______________Ting...ting...ting...
Menunggu selama itu bukanlah perkara yang mudah. Kini jam yang mereka tunggu telah melakukan tugasnya. Sesuai dengan apa yang dikatakan Line sebelumnya, mereka terus menunggu apa yang akan terjadi di balik keduabelas dentangan jam ini. Terus mengamati setiap sudut berharap spekulasi itu benar dan bukanlah sebuah kesia-siaan belaka saja.
Tepat tengah hari saat jam di sana berdentang 12 kali dengan suara menggema, mereka terus menekatkan dalam hati bahwa itu pasti adanya. Namun realita memang tak semudah hayal belaka. Sampai dentang terakhirpun masih belum terjadi suatu keajaiban apa pun.
"Huaahhh, ini percuma! Tipuan macam apa yang coba ilmuan gila itu lakukan?! Jelas-jelas tak ada apa-apa di sini selain jam dinding sial*n itu. Padahal kita bahkan sudah sejauh ini!" gerutu Reza yang dengan frustasi kembali mendudukkan dirinya di lantai.
"Huhh, aku penasaran. Bagaimana dengan keadaan yang lainnya. Apa mereka baik-baik saja?" desah Elish dengan nada khawatir.
"12 dentang tegaklah bayang. Jika bukan ini yang dimaksud lalu apa?!" desah Line benar-benar tak percaya.
Line dengan kasar menendang tembok sama frustasinya sebelum mata kucing itu mendapatkan sesuatu. Seketika ingatan kata seperti 'tegaklah bayang' itu menggema di dalam otaknya. Cahaya redup di kelereng chocolate-nya seketika pulih. Senyum yang sempat menghilang hadir kembali. Hal itu terjadi hanya dikarenakan oleh sebuah cercahan garis lurus sinar matahari yang merambat perlahan dan jatuh tepat di atas lantai. Untuk sesaat ia masih terpaku tak percaya akan apa yang kini ia pikirkan, namun setelahnya dengan gerakan cepat ia tergesa menghampiri. Sontak kelakuan tak biasanya itu menarik perhatian Elish juga Reza.
"Lihat ini, ini...luar biasa!" decaknya kagum.
Sepersekian detik kedua sosok berbeda umur juga jenis kelamin itu saling pandang dengan sama herannya. Berkata lewat tatapan mata seakan tengah bertelepati.
Apa anak itu baik-baik saja? Tidak mungkin bukan jika ia menjadi gila hanya karena tak menemukan apa yang dicari selama ini? Mengapa hanya dengan melihat secercah cahaya yang masuk membuatnya tercengang dengan takjub seperti itu? Mungkin seperti itulah kira-kira yang saling mereka pertanyakan.
Menunggu selesainya dentangan jam sampai 12 kali memang membuahkan hasil. Semua spekulasinya selama ini tak pernah salah! Cahaya matahari yang masuk melalui celah lubang kecil dan berhenti di salah satu bagian lantai itu jelas bukanlah sebuah kebetulan. Namun sebuah kesengajaan yang telah diatur sedemikian rupa baiknya. Sebuah petunjuk sapuan hasil akhir dari apa yang selama ini mereka cari. Kini apa yang mereka inginkan telah hadir di depan mata!
Mereka berhasil memecahkan arti dari kata 'rahasia' sesungguhnya juga kata kiasan namun denotatif berupa kode '12 dentang tegaklah bayang' pada petunjuk terakhirnya. Sungguh sebuah kemajuan pesat untuk bakatnya!
Dengan penuh kehati-hatian ia berusaha membuka bagian lantai yang terkena sinar matahari tadi sebelum cahayanya perlahan menghilang. Lantai dengan hanya dilapisi papan tipis tanpa perekat ditemukannya di bawah keramik yang juga sama tak melekatnya itu. Semua aktivitas yang ia lakukan tak pernah lepas dari pengawasan keduanya walau diiringi dengan tatapan melongo yang tak dapat tertutupi.
Sebuah benda peninggalan dari seorang ilmuan ia dapatkan. Tampak tak ada harganya sama sekali namun sesungguhnya itu adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi dunia.
"Kitab..." Line mengambilnya dengan perlahan takut jika ia malah akan salah perlakuan.
Ya, sebuah kitab! Itulah rahasia yang coba orang itu sembunyikan dari dunia namun memberi arahan agar cepat ditemukan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Defit-al (NEW)
FantasiaLima anak gadis berpetualang memecahkan dan menyelidiki kasus yang ditugaskan Kepala Polisi setempat. Mendirikan sebuah organisasi yang bernama DeFiT-al (Detective 5/Five The Valiant), diresmikan oleh Samuel Antonio, Kepala Polisi. Di usia mereka ya...