Bab.44

36 6 0
                                    

Playlist
[후아유 - 학교2015 OST Part 3] 윤미래 (Yoon Mi Rae)

**
Krisis
"Dia seperti ayah, yang mengurusi enam orang putera."

🌺

Pagi datang menyapa lebih awal hari ini, melihat matahari yang mulai masuk kedalam sela-sela jendela yang masih tertutup rapat. Suara berisik di dapur sudah membangunkan dua orang yang sedang asik memasak dan yang satu hanya melihat dan memakan apa yang ada didepannya?

"Hari ini kakak masak apa?"tanyanya yang mengambil cemilan di kulkas.

"Kamu sudah bangun, ini masih terlalu pagi. Kamu nggak ada jadwal kencan kan."ucapnya yang membuat March memutar bola matanya. "Wah, aku harus membangunkan dia lagi"

"Siapa?"

"March bisa bangunin Ilalang, dia bilang akan pergi hari ini. Kemarin dia bangun begitu pagi sekarang dia malah belum bangun sama sekali."ucapnya yang masih asik memotong.

"Memang dia mau kemana?"

"Rumah sakit"

"Dia sakit"tanyanya sedikit cemas.

"Tidak, dia hanya ingin menemui wanita yang bersamanya saat di rumah sakit."

"Ah, benarkah"ucap yang melihat kearah Kala penasaran. "Siapa?"

"Aku juga tidak tahu, udahlah."ucapnya yang membuat March terdiam

Dia teringat, semalam dia pergi untuk menemuinya karena handphone mereka tertukar. Mungkinkah yang dia temui semalam adalah Kumbang. Sejak kapan dia mengenal Kumbang?bukankah dia mencintai perempuan yang sering berjalan di lorong itu.

"Semalam kemana"pertanyaan itu membuat dia menatap Kala terkejut.

"Aku hanya duduk di taman dekat SMA"

"Menunggunya lagi"

"Tidak, aku hanya duduk disana dan mengobrol dengan gadis pilox itu."bohongnya

"Kamu menyukainya"tanyanya.

"Tidak, mungkin dia yang menyukaiku. Tapi, aku tidak begitu penasaran dengannya."

"Yah, sok ganteng banget sih"ucap Kala yang tertawa kecil.

"Kurasa, dia masih mengharapakan orang lain."ujarnya.

"Tidak semua cinta pertama itu berakhir bahagia, lo harus lupakan dia."ucapnya yang menepuk pundaknya pelan.

"Yah kak, bau bawang"ucapnya yang berlari menjauh.

"Jangan memberi harapan anak orang, kalau baper bahaya"teriaknya yang masih asik dengan masakannya.

"Cinta pertama?"gumam Kala yang hanya mampu tersenyum simpul.

**

Langit terbangun dari tidurnya, mimpi itu seketika menghantui pikirannya. Mimpi yang di kira sudah berakhir itu akhirnya muncul secara perlahan dan membuat dia sedikit takut untuk melangkah.

"Kak, lo sudah sadar"ucap March yang masuk ke kamarnya. "Sky- kak Sky pingsan sudah dua hari ini"

"Ah, aku rasa aku memang nggak bisa datang kesana. Dimana yang lainnya?"

"Kak, aku denger kamu deket banget sama anak itu, siapa dia?"

"Ah, dia seperti adik bagiku. Kamu kok nggak pergi, biasanya sudah menghilang di pagi hari."

"Aku masih kangen omelan Kak Kala, dia bawel kaya beo."ucapnya yang mendapat tonyoran gratis.

"Enak aja aku beo, kamu itu kangguru nggak bisa diam"ucapnya yang membuat March hanya tersenyum jahil. "Kamu udah sadar, aku khawatir kamu selalu pingsan begitu lama."

"Ah, maaf sudah buat khawatir."

"Kak, kamu tahu ngg-"

"Aku sedang nggak mau dengar lelucon lo"potongnya yang membuat March cemberut.

"Kak Kala"teriakan itu membuat Kala melihat kearah March.

"Apa?"

"Lo bantuin Langit, biar aku urus Ilalang dulu."ucapnya yang memberikan nampan bubur padanya.

"Baiklah, ayah"teriaknya yang membuat Kala menatapnya tajam.

"Dia seperti ayah, yang mengurusi enam orang putera."ucap Langit tertawa senang.

March tahu itu namun, perlahan-lahan hidupnya mungkin akan berantakan. Atau bahagia seperti dahulu, kini dia memiliki seseorang yang mungkin tidak akan pernah dimilikinya.

"Lo mikirin apa?"

"Ah, tidak. Aku hanya takut dia terlalu fokus sama kita dan kehilangan orang yang dia cintai."

"Benar juga"ucapnya.

**

Ilalang masih terdiam, dia menatap March sekilas dan kemudian menatap Kala yang sedang asik menatap buah apel di tangannya. "Kak Kala!"

"Aku minta apelnya"ujar March yang mengambil apel yang belum di kupas.

"Ada apa Lang?"

"Kak soal-"

"Lo ujian ya, akhir semester ini"seketika dia menatap March kesal.

"Kak!"

"Apa?"

"Kalian ada sesuatu yang di sembunyikan dariku."tanya Kala yang membuat mereka diam. "jawab"

"Kumbang!"
"Antariksa!

"Hah?"

"Kumbang?"seketika Langit menatap kearah Kala dan mengerti. "Kalian berdua, bukankah ada urusan. Cepat pergi."

"Ah iya, ayo lang"

"Tapi-"

"Udah, ayo ikut aja."ujar March yang menariknya pergi.

"Tapi kak, soal-"

"Soal matematika tenang saja, nanti aku ajari."

"Hah!"

March menarik Ilalang keluar rumah agar dia tidak menceritakan apapun tentang Kumbang pada Kala.

"Kenapa mereka?siapa Kumbang? Dan Antariksa kenapa dia?"

"Antariksa, ah hari ini akan ada komet yang melewati bumi. Kurasa."ujar Langit yang ikut menghilang.
***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang