Bab.21

63 6 0
                                    

Playlist
Bangtan -for you

**

Seolah Bahagia Tiba...
'hidup itu bukan tentang sekarang, besok ataupun kemarin.'

🌺

"Kau pasti punya pacar ya"ucapan March membuat Dandelion menatapnya tajam. "Aku hanya tanya kali kak tapi, kalau iya apakah dia cantik"

"Kamu bawel banget sih"ucapnya yang fokus kembali dengan makanannya.

"Hiss, tinggal jawab iya apa sih susahnya"kesalnya.

"Kalau iya pun, kamu mau ngapain."

"Benarkah"dia menatapnya tak percaya.

"Nggaklah"

"Siapa juga yang mau sama dia?"tambah Kala yang membuat Dandelion tersenyum.

"Iya juga ya, kalau adapun, dia cewek yang hebat banget."

"Emang aku singa"ujarnya yang melihat kearah langit sore.

"Kamu itu bukan singa tapi macan kumbang."ucap March setengah tertawa. "Ah, nggak lucu ya."

"Bantuin ketawa"ucap Dandelion yang membuat mereka bertiga tertawa bersama kecuali March.

March terdiam ketika melihat July berjalan kearahnya. Wanita itu berjalan begitu tenang menuju stasiun bawah tanah. Dandelion mengikuti arah pandang mata March membuatnya hanya tersenyum.

"Masih membencinya"

"Tidak"

"Kenapa hanya melihatnya?"

"Nggak papa"

"Kalau masih suka bilang, jangan hanya diam."

"Ah nyebelin."

"Dih, ngambek"

"Kelamaan sama Alang, kamu ikutan resek"desus March kesal.

"Samperin"ujarnya. "Sama mantan nggak harus segitunya kan"

"Nggak, siapa bilang dia mantanku?"

"Apa?"teriakan itu membuat semua orang menatap Dandelion. "Terus, selama ini kamu anggap dia apa?wah, parah!"

"Kita cuma deket" bisiknya.

"Ada apa?"tanya senja yang tiba saja muncul dan melihat kearah Dandelion.

"Apa yang apanya apa"

"Iya, apa?"

"Apanya apa?"tambah Dandelion.

"Yaitu apa, apa yang apanya apa"

"Ah, kalian berdua bikin aku pusing"ucap March yang kembali terdiam.

"Emang apa sih, yang apanya apa?"ucap kala yang ikut tidak mengerti.

"Apa¹ itu hewan peliharaannya Avatar."ucap Dandelion yang membuat mereka semua tertawa. "Aku bener kali, bison terbang itu miliknya."

"Kamu masih sama"celetuk Senja yang membuat mereka menatap kearahnya kecuali Dandelion. "Ah, bukan apa-apa. Aku hanya asal bicara."

"Kenapa kembali?"

"Ada yang tertinggal?"

"Hati ya"tambah March yang membuat Senja menatap Dandelion sejenak kemudian berganti menatap March.

"Sepertinya, aku telah melukai hati seseorang. Ah, kurasa aku terlalu lelah aku pergi?"

Dandelion benar-benar terdiam karena Senja. Kala hanya menatapnya melihat Senja dengan penuh cinta.

**

March pergi terlebih dahulu meninggalkan Kala dan Dio. Dia berjalan menuju kearah gerbong tua ditepi kota. Disana dia bisa mencari sesuatu yang hilang, rasanya kembali kesana lebih nyaman ketimbang ke rumahnya.

"Kamu mau kemana?kamu nggak bakalan matikan"suara itu seketika membuatnya terkejut. "Maaf, aku mengikuti mu tadi."

"Aku udah tahu kok, lo selalu melakukan hal itu."

"Aku cuma suka melakukan apa yang ku suka?tapi, aku nggak pernah mikir resiko dibelakangnya."ucapnya menatap kearah March. "Aku hidup hanya untuk diriku sendiri, padahal banyak yang perduli."

"Kenapa kamu melakukan itu?"

"Aku merasa di dunia ini tidak ada orang baik. Mereka menolong hanya karena belas kasihan tapi, setelah aku lihat kamu dan sahabatku. Aku baru sadar, masih banyak orang baik di dunia ini."

"Kamu hidup sendiri"tanya March berhati-hati.

"Aku tinggal di tempat yang mungkin tidak ingin orang kunjungi"ujarnya yang membuat March menatapnya. "Kenapa?"

"Tidak, kamu mengingatkan aku akan seseorang"

"Aku dulu mempunyai teman, tapi perlahan mereka meninggalkan aku tanpa alasan. Aku ingin tahu kenapa?hanya itu saja"ujarnya yang membuat March terdiam.

Seketika perkataan itu membuat dia teringat pada Bumi. Dia tahu pasti bahwa Bumi selalu ada didekatnya meskipun dia sering buat ulah. Namun, March meninggalkan dia tanpa alasan yang jelas.

"Kamu tahu, apa yang lebih menyakitkan dari kehilangan?"

"Kehilangan yang akan membawa pada penderitaan."jawab March menatap wanita itu.

"Bukan"

"Terus"

"Kehilangan yang paling menyakitkan adalah kehilangan semangat hidup."ucapnya setengah tertawa.

"Benar, kehilangan semangat hidup itu lebih menyakitkan."

"Kamu pernah melakukannya."

"Sesekali, aku keluar dari penjara. Pagi itu aku menemui kakakku sebentar lalu pergi ke sebuah dermaga."ucapnya menatap kearah langit. "Aku nggak tahu apa yang ada dalam otakku, aku loncat dari sana. Didalam air itu aku merasakan rasanya air yang begitu dingin mulai masuk kedalam tubuh. Seketika tawa senyum semua tergambar begitu jelas. Saat aku mau naik lagi seluruh tubuh tak bisa aku rasakan. Aku kira akan mati saat itu juga. Saat aku bangun, aku sudah ada di ambulance. Aku tidak perduli, setiba di rumah sakit aku langsung pergi. Setelah itu aku dapat masalah gara-gara kamu."

"Jadi waktu itu kamu"

"Udahlah, aku juga nggak pernah kepikiran lagi mau bunuh diri."

"Kenapa?"

"Ada yang bila padaku, 'hidup itu bukan tentang sekarang, besok ataupun kemarin.' kalaupun aku bunuh diri. Urusan di dunia selesai tapi, dengan Tuhan belum tentu selesai."

"Bahkan, aku tidak yakin akan perkataan itu"ucap Wanita itu yang menatapnya dengan senyum yang begitu manis. "Siapa yang mengatakannya?"

"Wanita yang membantuku keluar dari air. Aku tidak jelas dengan wajahnya, tetapi dia manis dan baik."

***

Apa¹(Appa)=bison terbang (Avatar the legend of Aang)

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang