*****
________________"Ada yang tau ini apa?"
Sesaat setelah ketujuh remaja itu berbaris rapi diantara banyaknya sosok-sosok berpakaian loreng dengan dasar hijau. Datanglah seorang pria bertubuh kekar yang juga perpakaian seperti yang disebutkan di atas sambil meneteng sebuah benda digenggamannya.
"Siap! Senjata api jenis revolver, Pelatih!" sahut seorang gadis mungil di sana.
Pria itu hampir tergelak mendengar jawaban gadis itu. Bahkan siapapun tahu bahwa itu adalah sebuah pistol tapi jelas bukan itu yang dimaksudkan olehnya sebelum,
"Revolver G2 Elite produksi P.T. PINDAD." sambung gadis itu lagi masih dengan posisi tegap membuat tatapan pria itu berganti tertarik. "Dengan pengoperasian senjata genggam secara Recoil, jelas itu salah satu nilai tambah dari senjata ini. Alat pengukur kecepatan angin dan ketinggian tersedia sebagai pelengkap dari alat bidik standarnya. Berisi sembilan amunisi dengan masing-masing peluru 19 mm parabellum. Dengan alat bidik berupa fixed. Dan cara kerja alat ini adalah semi-Automatic dan Single Action." lanjutnya lagi seraya kembali pada posisi istirahat di tempat yang menandakan berakhirnya penjelasan membuat pria itu membola tak percaya.
Bahkan beberapa Marinir lain yang memang sedari tadi menontoni mereka pun tercekat sama tak percayanya. Oh ayolah, bagaimana mungkin bocah ini tahu bahkan sampai sedetail itu?
"Ya, kau benar. Dan ini adalah senjata pertama kalian untuk pelatihan hari ini." ucapnya sesaat setelah kembali menetralkan ekspresi.
Seorang pria lainnya datang sambil membawa kotak berukuran kecil yang besar kemungkinan isinya adalah senjata api. Kemudian kotak itu ia serahkan pada sang pimpinan yang saat ini menjabat sebagai pelatih dari ketujuh remaja tersebut.
Segera pelatih ber-nametag Danu itu menyiapkan kembali posisi mereka. Lalu memberikan beberapa aba-aba sampai akhirnya masing-masing dari mereka telah memegangi pistol itu. Bersiap di posisi masing-masing, hanya tinggal menunggu aba-aba untuk mulai menembak ke arah target yang telah disiapkan. Sebelum pelatih memberikan aba-aba ucapan salah satu gadis kembali membuatnya menyergit.
"Mainan? Ku kira ini revolver sungguhan!" dengusnya sambil membolak-balik benda hitam ditangannya tersebut.
"Diamlah sebelum Syeriff mengetahuinya, yang jelas kamu takkan selamat dari ceramah p×l-nya Uncle Jie. Lagipula ini kan pelatihan pertama!" desis yang lainnya namun jelas pria itu mendengar apa yang tengah mereka bicarakan.
Walau dengan diiringi dengusan gadis bertopeng ukiran merah itu tetap menurutinya dan kembali pada posisi bersiap. Setelah sang pelatih memberikan aba-aba untuk mulai menembak mereka pun segera melakukannya.
Kembali Line berdecih, memangnya ia anak TK kemarin sore yang baru belajar menembak? Dalam radius lima meter? Yang benar saja! Bukannya mau bersombong ria, hanya saja ini jauh di bawah standar penembak jitunya! Bahkan dengan tanpa melihatpun ia dapat menembaknya tepat sasaran!
Beda lagi dengan Ayi yang sedari tadi berusaha sekuat tenaga untuk menahan tawanya saat membayangkan bagaimana ekspresi adiknya itu di balik topeng sana. Seberapa jengkelkah adik mungilnya itu? Astagaa, bocah TK pun pasti bisa untuk sekadar menembakkan peluru mainan pada target berjarak kurang lebih 17 kaki itu. Lihat? Bahkan kedua teman laki-lakinya yang jelas sama sekali tak pernah memegang senjata saja bisa melakukannya!
Masih dengan target yang sama mereka diperintahkan untuk terus menembakkan peluru secara benar dengan beberapa panduan yang diberikan. Namun jelas itu tak berlaku untuk kedua anak gadis lainnya. Ini bukan pelatihan, tapi mainan anak TK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Defit-al (NEW)
FantasiLima anak gadis berpetualang memecahkan dan menyelidiki kasus yang ditugaskan Kepala Polisi setempat. Mendirikan sebuah organisasi yang bernama DeFiT-al (Detective 5/Five The Valiant), diresmikan oleh Samuel Antonio, Kepala Polisi. Di usia mereka ya...