Bab.65

16 1 0
                                    

Playlist
Hyorin - I choose to love you

**
Mungkinkah diriku
apa yang ada dalam pikirnya?mungkinkah dia yang membuatnya jatuh Cinta atau orang lain.

🌺

"Kukira dengan aku mencintaimu, aku akan bahagia,ternyata aku salahkan."pernyataan itu seolah melekat dalam ingatannya. Dengan begitu jelas tetapi, segalanya seolah menakutkan baginya sekarang. "Jawab aku kali ini aja."

"Nja, maaf. Buka aku mau menyakitimu tetapi, aku tidak ingin kamu-"

"Aku tahu kamu sedang ada masalah tapi, setidaknya kamu memberi kabar padaku. Aku cemas Dio."

"Senja, aku hanya nggak mau kam-"

"Udahlah, nggak usah acting. Ayo kak kita pulang"ucap Ilalang yang membuat segalanya berantakan.

Dia hanya menghela nafasnya panjang dan mengikutinya pulang.

"Kak, nggak usah mau kalau disuruh acting sama dia. Nggak cocok"teriakan itu membuat dia mendapat satu jitakan mulus dari kakak tertuanya.

**

Mereka semua berkumpul diruang tengah, Bumi yang sibuk membaca buku tebal miliknya, March yang sibuk dengan ponselnya, Dandelion yang sedang asik menonton film, Ilalang yang sejak tadi makan saja, dan Bintang yang sejak tadi hanya terus menyentuh bibirnya.

"Kalian tidak sedang puasa bicarakan."kesalnya.

"Tidak, sejak tadi aku makan."ucap ilalang yang membuat Kala hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau ini"ucapnya yang ingin menjitak kepalanya namun, tidak jadi. "Besok kalian harus siapa?"

"Emang mau kemana?"tanya Bintang yang masih fokus dengan bibirnya.

"Bibir lo kenapa kak?kejedot"tanya Ilalang yang membuat Bintang mengangguk pelan. "Kejedot apa?"

"Kejedot sesuatu yang empuk tapi dingin dan lembab."ucapnya yang membuat March berfikir keras.

"Kejedot kotoran ayam"jawaban March seketika membuat seluruh orang tertawa.

"Bego"ujar Dandelion yang membuat March hanya memanyunkan mulutnya.

**

Senja masih terdiam diluar, dia tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikirnya?mungkinkah dia yang membuatnya jatuh Cinta atau orang lain. Rasanya, tidak adil jika dia memaksanya untuk menetap padahal hatinya ingin berlari darinya.

"Harusnya dari awal kamu katakan, bahwa kita tidak akan mungkin bersama."ucapnya yang tertunduk.

Air matanya jatuh begitu saja, dia merasa perasaan ini makin salah. Haruskah, dia melepaskannya. Sedangkan hatinya, masih ingin tetap bersamanya.

"Senja"suara itu seketika membuat Senja terdiam. "Ah, aku melupakan sesuatu. Besok aku tidak bisa pergi bersamamu. Kita pergi minggu depan ya, setelah aku membereskan semuanya."

"Iya"

"Baiklah, aku pulang dulu. Jangan lama-lama diluar dingin."dia masih sama mengelus pucuk kepala Senja dengan lembut.

Senja hanya melihat punggungnya yang makin lama menjauh dan menghilang dibelakang pintu gerbangnya.

"Haruskah, aku menahan mu saat ini."gumamnya pelan.

"Bukankah dia tampan"seketika suara itu membuat dia menatap tajam. "Kamu nggak sedang mempermainkan mereka berdua bukan."

"Tidak"

Dia bergegas pergi meninggalkan Bintang yang datang entah sejak kapan berada disana. "dia hanya ingin cintanya kembali."

seketika langkahnya terhenti, Senja mengerti maksud Bintang harusnya dia sudah melepaskannya sejak dulu. Sebelum cerita itu dimulai harusnya dia sudah mengakhirinya.

"haruskah aku bertanya, dia maunya apa?"

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang