Bab.46

27 4 0
                                    

Playlist
BTS V & Jin – Even If I Die, It’s You (Hwarang OST)

**
Krisis
"Jangan melindungiku lagi"

**

Dandelion melihat Langit yang sudah duduk di luar menikmati sinar matahari. Dia melihat ke sekeliling rumah begitu sepi. Dua orang yang paling berisik pun juga sudah pergi. Dia melihat Bintang yang datang dengan wajah muram.

"Kak Sky"teriaknya semangat.

"Kamu darimana?kamu menemuinya"tanyanya yang membuat Bintang hanya tersenyum. "Makasih karena kamu udah menjaganya."

Dandelion terdiam seketika, dia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan?melihat ekspresi wajah Bintang yang berubah murung membuatnya seketika mengerti bahwa mereka sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan.

"Aku masuk dulu ya kak"ucapnya yang berjalan masuk meninggalkannya. "Ah iya, ini ada titipan buat kakak."

"Bintang*

Dia melihat Dandelion yang berdiri menatapnya dengan tatapan tajam. Membuat dia mengangkat senyum paksa di bibirnya.

"Hai kak"

"Hmm"ucapnya yang berjalan pergi ke dapur.

"Kenapa dia selalu dingin?"ujarnya yang mengikuti langkah Dandelion.

Dia hanya terdiam dimeja makan melihat makanan yang tertata namun, masih begitu rapi dan belum ada yang menyentuhnya. Seketika dia merasakan dingin dipundaknya, membuat dia hampir jatuh kebelakang.

"Pakai"ucapnya yang bergegas pergi.

Dia seketika tersenyum melihat kearahnya, dia menarik sekantong es itu dari lehernya.

"Dia imut sekali"gumamnya yang menaruhnya kembali ke lehernya.

Bumi duduk didepan Bintang yang sedang tersenyum sendiri. Membuat dia memegang keningnya lalu berpindah ke keningnya sendiri.

"Kamu nggak sakit"ucapnya yang melihat kearah Bintang.

"Kak Bumi, sejak kap-"

"Kenapa rumah sepi?pada kemana?"tanya Kala yang berdiri di belakang Bintang.

"Aku juga tidak tahu"ucapnya mengangkat bahunya.

"Aku ak-"ujar Langit yang menatap ke arah Bumi.

"Ada apa?"tanya Bumi pada dirinya sendiri.

"Kan kita semua tidak tahu kak"ucap Bintang yang membuat Kala hanya menepuk kepalanya pelan.

Dia menatap sekantong makanan dadi tangan Langit.

**

"Bintang, bubur ini dari siapa?"

"Hah?"ujarnya terkejut. "Aku tidak tahu, dia hanya menitipkan itu."

"Mungkinkah wanita yang kemarin, siapa? Arasi."ujar Bumi yang membuat Langit mengangguk mengerti.

"Apa dia kemarin ke sini?"tanya Bintang.

"Iya, dia cukup lama menunggu Langit tersadar. Katanya ada yang ingin dia sampaikan kepadanya."

"Benarkah"tanya Bintang menatap tak percaya.

"Apa kamu mengenalnya?"tanya Bumi yang melihat wajah terkejut Bintang.

"Hah!Tidak"ujarnya yang kembali fokus pada kertas di depannya.

"Apa kamu akan ikut ujian terakhir itu?"tanya Langit pada Bintang. "Kau sendiri?"

"Hmm, aku akan praktik di Jeju. Kurasa aku di sana akan lama tiga tahun lebih."ujar Langit yang menatap mereka berdua.

"Bisakah aku memintamu membawanya, ku mohon."ujar Bintang yang membuat Bumi tidak mengerti.

"Tapi, aku tidak yakin Bintang"

"Kamu mau bawa siapa?"tanya Kala yang membuat Bintang terdiam.

"Dia akan membawa adiknya bersamaku ke Jeju."ujar Langit yang membuat Bintang hanya tertunduk.

"Benarkah, kenapa?"

"Dia hanya ingin tinggal di Jeju, kita punya villa di sana. Di bandingkan dia harus hidup mencari rumah hunian."

"Benar juga"ujar Kala yang pergi meninggalkan mereka.

"Kenapa kamu menyembunyikannya?"

"Ada alasan yang enggak bisa aku bilang sama kamu."

"Baiklah"

"Sejak tadi kalian membicarakan apa? Rumah hunian, apa mungkin dia berada di- ok aku tidak akan bilang lagi."ujar Bumi.

**
Kumbang masih menatap foto di dalam figur itu, dimana mereka tak akan merasakan luka ataupun sakit yang terlalu menyiksanya hingga sekarang.

"Masihkah dia mengingatku?"ujarnya. "Dia hanya selalu membuatku menatapnya kesal."

"Kumbang?"suara itu seketika membuat dia melihat Ilalang berjalan ke arahnya. "Bukankah ini."

"Iya, aku bertemu dengannya 10 tahun lalu."

"Apa dia tetap seperti itu?"

"Iya, dia tetap sama bersikap dingin namun dia begitu hangat."ujarnya yang membuat Ilalang tak percaya ada yang memujinya seperti itu.

"Eh, kamu kenal dengan Kalana Wibi Aksara."

"Aksa, aku sudah tidak tahu kabarnya. Terakhir aku dengar dia ada di Amerika."

"Kamu masih mencarinya."

"Aku mencoba pergi darinya."

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin dia tahu kondisiku, jika dia tahu dia tidak akan pernah menemukan kebahagiannya."

"Bukankah, kamu malah akan menyakitinya."

"Lebih sakit ketika aku harus meninggalkan dia selamanya dalam dunia yang berbeda, setidaknya ketika aku pergi dia tidak akan pernah tahu keberadaanku dimana."ujarnya tersenyum menatap Ilalang.

"Apa sebenarnya kamu menghindari dia?bukan Kak Kala."Kumbang melihat kearah Ilalang yang seolah mampu membaca isi pikirannya.
***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang