---"Ba-bagaimana bisa kita langsung berada di sini?!"
Ketidakpercayaan dan keterkagetan yang menjadi satu, meluap begitu saja membentu suatu pekikan tertahan. Kejadian tak terduga yang amatlah tidak realistis, tidak logis, serta sesuatu yang sulit diterima akal sehat.
Dalam sekejap ruangan yang tadinya amat sepi menguarkan asap. Asap tipis itu kemudian memadat dalam bentuk belasan siluet yang perlahan menjadi semakin nyata. Memadukan antara bubuk fantasi di dunia fana yang semuanya serba maju ini.
"Tuan Tabib, bukankah ini hanya permulaan?" sekejap tampak nada geli didalamnya kala memberikan jawaban.
"Ini... mustahil," gumam seorang diantaranya dengan jemari yang mulai memijit kening.
"Tuan, dunia memang penuh misteri dan kemustahilan. Tetapi ini benar adanya," sahut pria ramping dengan garis wajah yang terkesan cantik.
"Sebenarnya kalian ini apa? Dan... yang menculik bayiku, makhluk apa itu?" sembari melirik putri kecilnya yang tampak cantik kala tertidur ia bergumam pelan.
"Uh, kalian kembalilah dan rawat luka-luka itu. Kalian telah bekerja dengan sangat baik hari ini, beristirahatlah!" ujar pria lainnya yang juga tengah menggendong seorang bayi. "Mas Bay, Goerge, jika tidak keberatan... Bisakah tinggal bersama kami?" tukasnya lagi meminta persetujuan.
"Tidak masalah, Tuan. Saya bersedia!" sahut seorang pria berumur akhir tiga puluhan itu kemudian dengan anggukan sopan.
"Saya pun tak masalah, Tuan." ujar pria lainnya.
"Anda keberatan jika kami meminta mereka tinggal?" tanya lelaki yang dipanggil Tabib itu tiba-tiba membuat keempat pria berpakaian kuno itu menoleh serentak.
"Apapun perintah Anda, Tuan Tabib. Kami merasa terhormat." sahut salah seorang diantaranya.
"Jika Tuan tidak keberatan, bisakah Saya memberikan mereka yang baru pergi serbuk pelupa?" tanya pria berjubah hitam meminta persetujuan.
"Ah, berikanlah. Semakin sedikit yang tahu bukankah lebih baik?" sahut pria tua itu seraya mengangguk.
"Atas izin Anda, Tabib!" serunya girang dengan tanpa sadar.
Seusai berucap demikian ia segera menadahkan telapak tangannya yang kini mengeluarkan partikel-partikel kecil berwarna merah pudar. Saat partikel-partikel debu ajaib sudah terkumpul ia segera meniupnya dengan gerakan kelewat anggun. Mengirimkan debu yang ia sebut sebagai serbuk pelupa pada beberapa pria berbalut kain serba hitam yang baru saja keluar dari ruangan.
"Saya memang seorang Tabib, tetapi panggillah Saya dengan nama saja, Hasiem." tukas pria itu masih dengan pandangan penuh perhatian pada keempat makhluk fantasi dihadapannya.
"Terlalu tidak sopan jika hanya memanggil Anda dengan Nama, Tuan Hasiem. Kami hanya bawahan di Kekaisaran Zie, sedang Anda adalah milik Nona Muda yang begitu penuh keagungan." sahut sang Jenderal. "Jenderal ini pun meminta pengampunan belum juga memperkenalkan diri dengan lebih benar. Benwang berasal dari Kekaisaran Bai bagian Utara dari Tanah Zie. Benwang memperkenalkan diri sebagai Jenderal Agung yang dipilih oleh Yang Mulia Kaisar Agung terdahulu, Lord Lionless untuk mengatur tanah Zie bagian Utara." ucapnya lagi memperkenalkan diri dengan sikap hormat yang mencerminkan betapa bermartabatnya ia sebagai seorang Bangsawan.
"Saya berasal dari klan Kucing roh, bawahan langsung Wang Rubby, Yang Mulia Pangeran Zie Ke-tiga, Lord Rubbyarema. Wang Rubby memberi Saya nama Ern. Pangeran Ke-tiga Kucing roh spirit." jelas pria bersurai terang.
"Bawahan ini diberi nama Eas, Pangeran Ke-empat Kucing roh spirit. Saya pun juga bawahan langsung dari Wang Rubby." tukas pria ber-hanfu biru muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Defit-al (NEW)
ФэнтезиLima anak gadis berpetualang memecahkan dan menyelidiki kasus yang ditugaskan Kepala Polisi setempat. Mendirikan sebuah organisasi yang bernama DeFiT-al (Detective 5/Five The Valiant), diresmikan oleh Samuel Antonio, Kepala Polisi. Di usia mereka ya...