Bab.58

23 3 0
                                    

playlist
Bangtan -spring day

**
Asing
akankah mereka sekarang bahagia atau diam-diam kembali terluka.

**

Kali ini dunia seolah membuat mereka berhenti melupakan segalanya. Seolah mereka berada pada permainan mereka sendiri. Merasakan rasanya gelisah hingga sulit sekali untuk mereka bisa beranjak pergi.

"Yes aku menang"teriakan Kala membuat mereka hanya menghela nafasnya. "Wah suasana apa ini?ayolah, satu kali lagi kita main."

"Kakak sendiri aja"ucap Bumi yang berlalu pergi.

"Kak, tungguin"Bintang ikut-ikutan kabur dari permainan itu.

"Aku lapar"tambah Senja yang membuat alasan yang cukup bisa diterima.

"Aku harus ke toserba,bye"kali ini Dandelion yang membuat Kala hanya melihatnya. "Kenapa mereka semua juga pergi?"gumam Dandelion keluar.

Kala hanya mendecak pelan karena pasti jawabannya selalu sama.

"Dio, tunggu"teriak Senja yang membuat Kala hanya menatap mereka berdua.

"Sepertinya aku harus menemui Bulan, hari ini dia akan pulang dari rumah sakit."ujar Bintang yang berusaha melarikan diri.

Dia berjalan keluar dan pergi, Langit yang kembali dari luar melihat Kala yang tengah membereskan mainan itu.

"Mereka semua kemana?"tanyanya.

"Pergi"

**

Kala masih terdiam, melihat kearah orang-orang yang tengah mengayuh sepeda tua itu. Rantai tua yang telah usang dimakan waktu membuatnya terdiam ketika mendengar suara decitan yang khas.

Seketika dia teringat akan mereka berenam, akankah mereka sekarang bahagia atau diam-diam kembali terluka. Mereka begitu asing kembali, seolah ada yang mereka sembunyi darinya.

Dandelion yang tiba saja sibuk dengan dunianya kembali, Ilalang yang sering melamun dan hanya diam di rumah. Langit dan Bintang yang seolah tengah berseteru. Bumi yang akhir-akhir ini sering murung. Bahkan March, yang bertingkah konyol setiap saat tapi, bukankah dia memang seperti itu.

Dunia imajinasi mereka sungguh berbeda-beda, mereka punya cara mereka sendiri tapi, akankah mereka tidak akan terluka setelah ini. Dandelion, Bumi, Langit, Bintang, March dan Ilalang. Mereka membuat kala selalu terjebak pada ilusi yang terlihat begitu nyata.

**

Dandelion melihat kearah March dan Ilalang yang tengah berbicara serius.

"Kak, please temu dia tolong."ujarnya yang membuat March tidak bergeming. "Kak!"

"Sudah aku bilang, aku tidak mau."

"Apa kakak tahu dia?"

"Cukup Ilalang, jangan paksa aku."ujarnya yang ingin kembali masuk.

"Kak, dia hanya butuh kakak melihatnya."

"Ilalang tolong, aku yakin dia akan bahagia."

"Kakak bohong tentang hubungan kakak dengan July waktu itu. Sekarang kakak akan membohongi perasaan kakak lagi."

Dandelion tiba saja membeku di sana, apa yang dia pikirkan? Semua tampak sangat jelas dan menyakitkan buatnya.

"Dio?"ujar Senja pelan ketika melihat Dandelion terdiam melihat mereka berdua.

"Kak, aku tahu kalau ada yang mencintai dia lebih dari kakak. Tapi, ijinkan dia buat-"

"Buat apa Lang? Aku hanya akan menyakitinya terus menerus."

"Dia akan pergi hari ini juga."

Seketika Dandelion berjalan dan pergi berlari entah kemana, dia tidak memperdulikan Senja yang berada di sana.

"Taxi"teriaknya.

"Aku ikut"ujar Senja yang ikut mencemaskan Dandelion.

Mereka berjalan ke bandara, entah siapa yang akan ditemuinya. Dia bahkan tidak tahu penerbangan apa yang dia naiki. Dan membuat Senja merasa bahwa dia akan kehilangan kendali dirinya sendiri.

March yang melihat Dandelion dengan Senja hanya bisa menghela nafasnya dalam. "Dia akan menemukan cintanya."

"Kak!"teriak Ilalang yang akhirnya menarik Ilalang untuk menemuinya.
***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang