DFTL [54] / Permata Cantik

124 6 0
                                    


*****
_____________

Di suatu tempat yang terlihat amat menawan. Dipenuhi dengan pepohonan rimbun juga bunga yang seakan sengaja ditabur berwarna-warni memanjakan mata yang terbelah dengan jalanan setapak berlapis batuan cantik ditengahnya. Aroma harum yang bersatu menguar memenuhi atmosfer tercium begitu menenangkan. Dan jangan lewatkan bangunan utama yang berdiri menjulang dengan megahnya di tengah-tengah taman. Pilar-pilar raksasa yang memperkokoh terlihat di berbagai penjuru bangunan. Didominasi dengan warna merah emas metalik. Di bagian puncak terdapat pula sebuah pahatan berbentuk monumen kristal cantik. Seakan mempertegas bahwa pemiliknya adalah seorang penyuka batu-batuan mulia. Bangunan tersebut di kelilingi oleh aliran air yang terlihat jernih dan dalam. Sebuah jembatan berlapis emas dan kristal yang terlihat berkilauan terpantul cahaya sang surya.

Walau jelas kediaman ini tidak semegah dan seluas Istana Utama, namun tetap saja hanya satu kata yang mampu terucap jika melihatnya.

Waw...

Beberapa hewan lucu terlihat berlarian yang semakin menghidupkan tempat ini. Bahkan beberapa pekerja pun ikut meramaikan suasana yang sebenarnya begitu jarang ditempati sang pemilik.

Istana Teratai Merah. Rumah bagi hewan spirit, mungkin. Sebab sang pemilik pun jarang menempatinya.

Tepat di sebuah gazebo tampak beberapa diantaranya tengah berbincang ria dengan anggun.

"Kakak, aku senang bisa bertemu kembali." ujar salah satu diantaranya yang mungkin baru bisa kembali ke tempat ini.

"Ern, bagaimana kabar adik di sana?" tanya yang lain masih dengan gaya duduknya yang kelewat anggun.

"Eas dan Ed baik saja, kakak. Tetapi mereka tak bisa kembali bersama adik ini.." sedih Ern.

"Kami mengerti, bukankah kalian memang ditugaskan untuk menjaga bola bulu manis itu?" kekeh yang lainnya seraya menopang tubuh diantara dua kaki.

"Kakak Ryo, ku dengar Wang Rubby telah kembali?"

"Kamu benar, adik. Wang Ye sudah kembali ke kediaman Teratai Merah." sahut Syr tanpa menoleh, hanya memandangi ikan cantik berwarna-warni yang berlalu lalang di bawah gazebo.

"Kamu mencari Benwang, Ern?" alunan merdu bernada itu membuat ketiganya menoleh serempak. Lalu membungkuk hormat setelahnya.

"Memberi hormat kepada Wang Ye!" ucap mereka bersamaan masih dengan tekukan kaki membuat pria berwajah rupawan itu tersenyum lalu mengangguk berniat menerima hormat mereka.

"Menjawab Wang Ye, Saya memang mencari Wang Ye untuk berkata." ujar Ern yang malah mengundang usapan lembut pada kepala lembutnya.

"Harus berapa kali Benwang katakan. Jangan seformal itu terhadap Benwang. Kaisar tidak akan tahu, jadi tidak apa-apa." ucap lelaki bernama Rubby itu masih dengan nada yang mendayu.

"Menjawab Wang Ye, Tetapi tetap saja itu tidak sopan terhadap keluarga Kekaisaran."

"Tidak ada yang bisa memenggalmu, Ern, jika tidak ada izin Benwang. Dan ini perintah!"

"Tap-"

"Mau membangkang, ehh?"

"Tid...tidak, Wang Ye. Mohon ampuni Saya yang sudah lancang." seru Ern dengan terbata.

"Wang Ye, Anda menakuti adik kami." kekeh Syr yang kini juga menerima perlakuan yang sama, mendapat usapan lembut dari sang Pangeran Ke-tiga.

Mendengar hal itu Rubby hanya terkekeh sebelum kembali berucap.

"Ada informasi apa untuk Benwang dari Ern?"

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang