DFTL [92] / Teman Baru, Lagi

74 9 2
                                    

Comeback again-, -

_____________

*****

Pagi ini terasa sangat dingin. Rintik-rintik kecil berangsur membentuk hujan. Mengguyur kota dengan begitu derasnya. Menghambat aktivitas para penjelajah waktu.

Tampak seorang gadis dengan hoodie merah muda berlarian menuju garasi di mana terdapat BMW berwarna hitam yang tengah dipanaskan. Mengambil tempat duduk di samping kemudi tanpa mau repot-repot menunggu seorang lainnya.

Pria yang tadi memanaskan mesin mobil menyergit. Memandang Nona Muda dan pria lain yang masih di luar secara bergantian.

"Nona, Mengapa tidak duduk di belakang?" herannya kemudian dengan tubuh yang dimiringkan sempurna.

"Chacha maunya di sini tuh." sahut gadis itu acuh membuatnya hanya menghela napas dan mengangguk.

Setelah memastikan dua orang lainnya telah mengambil tempat di jok belakang, ia mulai menjalankan mobil. Membelah kabut tipis yang tercipta akibat derasnya hujan yang turun membasahi bumi.

"Nona, apa pulang nanti perlu dijemput?" pria berkacamata itu bertanya tanpa mengalihkan fokus dari jalanan.

"Emm, kalo Om gak sibuk jemput aja. Tapi kalo sibuk kita bisa nebeng Ririn atau Kevin." pria itu mengangguk dan kembali membiarkan keheningan melanda.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah mengingat jarak antara rumah ke tempat ini hanya menempuh beberapa kilometer saja. Tanpa terduga sesaat setelah mereka sampai sebuah mobil mewah jenis ferrari juga menyusul di belakang. Jelas itu adalah kendaraan pribadi milik Ririn.

Ya, Ririn, bukan Daddy atau pun Daniel. Tetapi berhubung anak itu masih dibawah umur jadi pada akhirnya Daniel lah yang mengemudi.

Setidaknya sekolah masih sepi jam segini ditambah cuaca hujan jadi Ririn santai saja memamerkan dirinya turun disambut payung oleh Daniel. Dan faktanya tak ada yang tahu sebenarnya setajir apakah gadis kecil berambut abu dan wajah seputih salju itu.

Ia berlenggok dengan anggun di bawah naungan payung hitam di tangan Daniel. Namun yang membuat Elisha juga Lani heran adalah, mengapa anak itu hanya sendiri? Lalu dimanakah seorang lainnya? Bukankah biasanya mereka selalu menempel bagaikan amplop dengan peranko?

Sebelum mereka berseru yang juga mendapat sambutan payung serupa masing-masing, sebuah mobil mewah lainnya terparkir sempurna diantara mereka. Lebih tepatnya ada dua buah mobil mewah yang entah berapa harga pastinya. Mereka pun tahu siapakah pemilik dari kendaraan mengkilap itu.

Seorang remaja laki-laki turun tergesa dengan payung di tangan kanan dan yang lainnya meneteng tas. Disusul remaja lain ber-hoodie hitam yang ikut nebeng di bawah payungnya. Berikut dengan gadis cantik yang juga turun dari mobil lain. Kini tanda-tanda kemunculan Lina pun juga tidak ada membuat mereka semakin terheran-heran.

"Rin, Lina mana?" Lani segera memberondongi dengan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

"Tuh!" Ririn tersenyum lebar dengan arah telunjuk pada gerbang sekolah.

Mendengar itu secara otomatis mereka serempak menoleh. Benar saja seorang gadis ber-hoodie serupa dengan Elisha tampak turun dari mobil hitam bersama seorang yang jarang mereka lihat keberadaannya. Bahkan mobil itupun tak dikenali siapa pemiliknya. Tidak seperti biasanya yang akan diantar oleh Krish atau Jojo, kini mereka malah tak sama sekali mendapati pria itu dan malah digantikan oleh seseorang.

"Pagi, semuanya!" seruan dengan nada khas itu seketika menyeruak tak mampu teredam oleh suara hujan menyentak mereka semua dari lamunan.

"Pagi.." sahut beberapa diantaranya, masih terheran-heran kecuali Ririn tentu saja.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang