Bab.43

33 6 0
                                    

Playlist
SeventeenXYang Yoseop - On the Road

**
Tertawalah
Apa mungkin dia telah memiliki kekasih?

🌺

Segalanya menyakitkan bukan, semua rasanya tak akan sama. Ketika dua orang yang saling mencintai namun, tak mampu untuk menyatu.

"Kenapa selalu saja menyakitkan?"gumamnya yang melihat Venus tertidur pulas.

Dia mengambil jaket dan berjalan keluar rumah, dia ingin menghirup udara malam dengan bulan sabit yang begitu terang. Bintang Centaurus yang begitu terang membuat dia tersenyum simpul.

"Hati nggak akan pernah terluka jika saja kamu tidak begitu mengharapkan dia."ucapnya yang melihat kearah bahwa.

"Nggak ada yang buang uang disini"ucapan itu membuat dia hampir jatuh karena terkejut. "Hai"

"Ah, hai"

"Kita ketemu lagi, apa mungkin kita-"

"Kamu ngapain malam-malam disini"

"Ini dekat dari rumahku, ngapain kamu kesini."

"Ak- taman. Iya aku mau ke taman."

"Malam-malam"tanya Bumi menatapnya tak percaya.

"Iya, aku mau ke taman. Aku duluan." berjalan melewatinya namun, tiba saja tangannya ada yang menahan. Senyuman itu membuatnya terdiam apalagi lesung pipi itu membuat dia benar-benar tampan dibawah sinar bulan malam ini.

"Kamu mau kemana?Taman ada disana"ucapnya yang memutar tubuhnya 45 derajat hingga mengarah kearahnya.

"Ah iya, mungkin aku sedang nggak fokus"ucapnya

Dia berjalan namun, tangan Bumi tiba saja menyentuh erat jemari tangannya, memasukkan kedalam sela-sela jarinya. Dia tidak percaya genggamannya begitu erat dan hangat, membuat wanita itu seketika terdiam tanpa berbicara apapun. Langkahnya membeku, dia tidak pernah diperlakukan selembut ini oleh seseorang. Termasuk, March yang pernah mengisi harinya walaupun tidak lebih dari satu bulan.

"Kenapa?"tanyanya yang membuat dia hanya menggeleng pelan. "Aku tahu kok, aku akan lepaskan setelah hatimu tenang."

"Aku baik-"

"Kalau kamu baik-baik saja,kamu tidak akan segelisah ini. Sudahlah, ayo kita pergi. Cuaca hari ini sangat dingin."

Dia memasukan tangan itu didalam jaketnya membuat July benar-benar terpukau dibuatnya. Namun, dia sadar bahwa rasanya tak akan pernah sama dengannya. Mungkin dia tidak memperlakukan semua orang seperti ini juga.

"Hari ini cuaca sangat dingin"ucapnya yang membuat July menarik tangan itu dari sakunya.

"Aku akan pergi sendiri, terima kasih. Aku sudah sedikit lebih baik sekarang"dia berjalan terlebih dahulu meninggal Bumi. Dia melihat ikat rambut itu membuat dia sedikit tersenyum.

July berjalan sendiri menuju arah yang tak tentu, hatinya kembali gelisah. Kesunyian malam ini benar-benar menemaninya. Dia merasa bahwa sunyi selalu mempunyai ceritanya sendiri termasuk hari ini mendadak sunyi menjadi temannya dalam kesendirian. Dia merasa bahwa angin malam ini menceritakan kisah sedih di setiap hembusannya. Walaupun, dia harus melepaskan cinta yang tak semestinya untuk dia. Bahkan, bukan miliknya.

**

Bumi masih terdiam melihat July dari kejauhan. Langkah kakinya sungguh sulit untuk berjalan kearahnya hanya sekadar memeluknya dalam dekapannya. Namun, kembali dia hanya pria yang takut untuk menggapai apa yang dia mimpikan?bahkan, dia ragu untuk mengatakan padanya.

Handphonenya berdering membuat dia sedikit terkejut. Dia melihat pesan dadi Dandelion yang lekas membalasnya.

Kau dimana

Aku sedang perjalanan pulang, sebentar lagi aku akan tiba

Baguslah

Apa semua sudah tidur kak?

Ya

Baiklah, aku akan segera pulang.

Dandelion hanya membacanya, dia sudah tahu akan sikapnya. Dia selalu saja membalas dengan singkat. Tapi, dia tahu dalam hatinya dia adalah orang yang begitu baik dan perhatian.

"Dia selalu saja seperti ini, pesannya sangatlah singkat."

Dia berjalan meninggalkan taman, dia tidak yakin bahwa wanita itu baik-baik saja. Apa mungkin dia telah memiliki kekasih?itulah yang saat ini ada dalam benaknya. Mencintai diam-diam sangatlah menyakitkan.

**

Dia pulang dan melihat tiga orang yang tengah berdiri didepan rumah senja. Dia sudah tahu bahwa March yang akan membuat masalah. Karena kelakuannya yang nggak pernah bisa diam dan selalu saja membuat keonaran.

Tapi, dia juga sedikit penasaran akan hubungan Kala dan Senja yang begitu dekat dibandingkan sebelumnya. Apa mereka pacaran?apa mereka berencana menikah?kini pikiran itu seolah menghantuinya.

Dia berjalan memutar, agar tidak berurusan dengan mereka. Karena akan manjadi panjang masalahnya, dan dia sedang tidak ingin berdebat dengan Kala.

Seketika dia terdiam ketika melihat Dandelion yang tengah memperhatikan mereka bertiga. Dia menghela nafasnya dan berjalan kerumah kearah mereka. Sepertinya, Dandelion tidak menyadari keberadaan Bumi dan melewatinya begitu saja. "Mungkinkah?"

Dia terdiam ketika dia melewati mereka begitu saja, apalagi Senja yang memperhatikan Dandelion seperti itu. Dan March yang terdiam begitu saja. Bumi hanya terdiam tanpa bisa mengerti apapun. Mengapa?mengapa mereka harus terjebak pada cinta yang rumit.

"Dio?"suara Kala pun tak di hiraukan olehnya. "Kenapa dia?"

"Di tinggal mungkin"ujar March yang mengikuti langkah Dandelion.

"Kamu darimana?"tanya Dandelion yang membuat dia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jawab!"

"Nggak kemana-mana, hanya menemui teman lama."ujar March yang berjalan duluan meninggalkan Dandelion.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang