Bab 20

65 6 0
                                    

playlist
Bangtan- DNA

**
Cinta itu datang
"Kakak tampan,aku pergi dulu ya. Jika sedih jangan pernah sendirian itu hanya akan menyakitkan."

🌺

Langit masih merasakan itu semua, rasanya dia ingin mengakhiri segalanya. Dia berjalan menyelusuri taman kecil ditengah kota. Melihat anak-anak dan tawa dari orang tua mereka. Bibirnya tanpa sengaja menarik sebuah lengkungan bulan sabit yang sempurna. Dia tidak pernah tahu kapan terakhir dia biasa tersenyum begitu bahagia. Anak-anak kecil itu membuat dia merasakan rasanya kebahagiaan walaupun dia tidak pernah mendapatkan itu semua.

"Kalian sungguh beruntung."gumamnya yang menunduk kebawah.

Tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja, dia tidak tahu sampai kapan luka dihatinya itu akan sembuh. Dia hanya berharap mendengar satu alasan dari wanita itu. Dia hanya ingin mendengar alasan kenapa dia meninggalkannya sendirian disana?

Masih teringat jelas bagaimana dia menangis sendirian tanpa dipedulikan orang lain?sampai dia dibawa ke sebuah panti asuhan. Di hina, karena sebagai anak yang dibuang oleh teman-teman sekolahnya. Rasanya begitu menyakitkan namun, dia harus hidup untuk bisa mencari wanita itu. Namun, rasanya semua hampir putus asa. Dia selalu berlari dan terus berlari tanpa ada hentinya. Mencoba melupakan dengan obat-obatan terlarang yang membawanya pada ambang kematian saat itu.

"Kakak nangis"suara lembut itu seketika membuatnya tersadar dari lamunannya. "Kakak, nggak papa"

Dia hanya mengangguk pelan dan mengusap air matanya sendiri. Gadis kecil itu menarik kedua ujung bibirnya dan membuat menatap gadis itu tak percaya.

"Kalau kakak senyum, kakak akan lupa kesedihan kakak. Kata nenekku, senyum adalah penyembuh hati yang paling ampuh. Jadi, tersenyumlah saat ada masalah."

"Terima kasih"ucap Langit mengelus rambutnya pelan.

"Kakak tampan,aku pergi dulu ya. Jika sedih jangan pernah sendirian itu hanya akan menyakitkan.

Langit hanya tersenyum melihatnya menjauh. Dia tidak tahu hanya dengan kata lembut dia mampu merasakan ketenangan dalam hatinya. Dia berusaha untuk tidak terluka kembali dia hanya ingin tersenyum seperti orang lain.

"Aku harus mencarinya lagi."

Tiba saja seorang wanita berdiri di depannya dengan senyum yang merekah di bibirnya. "Hai, Langit"

**

Bintang berusaha keras melatih tarinya. Dia tidak tahu kenapa?tapi, melihat kedekatannya dengan Langit dengan Bulan membuat hatinya merasa tak tenang.

"Ah, apa yang aku lakukan?"dia menjatuhkan tubuhnya diatas lantai. Dia tidak tahu tapi, dadanya terasa begitu sesak ketika mengingat senyum Bulan saat itu.

Dia menarik nafasnya berat seakan beban itu semakin bertambah. Dia tidak boleh menaruh hati padanya. Dia milik sahabatnya sendiri Cinta pertamanya dan akan selamanya seperti itu.

"Kenapa tidur dilantai?"tanya Bulan yang melihat dari atas.

Mata mereka saling bertatapan membuat Bintang dengan cepat berdiri dan tanpa sengaja kepala mereka saling berbenturan.

"Ah, maafkan aku"ucapnya yang melihat Bulan memegangi kepalanya. "Bulan, aku beneran nggak sengaja."

Bulan hanya terdiam dan terus memegangi kepalanya membuat Bintang jadi takut sendiri. Dia menggaruk-garukan kepalanya yang tidak gatal merasa cemas kalau terjadi apa-apa padanya.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang