Bab.61

16 2 0
                                    

Playlist
T-ara & Davichi - We Were In Love

**
Aku membutuhkan kamu #2
Tetapi, aku tidak akan merebut dia darimu

**

"Kamu!"ujar Kala yang menatap Kumbang tak percaya.

"March"seketika dia menatap kearah March yang mengatur nafasnya. Tak jauh dari mereka berdiri, dia menatap pria itu seolah tak percaya bahwa dia berada disana. Dia berlari kearah March tanpa memperdulikan Kala yang berada di depannya.

"Kenapa kamu pergi begitu saja"ucapnya yang membuat Kumbang menatap tak percaya.

Dia langsung memeluknya tanpa berpikir panjang, membuat March seketika membeku karena Wanita itu. Lyli menarik Ilalang dan Langit yang datang bersama.


"Kalian merasa aneh nggak sih sama mereka berdua"ucap Ilalang yang membuat langkah mereka terhenti. "Mereka seolah menyembunyikan sesuatu ya-"

"Alang"teriakan itu seketika membuat mereka melihat kearah wanita yang sedang berlari kearah mereka.

Wanita itu tiba saja memeluk Alang dengan erat dan menangis dalam peluknya. Langit melihat kearah July yang hanya tersenyum miris melihat kejadian dihadapannya.

"Alang, maafkan aku"satu kata itu mampu membuat Ilalang benar-benar luluh.

"Wah, setelah kamu dicampakkan sama pria lain. Kamu datang ke Ilalang dengan mudahnya, kamu pikir dia-"protes Lyli

"Ah, Ilalang. Kita sebaiknya pergi saja ya."ujar July yang menarik Ilalang Lyli dan Langit pergi.

" July, kamu nggak lihat kalau dia juga cuma manfaatin Ilalang aja."ucapan itu membuat July hanya tersenyum.

"Alang, tidak mungkin ada hati sama perasaan yang sama. Lebih baik kita pergi"ujarnya. "Pesawat akan berangkat malam ini. Maaf, aku memesan tiket sesuai dengan jadwalmu. Kurasa Kumbang harus bertemu Kala tetapi, aku salah dia harus bertemu March."

Lyli menarik Ilalang pergi dan membuat Langit hanya melihatnya yang makin lama,makin menjauh.

**

July masih terdiam dengan minuman dihadapannya, seolah minuman itu tak mampu mengusik kegelisahan dalam otak dan hatinya.

"Kamu harusnya tegas sama dia, nggak kaya gini. Galau sendiri kan."ujar Langit yang mengerti perasaan July

"Aku mendingan mati aja ya"ucapnya yang membuat Langit dengan cepat menjitak kepalanya. "Aaa... Kok di jitak kepalaku sih."

"Biar kamu cepet sadar."ucapnya yang membuat July manyun. "Kamu suka sama dia tapi, dia nggak suka sama kamu kan."

Dia menatap kearah Langit yang sedang melihatnya serius."kamu nggak usah ngeledek ini aku deh."

"Siapa juga yang ngeledek?aku cuma bicara fakta kali."

"Ah, serah aja."

Dia kembali dalam pikirannya. Dia tidak pernah tahu, mengapa dia selalu mengusik ketenangan dalam hidupnya?Dia pikir hanya untuk berterima kasih ternyata terima kasih itu malah berujung pada perasaan tak terbalaskan.

"Aku rasa, aku salah deh disini."

**

March masih melihat kearah Bintang yang tengah asik dengan anak kecil yang mengamen di tepian jalan. Keperdulian dia terhadap orang lain membuat March paham, tapi dia juga takut jika itu juga terjadi pada Kumbang.

"Dah"anak kecil itu berlari pergi setelah diberi uang. Tanpa berkata apapun, dia langsung lari begitu saja. "Ah, mereka lucu sekali."

March tidak pernah melihat dia sebahagia ini. Dia bisa berlari tanpa pernah berhenti lagi, dia akan terus seperti ini dan menjadi dirinya sendiri.

"Bintang?"

"Yah"sapanya.

"Kamu suka sama Bulan."

Dia terdiam melihat March mengatakan itu semua, dia seketika tersenyum dan menatap kearah lain.

"Dia hanya teman yang mampu memahami ku, dia hanya teman yang mampu mengerti akan hatiku. Tetapi, aku tidak akan merebut dia darimu"

Jawaban itu membuat March terdiam, dia tidak tahu jika Bintang akan memahami perasaannya. Bintang hanya mencoba menyembunyikan segala perasaannya untuk membuat Bulan tetap tinggal disisinya.

"Aku tahu, kamu mencintainya. Lebih dari perasaanku untuk Bulan"seketika March terdiam dengan pernyataannya.

"Tidak, aku tidak pernah mencintai dia. Aku hanya perduli padanya sebatas adik teman!"elaknya.

"Hmm, kalau gitu aku tidak harus melarangnya."dia tersenyum dan menepuk pundak pelan. "Aku pergi dulu."

"Kamu tahu dia pergi hari ini"ujarnya yang membuat Bintang menatap March. "Dia bersamanya, dia dengan Kumbang"

"Itu pilihan dia, aku tidak bisa mencegahnya."

"Karena kamu jatuh cinta ke Bulan"seketika Bintang hanya tersenyum dan beranjak pergi.

"Datangi dia sesekali, agar dia cepat sembuh"teriaknya yang membuat March tidak mengerti.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang