Bab.23

70 6 0
                                    

Playlist
Bangtan -Run

*sepesial part*

Bersamamu
Ketika bersama lebih membahagiakan dibandingkan sendiri walaupun dipenuhi akan segalanya.-KL

**

"akhirnya kita berkumpul bersama, apa ada yang ingin kalian rencanakan?"Kala kini melihat ke enam adiknya yang hanya saling melihat satu sama lain. "kalian tidak ada rencana apapun"

Mengangguk pelan

"Astaga, ah kalian sudah ada janji dengan orang lain"tanyanya lagi.

"Kak, bisakah kita pergi lusa saja."ucap Langit yang membuat Kala menatap tajam kearahnya. "Aku ada praktek"

"Ok lah, kita pergi lusa saja"

"Yes, aku bisa ketemu kumbang dan Rain"ucap Ilalang semangat

"Kumbang?"ucap March menatap Ilalang tak percaya.

"Hmm"

"Siapa kumbang?"tanya Bumi penasaran.

"Iya, namanya unik sekali. Apa dia laki-laki?"tambah Dandelion

"Yah, kalau dia laki-laki mana mungkin dia semangat gitu"ucap Langit yang menjitak kepala Ilalang. "Kumbang, apa dia kekasihmu?"

"Ah, aku akan menemui Kumbang dan Rain. Dan dia bukan kekasihku"

"Lalu Rain siapa?"tambah March penasaran.

"Kalian berdua bodoh sekali"ucap Dandelion yang melihat kearah mereka kesal. "Ah, aku harus pergi sampai nanti."

"Kau mau bertemu dengan perempuan diitukan"ucap March menatapnya penuh curiga.

"Perempuan"
"Siapa?"
"Benarkah"
"Wah, hebat"
"Wanita siapa?"

Ucap mereka berlima saling bergantian.

"Ah begini, jadi kemarin dia itu ber-"

Dengan cepat dia membungkam mulut March. "Kalian tahu, dia itu selalu bercanda. Jangan percaya apapun yang dia katakan."

"Kak Dio lepaskan, wah apa kau mau membunuhku sekarang?"

"Mungkin saja"ucapnya menatap tajam.

"Sudahlah, kita akan pergi lusa. Mengerti"Ucap Kala menengahi perselisihan mereka.

"Kau tidak pergi"tanya Dandelion yang membuat semua orang menatap Kala.

"Memang aku harus pergi kemana"tanyanya yang membuat ke tiga adiknya menatapnya curiga.

"Yakin kau tidak akan pergi, ke tempat itu"tambah March.

"Memang aku harus kemana?"

"Iya, kau tidak mau kesana. Hanya sekadar melihatnya sebelum kau kerja"ucap Langit ikut-ikutan.

"Kak, dia pasti akan menunggu kak Kala."ucap Ilalang melihat kearah kakak tertuanya itu.

"Iya, kau tidak akan kesana. Dia pasti senang kau datang menemuinya"ucap Bumi yang menatapnya penuh harap.

"Memang dia mau bertemu siapa?"tanya Bintang yang membuat mereka menatapnya tajam. "Ok"

"Hai, kalian kenapa sih?aku nggak akan kemana-mana jadi, kalau kalian pergi jaga diri kalian baik-baik."ucapnya yang melihat kearah mereka (i'm ok but, i afraid) secara bergantian.

Dia melihat kearah Dandelion, dia mungkin diam tapi, dia tahu bahwa dia masih mencintai wanita itu. Kenapa dia melepaskan perasaannya?padahal, ada orang lain yang di tunggunya.

"Aku nggak akan pergi"ucap Dandelion yang duduk kembali di sofa.

"Aku juga. Aku mau tetap disini saja. Lagipula, aku juga tidak akan bertemu dengannya."March kini duduk disamping Dandelion yang membuat ke empat lainnya bingung.

"Kalian berdua kenapa?tadi kalian yang semangat pergi sekarang kalian malah tidak jadi"ucap Langit tidak mengerti.

"Iya, apa kau berencana meninggalkan kita lagi?"ucap Bintang yang membuat semua terkejut.

"Tidaklah, aku kan sekarang bersama kalian mana bisa aku pergi."

"Lalu kenapa kau menolak menemuinya?"ucap Ilalang penasaran.

"Dia hanya akan terluka jika aku menemuinya"ucapnya yang membuat mereka semua terdiam. "Ah sudahlah, lebih baik kalian pergi sekarang."

"Tidak"ucap Dandelion tanpa ekspresi.

"Aku juga tidak akan pergi"tambah March

Dia melihat kearah Dandelion dia berpikir bahwa kakaknya ini telah melupakan cinta semalam dua tahun ini.

"Dan apa alasan kalian tidak pergi?"pertanyaan ilalang membuat mereka saling bertatapan. "Kak, kalian berdua tidak akan menjawab ku."

"Bukankah kamu harus menemui kekasihmu, pergilah."ucap Dandelion mengalihkan pembicaraan.

"Benar,pergilah"tambah March ikut-ikutan.

"Kalian berdua aneh sekali"ucap Bumi yang merasa heran.

"Aku juga tidak akan pergi"dia duduk diantara March dan Dandelion. "Aku akan menemani kalian berdua."

"Adik kecil, pergilah. Mungkin dia merindukan kamu"ucap March yang menggelitik lehernya.

"Iya, pergilah"ucap Dandelion begitu lembut.

"Tidak"ucapnya yang melirik mereka berdua tajam.

"Kalian bertiga, sungguh seperti saudara yang begitu takut pada adik kecilnya. Sudahlah, lebih baik kita menjalankan aktifitas masing-masing. Dan kau, temui lah dia, ditempat yang berbeda. Datang kearahnya dan genggam tangannya."ucap Bumi yang meninggalkan mereka lebih dahulu.

"Aku harus pergi, nanti malam kita bertemu lagi."ucap Langit bergegas pergi. "Ayo bintang"

"Ah,aku juga bye"ucapnya yang mengikuti langkah Langit.

"Kalian bertiga tidak akan pergi"ucap Kala menatap mereka bertiga. "Apa yang sebenarnya kalian pikirkan?"

"Aku takut kau melakukan itu"ucap March menatap Kala dengan cemas.

"Saat kau bilang waktu itu, membuatku sulit melupakannya"tambah Dandelion yang membuat dia sedikit takut.

"Hmmm, aku juga. Saat di atap beberapa tahun lalu membuatku sulit untuk melupakanmu. Apalagi, setelah kakak meninggalkan kami tanpa alasan."tambah Ilalang.

"Kalian akan terluka jika terus bersamaku"ucap Kala yang membuat mereka menatapnya tajam. "Aku hanya akan membuat kalian bahagia. Dan aku tidak akan pernah lagi membuat kalian menderita."

"Kurasa begitu."ucap Dandelion menatap kedua adiknya itu. "Yah, lebih baik kita pergi saja."

"Kak"
"Kak Dio"

"Dia tidak membu-"dengan cepat dia mendekap mereka bertiga.

"Maafkan aku, aku tidak akan meninggalkan kalian lagi."

Langit, Bintang dan Bumi ikut memeluk mereka dengan begitu erat.

"Maafkan aku"ucap Kala begitu lirih.

"Kita harus membenarkan semuanya, jangan berlari lagi."ucap Bintang yang membuat mereka semua tersenyum.

Namun, Kala masih kepikiran. Ketika perlahan mereka akan kembali saling menyakiti satu sama lain. Diantara persahabatan tak akan pernah ada yang namanya melukai mungkinkah, ada. Ketika mereka saling mencintai orang yang sama dalam waktu yang berbeda.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang