Sepertinya, kamu harus membuang semua file virus itu dari komputermu."dia menarik ketiga anak kecil itu keluar dari kamarnya.

"Astaga, Ilalang."ujarnya yang menghela nafasnya dalam.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang