Bab.26

49 4 0
                                    

Playlist
BTS Suga ft. Jungkook & Jin  -  So far away

**

Tumbuh dengan luka
Kenapa anak kecil seperti dia begitu menderita?

**

Bumi terdiam menatap kearah March yang tengah asik dengan kayu yang dia gesek-gesekan di atas tanah.

"Kalau kak Kala meninggalkan kita lagi, bagaimana kak?"tanyanya yang membuat pria itu hanya tersenyum. "Apalagi kak Dio"

"Kamu bicara apa sih?"

"Mereka berdua membuatku takut"ucapnya menatap Bumi dengan tatapan bingung.

"Saat itu aku juga berfikir kalau aku bakalan kehilanganmu, kamu menjauh dari aku begitu saja."ucapnya menatap kearah March. "March, kamu tahu nggak. Kenapa aku nggak bisa mengangkat telepon kamu saat itu?"

"Aku hanya takut, kalau aku bertemu denganmu. Aku bakal membuat kamu terluka."ucapnya yang melihat entah kemana. "Ah sudahlah, dunia ini terlalu Indah jika, kita hanya terus tertawa tanpa pernah mengenal luka. Iyakan"

"Benar juga"

"Aku bisa dipukul kak Kala kalau bicara nggak formal sama kakak. Aku pergi ya, mungkin aku akan pulang malam."ucapnya yang berjalan menjauh.

"Aku nggak pernah bisa tahu apa yang mereka rasakan. Kak Kala, dia begitu berubah saat pulang dari luar negeri."

Dia menghela nafasnya berat, dia merasa kalau dia seolah akan berhenti saat ini. Kemana?kemana dia harus menebak perasaannya sendiri seperti ini. "Pergilah temu dia sebentar, dia ada di perpustakaan kota."teriak Bumi yang membuat March hanya berkata ok lewat jarinya.

**

March kembali terdiam, dia tidak mengerti dengan dirinya saat ini. Dia merasa kalau akan ada sesuatu yang terjadi pada kakak tertuanya itu.

"Hai,pria di supermarket"teriakan itu membuat dia menatap wanita itu bingung. "Hmm, ada yang salah"

Dia melihat kearah dirinya sendiri memastikan bahwa tidak ada yang salah dengannya.

"Kamu kenapa disini?"tanyanya yang melihat dengan tatapan bingung. "Kamu nggak ngikuti aku kan."

"Iya, aku kesini karena aku mau melihat kamu."

"Terakhir kali kamu lihat aku judes banget, sekarang kamu berlagak imut sama aku. Kamu nggak jatuh cinta kan."tanyanya yang membuat Kumbang hanya menatapnya terdiam. "Jika kamu suka sama aku, lebih baik kamu mundur gih. Aku nggak tertarik buat berkencan."

"Siapa juga yang suka sama kamu?geer, aku kesini karena,"terdiam. "Aku mau hibur kamu aja."

"Oh, aku nggak tertarik."ujarnya yang berjalan pergi.

"Hss, dia sama saja dengan Ilalang nggak ada bendanya ketus"gumamnya pelan.

"Apa?"

"Sejak tadi kamu melihat kearah handphone itu. Emang itu handphone mau kamu apakan."dia menggalih kan pembicaraan.

Dia melihat gadis itu sejenak, lalu dia tersenyum lebar memperlihatkan jajaran giginya yang begitu rapi.

"Kok senyum, emang ada yang lucu."

"Nggak"ucapnya. "Kalau kamu suka bilang aja, nggak usah malu-malu. Aku bukan tipikal orang yang penasaran."

"Itu handphone mau kamu apain"

"Mau aku buang, aku nggak mau terluka hanya karena handphone ini."

"Banyak kenangannya ya"tanyanya memastikan.

"Aku nggak tahu, dia seolah sayang tapi, dia juga melukai orang disekitarnya."ucapnya yang menaruh handphone diatas kaleng minuman soda. "Yah, saatnya membuang segala luka itu."

Dia memukul handphone itu dengan kayu hingga melambung dan entah jatuh kemana. Entah jatuh diatas gerbong kereta atau jatuh ditempat lain.

"Aku pergi."ucapnya yang melangkah pergi.

"Mau kemana?"

Dia terus mengikuti langkah March yang melewati rel kereta yang sudah berkarat itu. Beberapa kali dia melompati kayu-kayu yang tersusun diantara besi-besi berkarat. Sesekali dia hanya melihat wanita itu dengan sedikit bingung, sampai kapan dia akan berhenti mengikutinya. Namun, dia wanita yang memeluk Ilalang saat itu. Siapa dia?

**

"Kak Kala"teriakan itu seketika membuat dia lari kearahnya. "Kalian berdua beneran"

"Beneran apa?"

"Kak Kala, tahu dimana Kak Dio. Seharian aku mencarinya dan dia nggak ada."tanyanya."kak March juga menghilang"

"Ilalang, kamu nggak jadi ke rumah sakit."tanyanya balik.

"Sebenarnya aku mau kesana tapi, aku harus mencari mereka berdua. Aku takut-"

"Takut apa?"

"Kak Kala ikut aku ya, bu guru pinjam dia sebentar."

Senja hanya mengangguk setuju dia menarik Kala pergi dan membuat Senja hanya tersenyum tipis. "Anak itu tidak pernah berubah"gumamnya.

**

Kala masih tidak mengerti, kenapa dia dibawa ke rumah sakit ini kambali?

"Kenapa kita ke sini?"tanyanya yang membuat Ilalang menatapnya sekilas kemudian kembali berjalan. "Kalau kamu mau menemuinya, iya temui dia."

"Aku nggak tahu, kata suster Merry aku tidak boleh menemuinya dulu."

"Kenapa?"dia hanyanya mengangkat bahunya. "Ya sudah, sekarang kenapa kita kesini."

"Sebenarnya, aku ada cek up lagi. Aku nggak tahu mau aja siapa?"

"Astaga, kenapa kamu nggak bilang sih?tahu gitu ak-"

"Aku nggak mau ngerepotin semua orang lagi. Aku udah disini selama dua tahun dan nggak ada yang datang menemuiku."

"Hmm, habis ini kita beli makan ya."ucap Kala yang membuat Ilalang tersenyum.

Kala hanya terdiam dan berfikir, apa mungkin dia akan dibuang oleh kedua orang tuanya?kenapa anak kecil seperti dia begitu menderita?dia hanya memberontak untuk bisa mendapatkan simpatik mereka. Keonaran terkadang menjadi label yang mengerikan.

"Kamu tidak mencari wanita itu"tanya Kala yang membuat Ilalang melihat kearahnya.

"Aku sudah menemuinya, dan membawakan bunga kesukaannya. Tapi, dia menghilang di kamar juga tidak ada. Apa dia benar-benar ilusi yang aku buat?"

Seketika Kala menatap Ilalang tak percaya, siapa wanita itu sebenarnya.

"Alang"suara lembut itu membuat dua orang melihat bersamaan. Mata Kala terkejut ketika melihat siapa yang kini ada di hadapannya.
***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang