DFTL [100] / Jiwa yang Tersegel

71 6 4
                                    

Happy reading, sorry for typo, Sobb..!

_______________

*****

Sesuai janji yang telah disepakati. Kelima gadis itu kini telah bersiap untuk kembali mengunjungi Kakek tercinta. Tak ada yang perlu dicemaskan, ada Astri yang akan menemani Ria dan menjaga Alfi. Bahkan Lina meminta Batalion 47 untuk mengirim beberapa anggotanya menjaga rumah ini dalam bayangan. Tak ingin ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi, mengingat insting tajamnya telah beberapa kali mendeteksi ketidaknyamanan.

*Batalion 47_ Batalion yang dipimpin oleh Simian dengan codename MA-047.

Beruntung, jemputan kali ini adalah sebuah mobil sport hitam milik seseorang yang dikenal. Bahkan satu mobil merah telah terparkir di halaman sejak sebelum mereka berangkat sekolah tadi. Ya, tadi pagi Ririn meminta sopir pribadinya untuk mengantarkan mobil.

Seorang pria tegap dalam setelan jas hitam turun dari mobil. Menghampiri sang Nona yang sangat dirindu beberapa hari terakhir. Krishtian menyungging senyum, namun ada setitik rasa bersalah di sana.

"Sore, Nona.." sapanya pelan dengan tundukan sopan.

Lina hanya mengangguk dan segera beranjak tanpa perlu repot-repot berbasa-basi. Bukan marah atau kesal pada Krishtian, walau faktanya anak itu memang menyayangkan ketidakhadiran pria itu akhir-akhir ini. Ia bukan tipe anak yang egois, hanya saja ia sedang malas untuk bertutur kata yang menurutnya tidak perlu.

Ririn yang melihat itu ikut menghela napas. Tatapannya beralih pada sosok tegap yang masih memandangi punggung sang Nona Muda dengan senyum getir. Ririn tahu, anak itu tidak dalam kondisi yang baik. Itu bukan gara-gara Krishtian melainkan perdebatan kecil yang tadi terjadi sebelum pulang sekolah.

"Tenanglah, Paman. Itu bukan karena Paman.. Lina lagi badmood gara-gara tadi di sekolah." ucap Ririn sesaat sebelum pria itu melangkah mengikuti Nonanya.

Pria itu kembali berbalik memandangi Ririn yang tengah menampilkan senyum menenangkan padanya. Ia tampak bingung dengan apa yang gadis itu beritahukan. Apa kiranya kejadian yang telah membuat Nonanya itu menjadi tidak baik?

Ririn menyadari kegundahan Krishtian jadi ia hanya menjawab sekenanya.

"Biasalah perdebatan kecil sama Tasya. Lina Bintang Phoenix, Tasya masih gak mau berdamai sama The Copi. Mungkin itu ngebuat Lina harus terus berpikir jernih." sahutnya masih dengan senyum yang sama membuat ekspresi Krishtian sedikit banyaknya menjadi lega.

"Baiklah, Rin. Saya pikir kamu bisa membantu masalah itu." Krishtian berucap pelan membuat Ririn mengangguk menyetujui hal itu.

Dan setelahnya mereka beranjak ke arah tujuan yang berbeda. Krishtian menuju mobil yang tadi dikendarainya, dimana Lina serta dua gadis lainnya telah menunggu sejak tadi. Sedangkan Ririn menghela satu temannya yang tersisa menuju mobil mewah yang terparkir memanjakan mata.

Tanpa kata yang membuang waktu, kedua mobil mewah itu telah meluncur lugas membelah jalanan yang lengang. Setidaknya sebelum memasuki jalan raya.

Rumah Kakeknya ini ada di pedalaman Kompleks elite Rissanary, kompleks di mana mansion besar mereka di bangun. Jadi jelas itu tak membuat Ririn mendapat masalah ketika berkendara, seperti kena tilang misalnya mengingat ia masih di bawah umur.

Hanya membutuhkan waktu beberapa puluh menit dengan mobil, mereka sampai pada tempat tujuan. Kedua mobil dengan warna berbeda itu terparkir dengan rapi di halaman luas yang setiap sisinya terdapat tanaman hias. Secara berangsur mereka turun dari tempat masing-masing. Memandangi suasana serupa dengan yang mereka datangi kemarin.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang