DFTL [62] / Misteri Teror Rumah Tua (4)

87 7 0
                                    


*****
_____________

"Ada apa?" pria disampingnya segera bertanya saat menyadari perubahan mimik dari mereka.

"Kita harus pergi, keberadaan teman kami sepertinya sudah terdeteksi." sahut Ayi dan mulai beranjak.

"Mau kemana?" pria itu menarik ujung baju Ayi membuat gadis tersebut menoleh ganas.

"Memang menurutmu mau kemana lagi?!"

"Ck, kamu mau tertangkap?" kekehnya saat menerima tatapan heran itu.

"Ap-"

"Ya sudah, ayo ikut Saya!" ujarnya kemudian tak membiarkan Ayi melanjutkan ucapannya.

Pria itu kembali menarik bagian kain dari pakaian Ayi dengan gemas. Sontak saja Ayi memakinya dengan kasar namun sama sekali tak dihiraukan. Masih mengendap mereka menuruni undakan demi undakan anak tangga hingga sampai pada lantai dasar. Terus berjalan ke arah samping membuat keduanya menyergit. Mereka akan keluar lewat mana? Itulah pertanyaan yang terlintas dalam pikiran mereka sebelum sebuah pintu dengan engsel yang telah terlepas menjadi pemandangan selanjutnya.

"Haa, ternyata ada pintu keluar di sini, tetapi kenapa malah rusak begini? Bukankah bahkan fasilitas lain tak ada yang rusak separah ini?" tanya Anna yang segera diangguki oleh Ayi.

"Tetapi, An, sepertinya pintu ini baru saja dirusak. Cpoba kamu amati engselnya, tidakkah itu tampak masih sangat bagus?" Ayi menajamkan penglihatannya pada objek yang menjadi perhatian.

"Memang tidak. Saya datang lewat sini dan pintunya masih utuh bukannya rusak begini." decak pria itu ikut terheran.

Kiranya siapa yang membuat pintu itu sampai menjadi seperti ini?

"Ya sudah, ayo cepat kita keluar dari sini. Mengapa malah bahas pintu?!" seru Anna yang kembali menyadarkan mereka dari tujuan awal.

Akhirnya mereka pun kembali melanjutkan pelarian dengan hati-hati dipandu oleh pria yang entah siapa namanya itu.

"Lewat sini!" serunya sambil menunjuk pagar kawat berduri dan mempersilakan mereka untuk keluar lebih dulu.

"Sepertinya ada yang baru saja lewat sini juga." gumam Ayi lagi saat melihat adanya beberapa kemungkinan akan hal itu.

Tak menunggu waktu lama agar mereka menyusul tiga temannya yang lain. Kini mereka kembali berkumpul pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Dilihatnya ketiga gadis yang telah bersimpuh pada rerumputan di samping sepeda seakan menunggu sesuatu.

Ya, memang tengah menunggu bukan? Lebih tepatnya menunggu mereka.

"Hello, my girl!" sapanya membuat ketiga gadis itu menoleh serempak.

"Ah, akhirnya datang juga kali...an..?" Elish menyergit saat pandangannya bertemu dengan sosok atletis di belakang keduanya. "Siapa itu?" ujarnya kembali sambil menunjuk sosok yang dimaksud dengan kedikan dagu.

"Oh, perkenalkan Saya Joshua, Agent dari biro Kepolisian Daerah." sahutnya memperkenalkan diri diiringi anggukan sopan.

"Wahh, benarkah?" tanya Mellan dengan nada agak ragu.

"Ya, dan kalian... Agent baru sekaligus termuda di Banjarmasin, bukan?" tanyanya memastikan.

"Ahh, ya.. itu memang benar." sahut Mellan dengan anggukan.

"Apa kalian ditugaskan untuk menyelidiki tempat ini?" tanya Agent Joshua lagi dengan alis terangkat.

"Tentu, dan... Anda?" heran Elish dengan sorot curiga.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang