Bab 19

59 6 0
                                    

Playlist
BTS JUNGKOOK (정국) - Ending Scene Ver 2 (이런엔딩) (cover)

**

Terkadang Membingungkan Tapi...
Apakah ada penukar jiwa?mengorbankan nyawanya hanya untuk menyelamatkan seorang yang dia sayang.

🌺

"Aku masih bertanya-tanya, kenapa kalian disini?"ucapnya yang melihat kearahnya. "Kamu nggak ada niat buat bunuh dirikan."

"Aku pernah membayangkannya"ucapnya begitu tenang. "Tapi, rasanya semua itu sia-sia."

"Lalu, kenapa kamu bisa disini?"

"Kamu pernah menonton film nggak, film yang menyelamatkan seseorang dari maut."tanyanya yang membuat Kumbang hanya menggeleng pelan. "Mungkin, aku mengalami semua itu."

"Kau ini, jangan banyak berkhayal deh. Mana ada seperti itu?"

"Mungkin saja"

"Hahahah, kau benar-benar aneh."

"Baru kali ini aku melihatmu tertawa lepas"seketika tawa itu terhenti. "Kenapa mukamu jadi masam lagi?"

"Aku mau pergi ke kamarku, bye."

"Bukankah, kamu hantu. Mana ada hantu punya kamar"

"Hantu?ah, iya aku memang hantu ya."dia bergegas pergi dan membuat Ilalang tersenyum.

"Dia yang sering kesini juga tapi, apakah benar itu semua?"ucapnya yang berfikir keras. "Tawanya benar-benar lepas."

**

Dia duduk di sebuah bangku taman, memikirkan hal yang ganjil. Apakah ada penukar jiwa?mengorbankan nyawanya hanya untuk menyelamatkan seorang yang dia sayang.

"Wah,sepertinya aku kebanyakan nonton film"ucapnya yang mengeluarkan buku gambar dan earphone.

Dia tidak menyadari kalau Kumbang duduk disampingnya. Dia melihat wajah yang serius dan gambar yang begitu detail. Dia hanya tersenyum sekilas, sebelum pandangannya berpindah pada wanita yang tengah memainkan gitar diantara orang tua yang tengah menikmati hari yang cerah di pagi ini.

Dia melihat kearah Ilalang yang masih asik dengan dunia dia sendiri. Dia menarik earphone di telinganya satu lagu terdengar begitu jelas. Membuat dia teringat akan Dandelion yang membuat dia selalu khawatir.Dia berjalan kearah suara itu melihat wanita itu tengah bermain gitar. Dia seketika terdiam ketika melihat korek api yang tergantung di gitarnya.

"Lagu ini?"

Dia terdiam ketika mendengar salah satu lagu yang sering mereka nyanyikan. Lagu ciptaan seseorang yang berarti dalam hidupnya setelah kak Kala.

"Kamu tahu siapa wanita itu?"tanya kumbang yang melihat kearah Ilalang.

"Dia, dia membawakan lagunya."ucapnya menatap kearah kumbang. "Dia masih hidup, dia-"

Terdiam.

"Dia kenapa?"

"Dia-"

Suara riuh tepuk tangan membuat Lyli tersenyum dan melihat kearah Ilalang. Dia tahu, Ilalang masih perduli padanya.

**

Ilalang masih terdiam melihat kearah wanita itu yang berdiri di depannya. Dia tersenyum begitu lebar membuat dia sedikit merasakan takut. Membuat kumbang langsung mendorongnya kebelakang dengan tangannya.

"Ada apa ya?"tanya Kumbang pada wanita yang dia tak tahu siapa namanya itu.

"Aku hanya ingin mengembalikan catatan ini kepadanya."ucapnya memberikan sebuah buku not lagu untuknya. "Hmmm, tolong kembali kepada dia. Disitu tidak tertulis alamatnya sama sekali."

"Tapi, kenapa- maksudku kok bisa ada di kamu"

"Aku melihatnya tergeletak di cafe, saat aku mau mengejarnya dia sudah menghilang."

"Apakah kebiasaannya belum hilang?"tanyanya. "Ah, maaf anda hanya menemukan bukunya."

"Memang buku itu punya siapa?"tanya Kumbang.

"Punya kak Dio, kurasa aku akan mengembalikan kepada dia. Terima kasih"

"Aku pergi, sampai nanti."

"Tunggu,"

"Iya"

"Kamu belum memberi tahu namamu"dia hanya tersenyum dan bergegas pergi.

"Apa wanita itu sombong?"tanya Kumbang yang membuat Ilalang melihat wajah wanita itu begitu dekat.

"Hussttt, kamu ini. Hidungmu"seketika dia melihat darah mengalir segar dari hidungnya.

"Ah, ini sudah bisa. Ayo, kita masuk."dia meninggalkan Ilalang terlebih dahulu. "Ayo, kamu nggak ikut"

"Ah, tunggu aku"

Kumbang hanya terdiam, dia tahu benar bahwa itu Lyli tapi kenapa dia seolah tidak mengenalnya. Mungkinkah dia benar-benar menjadi hantu saat ini. Tapi, selama dua tahun lebih dia bolak-balik rumah sakit baru kali ini dia melihat Lyli bermain diantara beberapa orang disana.

"Hai, apa yang kamu pikirkan?"

"Ah tidak, kurasa aku benar-benar akan mati."

"Benarkah, kamu akan menghilang."

"Apa kamu mempercayai bahwa aku ini adalah hantu?"

"Hmm, tentu saja."

"Hisss"kesalnya yang meninggalkan dia begitu saja.

"Dia marah lagi?memang aku salah apa?"gumamnya. "Yah, gembul tunggu"

"Mana ada hantu yang napak."kesalnya.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang