DFTL [25] / UAS

138 15 0
                                    


___________

"Ice cream Lina.... Hiks.... Huaa.... Paman ice cream Lina....!" runtuh sudah pertahanan bendungan sungai kecil itu membuat Krish mau tak mau mendekapnya erat walau pakaiannya kotor juga lengket.

"Yahh... Lin, sorry. Aku gak sengaja.." lirih Ririn amat pelan namun masih terdengar jelas di telinga Lina.

"Lina baru makan sedikit. Paman bilang kalo Lina makannya pelan-pelan gak bakalan ada yang ngerebut. Tapi malah tumpahh.... Huaa......" tangis Lina makin menjadi. Kini keluar sudah sifat bocah SD-nya.

"Sorry, Lin. Oke deh. Gimana kalo Om Daniel beliin yang lebih gede sebagai gantinya?" bujuk Ririn seraya menepuk-nepuk punggung mungil Lina dengan Daniel sebagai korban, lagi.

Namun siapa sangka bujukan itu membuahkan hasil. Bahkan kini Lina berhenti menangis membuat Ririn menghembuskan napas lega. Namun berbeda dengan Daniel yang kini menatap mereka nyalang. Kembali ia harus mengorbankan dompet tercintanya akibat kejahilan Nonanya yang sungguh diluar dugaan.

"Yee... Dasar bocah! Disogok makanan aja cepet!" ledek Ririn kemudian dengan jengah.

"Bocah mah bisa apa? Lagian siapa juga penyebab ini semua? Lina tuh baru makan sedikit! Sayang tau, mubazir deh.."

"Ya udah, tuh ambil lagi. Belum lima menit juga!"

Buakhh

"Aduhhh...." pekik Ririn tertahan saat Lina memukul pundaknya dengan ganas.

Ya kali anak orang disuruh makan itu!

"Mana mau! Udah pada jatuh semua juga! Gak bisa diambil lagi!"

"Ya terus?"

Lina menampilkan senyum manis membuat Ririn seketika merasa seluruh tubuhnya menjadi panas dingin. "Yuk beli lagi. Tapi yang lebih gede ya?" pintanya.

Kini Daniel lah yang serasa panas dingin saat mendengar ucapan Lina pada kalimat terakhirnya itu.

Ohh, uangku tercinta. Terpaksa aku harus mengorbankan kalian lagi kali ini, lirih Daniel dalam hati.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk segera kembali menggunakan mobil Lina yang dikemudikan oleh Krish mengingat Ririn juga Daniel yang tadinya hanya berjalan kaki ke sini. Namun sebelum benar-benar pulang mereka terlebih dahulu mampir ke toko ice cream untuk mengganti ice cream Lina yang sebelumnya dibuat tumpah.

Lina sedari tadi terus menampilkan senyuman manisnya saat mendapatkan satu cup ice cream berukuran jumbo itu. Lalu tanpa memperhatikan keadaan sekitar lagi ia segera memakannya lahap di dalam mobil. Bahkan Ririn yang sedari tadi berniat ingin meminta walau sedikit tak pernah dikasih. Apalah daya ujung-ujungnya Daniel lagi lah yang harus merista membuat Krish terbahak puas.

"Om...Om... Senyum!"

Ckrek

Ririn tersenyum puas saat menatap hasil jepretannya. Terlihat di sana Daniel yang tersenyum dengan gaya peace dua jari dan disampingnya Krish juga melakukan hal yang sama walau kini ia terlihat lebih tampan saat tak lagi memakai jas yang hanya menyisakan kemeja putih bergarisnya. Lalu di tengah agak ke depan ada Lina dengan wajah bocahnya tengah mendekap cup ice cream serta tangan yang lain menyentuh pet topi hitamnya menampilkan pandangan sok keren. Lalu dirinya sendiri tepat di samping Lina yang juga ikut meneteng cup ice cream dengan senyum ceria. Lengkap sudah kebahagiaannya hari ini, namun tak tahu untuk yang akan datang. Semoga saja tetap seperti ini tanpa ada sesuatu hal yang dibencinya terjadi.

*****

Singkat cerita hari yang telah ditunggu-tunggu tiba sudah. Dengan perasaan waswas yang membendung. Mampukah mereka melaksanakan tugas dalam bentuk soal itu dengan berbekal pengetahuan yang sudah dicapainya selama ini? Itu hanya tergantung niat, kemauan, serta usaha bukan?

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang