[38] Penjelasan

1.3K 75 31
                                    

Mina yang baru turun dari motor temannya, Winwin yang tadi setelah kelasnya berakhir dia memaksa Winwin untuk mengantarnya ke Cafe tempat ia dan teman-temannya janjian untuk ketemu. Mina langsung berjalan dengan terburu-buru atau bisa dibilang setengah berlari untuk masuk ke Cafe karena ia sudah terlambat hampit setengah jam.

"Aduh ssorry ya gue telat, tadi tuh dosen gue nambah jam kuliahnya." kata Mina sebelum ia duduk di dekat Eunjin, salah satu temannya.

"Atur napas dulu Min, lo kayak habis lari marathon ngos-ngosan gitu." kata Seulgi dan memberikan minuman untuk Mina.

Mina dengan cepat mengabil minuman yang diberikan oleh seulgi dan meminumnya. "Thanks ya kak Seul, gue emang lari-lari tadi soalnya gak enak kalian udah nungguin." jawab Mina setelah ia minum tadi.

"Gak berubah ya nih anak, masih aja gak enakan. Santai kali sama kita ini." Euijin menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan Mina yang selalu merasa tidak enak padahal mereka santai-santai saja.

"Tuh Min, lain kali lo santai aja. Gausah ngerasa gak enakan terus." Yooa mencubit pipi Mina yang duduk tepat di hadapannya.

Hari ini Mina, Seulgi, Mijoo, Euijin, Yooa, dan Eunjin reunian setelah satu tahun lebih mereka baru bisa kumpil full team seperti ini. Biasnya kalau ketemu pasti gak pernah lengkap.

Asik mengobrol dan menceritakan mem-flash back bagaimana mereka bisa bertemu dulu dan menjadi teman sampai sekarang.

"Mina? Hei." Keenam gadis itu kompak mendongkak ke orang yang memanggil Mina tadi, memang yang dipanggil Mina tapi semuanya yang menoleh. Orang itu ketawa melihat kekompakan keenam gadis itu.

Berbeda dengan kelima temannya yang seperti kagum dengan paras orang yang memanggilnya itu, Mina justru kaget bukan main melihat orang yang tadi menepuk punggungnya dan memanggilnya itu.

"Sombong banget sekarang Min, mentang-mentang udah jadi mantan." Kata orang itu masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya yang bikin kelima teman Mina menganga karena tidak percaya dengan yang baru saja laki-laki itu katakan.

Kelimanya kemudian kompak menoleh ke Mina yang sekarang menunduk dan menggigit bibir bawahnya.

"Daniel hai." kata Mina yang akhirnya berani menatap Daniel, mantan pacarnya.

"Ngapain ke sini Niel?" Mina merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus melontarkan pertanyaan konyol seperti itu. Ini Cafe dan semua orang berhak ke sini.

Mina berdehem. "Maksud gue, ke sini sama siapa?"

Daniel tidak menjawab pertanyaan Mina, ia kemudia beralih ke lima gadis lainnya. "Gue bisa minjem Mina gak? Ada yang harus kita bicarain?"








 "Gue bisa minjem Mina gak? Ada yang harus kita bicarain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asik banget kayaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Asik banget kayaknya. Chatan sama siapa sih?" Mina baru mau mengetik balasan untuk temannya tapi Daniel lebih dulu menegurnya.

"Bukan siapa-siapa." balas Mina dan memasukkan ponselnya ke tas.

"Jadi mau ngomong apa kak?" tanya Mina.

"Gue cuma mau tau alasan lo ninggalin gue dulu dan menghilang tanpa kabar sampai hari ini kita ketemu gak sengaja."

"Harus gue kasih alasannya kak?"

Daniel senyum, dia selalu merasa nyaman saat Mina memanggilnya dengan sebutan Kak. Memang Mina memanggil semua yang lebih tua darinya dengan sebutan itu tapi Daniel merasa panggilan untuk dirinya itu agak berbeda dari yang lain.

"Harus, gue setahun ini nyariin lo Min. Gue butuh penjesalan. Gue ada salah apa sampai lo ninggalin gue kayak gitu?"

Mina menghela nafas panjang. "Kenapa masih nyariin?"

Daniel menaikkan sebelah alisnya. "Karena gue sayang sama lo, dan lo tiba-tiba ninggalin gue kayak gitu."

"Gue ninggalin lo karena Kak Sejeong."

Daniel menatap Mina lagi. "Sejeong? Kenapa?"

"Gue tau lo sama kak Sejeong ada hubungan. Awalnya gue gak percaya tapi pas gue kampus lo, gue lihat semuanya."

Daniel mengerti sekarang, Mina salah paham.

"Kamu salah paham Mina, biar aku jelasin semuanya."

"Gak usah. Apa bedanya sih Kak di jelasin apa gak? Kan sama aja kita udah putus." kata Mina mencegah Daniel untuk menjelaskan semuanya.

"Aku gak pernah nganggep hubungan kita udah berakhir Mina."

"Oh ya? Bukannya tadi lo sendiri kak yang bilang ke temen gue kalau kita udah jadi mantan?" jawab Mina dengan menekankan suaranya pada kata mantan.

Daniel meringis, sekarang ia menyesal sudah mengatakan itu.

"Gak ada lagikan kak yang harus dibicarain? Gue pamit."

Mina baru mau beranjak dari tempatnya tapi Daniel menahannya agar ia tetap duduk di tempatnya.

"Sejeong sepupuku."

"..."

"Sejeong sepupuku Mina, selama ini emang gak banyak yang tau kalau aku sama dia sepupu. Hari itu aku nungguin kamu buat ngenalin kalian, tapi kamu gak pernah dateng."

Mina diam, dia merasa bersalah sekarang karena sudah asal menyimpulkan sendiri.

"Kenapa ngejelasin? Gak ada yang bakal berubah. Semuanya udah terlanjur." perasaan bersalah Mina tidak lebih besar dari gengsinya.

"Ya kamu bener, semuanya udah terlanjur. Tapi kita bisakan Min mulai semua dari awal lagi? Perasaan aku masih sama kayak yang dulu."















Hahahahahaha gantung💃💃💃

Myoui Mina!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang