*****
___________________"Bukannya ngucapin terima kasih udah ada yang mau bantu malah diomelin! Gimana sih, PMS kali ya tuh orang?!" sungut Lina yang sudah mendudukkan dirinya di kursi panjang yang disediakan sebuah pemilik warung pinggir jalan.
"Tau, emang ABG labil tuh polisi!" sahut Ririn membenarkan.
"Lagian tuh maling ada-ada aja sih? Bikin heboh warga aja deh. Heran! Kemarin Bank, Museum, kemarinnya lagi toko-toko gede! Lah besok apaan lagi?" ucap Lani dengan kesal sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal.
"Tangkep aja sih malingnya sendiri. Gak usah minta ijin polisi! Ribet! Buktiin noh sama tuh polisi shongong biar gak ngeremehin orang! Ngomong seenak udel dikira aku gak punya perasaan apa?!" kesal Dayu dengan bisikan takut ada yang dengar walau keadaan warung kini masih sepi. Namun tetap saja ia tak ingin mengambil risiko.
"Boleh juga tuh ide kamu. Lagian kira-kira aku tau di mana tuh maling bakal beraksi lagi malam ini." ucap Elisha dengan seringai setannya.
"Di mana emang?" tanya Lani penasaran.
"Kan di Pusat Kota cuman ada beberapa tempat yang berkemungkinan dimalingin. Bank, supermarket, toko-toko besar, dan satu lagi,"
"Apa?" ucap mereka bersamaan dengan tak sabaran.
"Toko emas terbesar di kota ini. Toko Liu gege!" bisiknya membuat tatapan-tatapan bak kucing lapar itu menampilkan cahaya terang seakan telah mendapat target mangsa yang empuk. "Itu aja kan yang belum dimalingin? Kan gak mungkin itu maling malingin toko atau ruko-ruko kecil pinggir jalan?" jelasnya masih dengan senyum yang tambah lebar.
"Bener juga. Ya udah yuk ke sana trus minta ijin buat bikin permainan seru di sana sebelum hari makin siang!" ajak Dayu dengan antusias.
Lina berdiri dengan semangat masih memegangi gelas berisi air yang sempat ia pesan tadi. Berniat untuk membayar serta mengembalikan gelasnya ia pun berbalik cepat namun,
Duagh!!
"Wadoohhh!" pekikan tertahan ia keluarkan saat tubuh mungilnya menghantam lantai dengan amat cepat dan keras.
Bukannya apa hanya saja ia tak sengaja menabrak orang. Ralat, bukan menabrak tetapi ditabrak secara ia bahkan baru membalik badan bukannya sudah berjalan. Dilihatnya sosok yang tadi menabrak dirinya. Sosok laki-laki tinggi, berisi dan pastinya cogan.
"Ehh, kalo jalan tuh pake mata!" seruan kasar itu membuatnya terperanjat lalu memandangi heran manik terang itu.
"Aelah, Bang. Sini jalan aja belom!" seru Lina yang merasa tak terima.
Kemudian dengan tergesa ia berdiri sambil menepuk-nepuk bajunya yang kotor dengan kesal akibat disalahkan tanpa alasan yang jelas bukan milik dirinya. Tak lama muncullah enam orang lainnya menghampiri mereka.
"Kenapa, Land?" tanya seorang diantaranya kepada lelaki yang tadi menabrak Lina.
"Gak liat apa bajuku basah?" tukasnya kesal seraya menatapi noda itu dengan tatapan jijik yang malah mengundang gelak tawa Ririn juga tiga temannya yang lain.
"Lin, kamu gak papa?" tanya Dayu seraya membolak-balikkan tubuh Lina takut ada yang lecet entar ia pun kena dampaknya juga.
"Gak papa gimana? Sakit nih!" erangnya seperti bocah, ya walaupun ia kenyataannya memang bocah_-
"Salah kamu juga jalan gak pake mata! Kotorkan bajuku jadinya!" geram lelaki itu lagi membuat Lina menggeram tanpa sadar.
"Ehh, mana ada orang jalan pake mata! Di mana-mana jalan tuh ya pake kaki! Bocah TK juga tau!" cerca Ririn dengan ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Defit-al (NEW)
ФэнтезиLima anak gadis berpetualang memecahkan dan menyelidiki kasus yang ditugaskan Kepala Polisi setempat. Mendirikan sebuah organisasi yang bernama DeFiT-al (Detective 5/Five The Valiant), diresmikan oleh Samuel Antonio, Kepala Polisi. Di usia mereka ya...