DFTL [51] / Rex

117 7 0
                                    


*****
______________

Sinar mentari yang perlahan tercipta mulai menyapukan pancaran agungnya pada wajah seorang gadis yang kini mengeliat dari tidur nyenyak akibat merasa terganggu akan hal itu.
Seakan membangunkannya dari lelap mimpi indah yang tak mau kembali ke dunia nyata.

Dengan enggan dibukanya mata perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina. Tampak ia masih berusaha mengembalikan separuh nyawa yang bermain di alam bawah sadar. Saat kelopak cantik itu terbuka pandangan buram berangsur menjadi terang. Namun saat kesadaran sepenuhnya menjadi nyata suatu hal membuat gadis itu sekejap terlonjak.

Dimana ini?

Kembali ditarikannnya pandang kesana-kemari untuk memastikan kebenaran penglihatan. Jelas takut jika kristal seindah giok itu bermasalah. Namun, tetap saja agaknya ia sama sekali tak mengenali tempat ini.

Tunggu, apa ia tengah berhalusinasi atau malah belum juga tersadar dari bunga tidur?

Tapi itu mustahil! Jelas-jelas bukankah ia sudah terbangun dari alam bawah sadar. Lalu ini apa?

Ditepuknya kedua pipi dengan agak keras berharap jika memang ini adalah mimpi maka ia pasti akan terbangun. Untuk beberapa saat ia terus melakukannya sambil menutup mata dan kembali membukanya dengan benar-benar berharap jika ini tidaklah seperti apa yang tadi terlihat.

_______

Di sebuah taman bunga yang terhampar luas bak permadani lembut yang sengaja di bentangkan. Terlihat sesosok makhluk berparas sempurna duduk damai ditengahnya. Bukan, bukan damai tetapi terlihat kebingungan. Menatap lurus dengan kelereng abu-abu indah miliknya seakan tak terganggu dengan hal apapun. Angin yang bertiup lembut mampu menerbangkan helaian surai terangnya. Namun hal itu pun juga tak dapat mengembalikannya ke permukaan pikiran yang sedari tadi coba ia selami. Walau memang ketenangan dan kedamaian terus terpancar indah di setiap sisinya sebelum suara gemerisik itu membuatnya menoleh waspada.

"Akhirnya Benwang menemukanmu juga, xiaojie." gumaman penuh kerinduan dalam setiap alunan kata yang ia perdengarkan seakan bersaing dengan gemerisik seretan jubah hitam berbordir naga merah di bagian tengah itu mampu membuatnya meneguk saliva kasar seraya bergidik.

Gadis itu kini memperlihatkan tatapan heran memastikan kepada siapakah sosok pria itu berbicara. Namun nyatanya hanya mereka berdualah yang kini berada di sana.

Pria itu kembali melangkahkan kakinya semakin dekat mempertipis jarak diantara mereka membuat gadis itu semakin waspada dengan sikap berjaga.

Kekehan pelan terdengar dari bibir pria bak dewa itu yang semakin membuatnya was-was. "Apa kamu berniat menerkam Benwang terlebih dahulu, xiaojie?"

"Siapa kamu?" hardik Ayi merasa terganggu.

"Apa kamu melupakan Benwang?"

"Memangnya siapa kamu? Ku rasa kita bahkan tak pernah bertemu!" dengus Ayi masih dengan posisi waspada.

"Benarkah?"

Ayi terperanjat seakan telah mengingat sesuatu. Apalagi saat ia tak sengaja melirik telinga runcing mirip telinga kucing yang berada tepat di kepala bagian atasnya. Bukan samping kepalanya!

Ayi jelas tercekat sambil melotot di balik topeng hitamnya. Bahkan kini tak tanggung-tanggung ia telah menjatuhkan rahangnya beberapa senti.

"K-kamu!"

"Ya?" sahutnya lagi diselingi kekehan geli.

"Apa kamu... Tidak mungkin!?" Ayi terbata sambil menunjuk pria itu dengan ganas.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang