Bab.60

24 2 0
                                    

Playlist
BTS(방탄소년단) _ I NEED U

**
Aku membutuhkan kamu #1
"Kalau gue jatuh Cinta gue juga harus siap buat terluka, dan itulah takdirnya."

**

"Dio dengarkan aku dulu"dia menggenggam erat tangan Dandelion dan membuat Dandelion terdiam sejenak."please, sekali ini"

Dia memutar balikan tubuhnya dia menatap wanita berambut ikal itu dengan tatapan sendu, air mata yang mengalir di pipinya hanya membuat Dandelion makin merasakan luka.

"Kamu pernah dengar suara jantung yang berdetak tak ada hentinya, seolah oksigen menghilang disekitarnya. Ekor mata yang selalu mencari kemana dia berada, bisakah kamu merasakan segalanya."ujar Dio menatap Senja dengan rasa kecewa dalam hatinya.

"Dio aku ak-"

"Aku nggak tahu dia bakal melakukan ini sama, dia seolah mencintai tapi, dia bersama orang lain."

"Dia pasti punya penjel-"

"Stop"teriaknya. "Aku nggak sebodoh itu Senja, aku juga manusia. Aku punya hati yang nggak bisa di mainin sesuka hatinya kaya gini."

"Dio, aku nggak pernah tahu kalau-"

"Kalau apa?kalau aku bakal jatuh Cinta sama dia. Aku udah tahu resikonya kok."

"Dio, dengarkan dia dulu"ucap Kala yang membuat Dandelion menatapnya kesal.

Lyli yang berada di sampingnya hanya terdiam membeku.

"Kalau aku jatuh Cinta aku juga harus siap buat terluka, dan itulah takdirnya."dia meninggal mereka yang dikejar oleh Kala.

Lyli hanya bisa melihat dia yang semakin menjauh dan menghilang.

"Aku mencintaimu, mencintaimu"ucap Senja disela tangisnya.

Lyli hanya bisa melihat Senja yang menangis karena Dandelion. Entah, darimana mereka sampai membuat Dandelion segitu membencinya.

"Kak Senja?"

**

Bumi masih terdiam, beberapa saat lalu dia dapat notifikasi bahwa Kala sudah bersama dengan Dandelion. Tapi, dia tidak bisa meninggalkan Venus sendiri disini dalam luka hatinya.

"Kamu nggak pergi"pertanyaan itu seketika hanya membuat dia terdiam. "Kamu harus pergi, sebelum kamu menyesalinya."

"Maksudnya?"

"Lupakan ucapan aku tadi, mending kita pulang"ucapnya yang melepaskan topi itu. "Terima kasih, sudah menemaniku"

"Bisakah kamu cerita, kamu kenapa?"

"Aku, tidak apa-apa"dia menahan tangisnya kembali. "Aku hanya tak mampu untuk melupakannya"

Bumi terdiam ketika dia berkata tak mampu melupakannya dia hanya bisa melihatnya dengan tatapan tak percaya.

"Seandainya, aku datang lebih cepat mungkin dia akan selamat. Seandainya, aku tidak mengabaikan dia mungkin dia tidak akan melakukannya. Seandainya-"

Dia memutar tubuh Venus 45° hingga menghadapnya. Dia menatapnya dengan tatap tanya yang sudah lama muncul dalam benaknya.

"Kamu ceritakan semuanya"ucapnya yang membuat Venus hanya tertunduk tak bisa berkata apapun.

**

Beberapa jam Bumi masih menunggunya, wanita itu tak kunjung menceritakan segalanya.

"Setiap orang punya rahasianya masing-masing jika, kamu tidak mau mengatakannya tak masalah."ucapnya yang menepuk pundaknya pelan.

"Venus"teriakan itu membuat Bumi terdiam, wanita itu tengah berlari dengan dua pria yang berada dibelakangnya. "Kamu nggak papakan"

Bumi melihat dua pria itu yang tengah celingak-celinguk nggak jelas. "Kalian berdua ngapain disini"

"Hai kak"
"Kak Bumi"

March seperti terkejut ketika melihat wanita itu dihadapannya. "Kau wanita di kantor polisi."

Bulan dengan cepat menginjak kakinya dan membuat dia merintih kesakitan. "Ah, dia kalau ngomong suka ngasal."

"Kalian sepertinya dekat sekali, sejak tadi kau juga mencemaskan dia kak March."tanya Ilalang yang membuat dia merangkul pundak.

"Ahhh, Alang sebaiknya kita pergi saja."ucapnya yang mendorongnya menjauh dari sana.

"Saya juga, tolong jaga dia."

Venus masih terdiam, dia hanya melirik kearah Bumi yang melihat mereka berjalan menjauh pergi. "Bukankah seharusnya March ada di bandara lalu siapa yang kesana?"ujar Venus.

Bumi melihat kearah Venus dengan tatapan bingung. "Dia juga akan pergi hari ini."

Dia menunjuk arah Langit yang berjalan mencari seseorang. "Langit?"

**
July masih melihat Kumbang yang melihat kearah pintu masuk, apa yang sebenarnya dia tunggu?apa dia menunggu Dandelion kembali?atau lainnya.

"Sepertinya dia sudah pergi."ujar July yang membuyarkan lamunan Kumbang. "Kamu menunggu Bintang?"

"Dia sudah bilang padaku, dia membenci perpisahan."ujarnya yang membuat July mengerti.

"Mungkinkah kamu takut dia akan melihatku kembali, atau menanyakan tentang dia?"

"Hah!"

"Setiap orang berhak memilih cintanya termasuk kamu, memilih untuk pergi di saat kamu tahu ada orang yang mencintai milikmu. Tetapi, kamu akan membenci seseorang yang merebutnya darimu. Orang itu akan bingung?"ujarnya menatap Kumbang. "Kumbang, Dandelion dan Senja itu berbeda. Cinta pertamamu pun berbeda, bahkan orang yang kamu anggap spesial itupun berbeda. Mereka berbeda Kumbang"

"Seperti kamu dan Langit"seketika dia menatap tak percaya. "Aku tahu hubunganmu dengan March hanya sebatas teman bukan."

"Kamu bertemu March jadi kamu ketemu-"

"Ketemu siapa?"ujarnya tidak mengerti.

Seketika langkah kaki itu berhenti di depannya, keringat yang mengalir di pelipisnya membuat Kumbang menatapnya cemas.

"Kamu!"ujarnya di sela nafasnya.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang