_________"Ah, Lin gak tau kalau sewaktu bayi pernah ngalamin tragedi kayak gitu.." tukas seorang gadis kemudian sesaat setelah sang Kakek menghentikan ceritanya. "Sejauh ini udah berapa banyak rahasia besar yang kalian sembunyiin dari kita... dari Lin sama Rin?" sekali lagi ia menghela napas pelan. "Ternyata bukan cuma kalian yang tau, ya. Paman George, Kang Ubay juga." "Terlebih dari itu semua, ternyata dugaan Lin tentang ketiga kucing itu emang bener, ya. Sejak awal Lin sadar tentang takdir itu, Lin emang udah menduga ada yang gak beres dari mereka. Ah, mana ada sih kucing yang udah hidup sejalan sama umurnya Lin masih kayak kucing yang baru umur tiga sampai lima tahunan? Lin kira emang sebab perawatan yang baik jadi mereka gak pernah nunjukin sesuatu yang salah, baik kesehatan atau yang lainnya. Lin kira juga awalnya kenapa mereka selalu bertingkah layaknya manusia itu gegara dilatih. Tapi nyatanya... Sejauh ini pun Lin akhirnya sadar mereka bukan cuma sekadar 'kucing' peliharaan." ucapnya dengan nada pelan.
"Maaf, ya... Lin. Gara-gara Papa yang izinin kontrak darah itu, Lin jadi susah.." Frank berucap pelan seraya mempererat dekapannya dengan rasa bersalah yang tampak kentara.
"Itu bukannya salah Papa, kan? Toh emang Lin dilahirin buat itu." balas gadis itu sambil tersenyum.
"Tapi kan tetep aja. Lin sama Rin jadi harus bekerja keras dan berjuang sekuat tenaga sendirian. Harus ngalamin banyak hal yang seharusnya gak Lin lalui kayak gitu. Gara-gara Papa, Lin jadi harus bisa berkelahi. Gara-gara Papa yang punya banyak musuh, Lin jadi harus hidup disembunyiin kayak gini. Maafin Papa, Papa emang gak bisa... Gak bisa kasih Lin kehidupan yang normal dan sesuai sama umurnya.." nadanya terdengar lirih bahkan kini pria itu telah menenggelamkan kepalanya diantara ceruk leher Lina.
"Papa nangis ya?" tanya anak itu dengan senyum getir.
Tak ada sahutan yang Lina terima selain dekap lengan kokohnya yang semakin mengencang, agak bergetar. Rasa penuh sesal yang membuncah memenuhi rongga dada. Itu membuatnya sesak sampai tanpa sadar membuatnya terisak pelan.
Kesalahan terbesarnya, mengorbankan kehidupan putri kecilnya yang manis atas kejamnya dunia mereka selama ini.
"Lin gak nyalahin Papa. Bukannya berkat ini semua Lin jadi lebih terlatih buat ngehadapin dunia kotor ini? Hidup emang gak selalu bisa sesuai sama keinginan, jadi gak ada penyesalan buat Lin tentang itu." tukas Lina pelan dengan sorot penuh ketulusan seraya mengelus pelan surai terang milik Papa tercintanya itu. "Kadang Lin merasa bersyukur lahir di kehidupan ini. Hidup berkecukupan, punya orang tua yang selalu melimpahi Lin kasih sayang, juga punya orang-orang yang selalu menyayangi Lin dengan penuh ketulusan. Kalau dipikir-pikir bukannya ini salah satu kehidupan yang banyak diimpikan orang lain? Jadi, Papa gak usah khawatir dan menyesal. Ayo berjuang bersama, Papa..!" senyumnya dengan mata berbinar penuh tekad.
"Papa sayang Lina... Papa beruntung punya anak hebat kayak Lina..." ucap Frank pelan seraya ikut menyungging senyum bahagia.
Lina memang anak yang baik. Anak hebat yang penuh keberkahan. Itu membuat Frank merasa jauh lebih baik.
"Kalau sudah begini, dunia serasa milik berdua. Di sini masih ada Kakek loh... Memangnya hanya kamu yang beruntung punya Lin, haa?" jengah pria berumur di seberang tiba-tiba membuat keduanya hanya terkekeh renyah.
"Ah, ngomong-ngomong Rin kemana? Sejak Lin jemput Papa ke bandara kok Rin gak ada kabar?" tanya Lina seraya melirik heran ke arah pria modis yang duduk di samping Kakeknya.
"Rin sedang mengawasi pelatihan Tasya juga Dellia. Sementara itu, Kevin dan Vino juga ikut bersama Luise untuk melatih keempat teman baru Anda." sahut Krish memberitahu.
"Belum selesai ya? Ini udah menjelang sore, loh."
"Sudah biarkan saja mereka. Daripada itu bagaimana kalau Lin ikut Kakek meracik obat lagi? Beberapa pil atau eliksir buatan Lina juga harus semakin ditingkatkan kualitasnya, kan?" kekeh lelaki berumur itu kemudian seraya beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Defit-al (NEW)
FantasíaLima anak gadis berpetualang memecahkan dan menyelidiki kasus yang ditugaskan Kepala Polisi setempat. Mendirikan sebuah organisasi yang bernama DeFiT-al (Detective 5/Five The Valiant), diresmikan oleh Samuel Antonio, Kepala Polisi. Di usia mereka ya...