DFTL [75] / Surat?

114 5 0
                                    


*****
_____________

Deritan berat pada pintu terdengar menggema mengingat malam telah larut terlalu lama. Hampir menimbulkan gurat jauh jingga kemerahan di ujung timur.

Tanpa kata seorang di sana memasuki rumah mewah tersebut saat seorang lainnya membukakan pintu. Melangkah pelan dengan santai diikuti beberapa sosok lainnya. Langkahnya tampak gontai namun tanpa beban yang berarti. Menyisakan ketukan ujung sepatu secara berirama. Tak ada satu pun diantara mereka yang rapi, benar-benar layaknya anak jalanan yang digelandang masuk rumah bagus. Terlalu kontras!

Guratan lelah menghiasi setiap wajah mereka. Semua tampak tak ada jiwa, hanya jasad yang digerakkan akibat terpaksa.

Beberapa gadis itu terlihat amat letih dengan mata sayu juga pakaian serta penampakan wajah yang mengerikan. Tak jauh berbeda dengan para lelaki dewasa dibelakangnya. Terus berjalan menapaki marmer putih mengkilap tanpa memperhatikan yang lain sebelum ada sesuatu yang mampu membuat mereka seakan tercekat dan terpaku di tempat. Tanpa berani bahkan untuk menghembuskan napas terlalu keras.

"Jadi, cerita menarik apa yang kalian bawakan untuk Saya?" suaranya jernih seakan menyatu dengan alam. Lembut seperti air yang mengalir tenang tanpa riak bahaya.

Mereka masih terdiam, tahu siapa pemilik suara berat itu.

"Uh... Papa, kapan pulang?" gadis itu memberanikan diri menatapnya, pandangannya memang dapat menipu seakan tak ada rasa takut atau semacamnya. Namun siapa yang tahu isi lautan dalam dihatinya?

"Apa itu penting, Honey? Karena Papa jelas lebih tertarik dengan cerita milik kalian." sahutnya pelan masih dengan nada yang sama tetapi jelas menurut beberapa diantara mereka itu merupakan suasana terburuk.

Gadis itu masih memandanginya lalu beralih pada dua sosok remaja lain di samping pria itu yang juga memandanginya tanpa kedip seakan tengah melihat hantu. Hanya sekilas tatapannya kembali pada sosok yang masih meminta penjelasan di sana. Ia tampak tersenyum simpul dan sepersekian detik kemudian telah melangkah cepat dan menjatuhkan dirinya di atas dada bidang lelaki berumur itu.

"Papa, bisa nanti aja gak? Kasihan mereka pasti capek." sungut Lina mencoba tawar-menawar seraya memandangi wajah elok Papanya.

Frank sekilas melirik pada beberapa gadis juga antek-antek yang dimaksud Lina lalu kembali memandangi wajah lelah putri tercinta di atas tubuhnya kini dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan.

"Maaf bikin Papa khawatir, Vino dan Kevin juga. Semuanya terjadi begitu aja jadi apa yang bisa Lina lakuin selain coba menyelamatkan yang lain? Tapi... gimana Papa bisa di sini?" tanpa menatap Papanya Lina bertanya penuh rasa keingintahuan.

"Ini rumah Papa, kalau kamu lupa. Memang kenapa? Ingin menyembunyikan ini sama seperti kalian menyembunyikannya pada Max, Keen, dan yang lainnya?" dengusnya pelan membuat gadis itu terkekeh.

"Papa mirip cenayang, bahkan Daddy El aja gak tau, kan?" Lina kemudian kembali memandangi kedua sosok disampingnya kini.

"Kamu terlihat sangat berantakan, Sayang. Astagaa... Baiklah-baiklah, kalian istirahatlah, okey? Dan kalian juga Vin, Kev. Kalian juga sudah bekerja keras semalaman kan?" finalnya kemudian yang seketika membuat mereka menatapinya penuh syukur seakan baru saja terlepas dari belenggu tak kasat mata sang iblis. "Pergilah, Krish. Antarkan mereka ke tempat tidur masing-masing. Setelah itu istirahatkanlah dirimu, kamu terlihat gak lebih baik dari gembel jalanan!" kekehnya lagi dan segera diangguki Krish yang mulai menghela mereka pergi.

"Pa, Papa gak bakal bikin hal aneh ke Om-om itu kan?" tanya Lina kemudian dengan tatapan aneh membuat Frank mengerutkan keningnya.

"Seperti apa? Sayang, Papa gak bakal biarkan kamu dalam bahaya bahkan enggak buat yang kayak gini lagi. Gak ada yang bisa menghentikan Papa kalau itu menyangkut kalian apalagi kamu. Tapi Lina jangan khawatir, oke? Papa gak bakal melakukannya kalau kamu gak suka itu yaa walaupun dengan terpaksa." tukas Frank yang diakhiri dengan dengusan tak terima seraya memeluki tubuh mungil putrinya itu sebelum menghelanya pergi untuk mendapatkan istirahat yang pantas atas kerja keras mereka sebelum ini.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang