Bab.40

35 6 0
                                    

Playlist
Oon Myung - Why

**
Kenapa terasa sulit?
Kurasa dirumah ini banyak sekali yang berbohong, sulitkah mengatakan iya.

🌺

Ilalang melihat Kumbang yang tengah terdiam diatas ranjang pasien. Dia menarik kursi roda dan menghampirinya, membuat dia berhenti melamun dan melihat kearah Ilalang dengan tatapan bingung.

"Kok disini, bisa-bisa nanti ka-"

"Aku nggak bakalan diusir karena aku udah punya ijin buat ngajak kamu jalan hari ini. Mumpung masih musim panaskan, aku mau ajak kamu piknik."

"Piknik?"

"Hmm, tentu saja. kamu mau ikut."

"Boleh"

Dia mengajaknya ke taman rumah sakit dia menata semua makanan yang harus dia makan. Membuat Kumbang melihat pria itu tidak percaya. Namun, seketika raut wajahnya berubah dia takut akan perasaan itu akan terungkap suatu hari nanti.

"Kenapa?"pertanyaan itu membuat dia ingin beranjak pergi. "Duduklah, tunggu disini sebentar ya."

Melihat kepergian Ilalang membuat dia hanya merintih kesakitan dalam dadanya. Tangis yang dia tahan bertahun-tahun akhirnya keluar membasahi pipi begitu saja. Tiba saja badut boneka itu datang dihadapannya menari-nari menghiburnya. Dan anak-anak yang berada disana melihat dengan bahagia dengan kehadiran mereka membuat Kumbang tertawa begitu lepas. Kumbang tahu, siapa pria yang berada dibalik kostum itu, sungguh menyenangkan ketika melihat dia tertawa lepas.

"Aku bisa tertawa, terima kasih"ucapnya yang membuat Ilalang menghentikan tariannya.

Ilalang tersenyum tipis, dia tidak mengerti kenapa dia menangis lalu tertawa begitu lepas?dia tidak sedang menutupi kesedihannya bukan. Dia melepas kostum itu dan membuat Kumbang tertawa kecil.

"Kenapa tertawa?aku lucu kan"ucapnya yang membuat Kumbang memasang muka masam. "Ah, nggak lucu deh"ucapnya yang sedikit menahan tawanya.

"Biasa aja, ah ayo kita makan. Aku nggak boleh lama-lama di luar."

"Nggak boleh lama-lama di luar tapi, sering keluyuran. Apa kamu menghindari ku?"ujarnya.

"Tidak, aku hanya- lupakan"

"Kenapa aku lebih suka begini ketimbang kamu bicara sopan padaku? Waktu itu, kamu bicara dengan kak March seperti orang yang lama kenal."

"Ah benarkah, kurasa aku biasa saja"ujarnya yang mengambil makanan didepannya.

"Benarkah, kurasa kamu memang berbeda."

"Nggak usah godain aku, nggak bakalan mempan."ucapnya yang membuat Ilalang hanya mengangguk mengerti.

Kumbang kini tahu namanya March, pria yang datang untuk menemui kakaknya. Dia hanya terus mengikutinya namun, dia tidak tahu kalau dia bisa sesedih itu. "Kamu kenal dengan dia."

**

Kala terdiam di rumah aja, dia memang belum ada kegiatan apapun sih, karena shif nya berubah begitu saja.

"Kakak ada hubungan apa sama kak Senja?aku dengar kalian kencan."tanya March yang duduk ditepi ranjang Langit.

Kala masih sibuk melihat kearah Langit tiba saja terusik dengan March, pria itu memang tidak bisa diam. Tapi, lebih baik dia dibandingkan adiknya yang terakhir pasti dia akan membuat darahnya naik nanti.

"kakak nggak mau jawab"tanyanya.

"Tidak"

"Hmm, kurasa benar bahwa dia hanya mengada-ada saja. Mana mungkin kak Senja mau sama dia."

"Maksudmu"

"Iyalah, kakak bilang itu semua tidak benarkan. Soalnya dia tadi bilang, kalau dia akan mengajar sampai malam. Kamu bisa menemuinya di persimpangan dekat sekolah."

"Hah!"

"Dia bilang hp kak Kala mati, kalau dia bukan siapa-siapa kakak. Kenapa kakak heboh sendiri?"tanyanya.

"Ah, nggak"

Dia mendekatkan wajahnya kearah Kala yang membuat Kala sedikit memundurkan badannya.

"Nggak lagi bohong kan"

"Nggak!"

Dia menarik nafasnya dan meregangkan otot-ototnya. "Kurasa di rumah ini banyak sekali yang berbohong, sulitkah mengatakan iya."

Perkataan itu membuat Kala menatap aneh pada March. Pria yang tidak bisa diam itu terkadang berkata benar. Mereka selalu menekan keegoisan mereka sendiri, dan sulit untuk mengatakan bahwa mereka memang sedang menyukai seseorang.

"Kamu semalam kemana?"tanya Dandelion yang keluar dari ruangan pribadinya.

"Habis mengatar gadis yang sering bawa gitar dipunggungnya, dia terlihat imut terkadang."ucapnya yang hanya di beri 'oh' oleh Dandelion. "Kak, kakak tidak suka padanya."

Diam

"Aku tahu kok kak, kakak selalu menunggu pesan darinya. Tapi, kenapa kakak-"ucapnya terhenti. "Jangan bilang kakak masih suka sama kak senja"

"Sudahlah, lebih baik kamu berangkat kerja sekarang."

"Kak, aku bel-"suara pintu kamar sudah ditutup keras olehnya.

"Ah, mereka semua kenapa sih?jika suka bilang aja. Kenapa mereka harus menyembunyikan nya."

"Bilang apa?"ucap Bumi.

"Bilang kalau, aku harus pergi."ucapnya yang membuat Bumi sedikit bingung. "Kamu juga sama saja, harusnya kamu mengantarnya tadi malam"kesalnya.

***

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang