DFTL [104] / Mantan Polisi dan Rahasianya (4)

62 9 1
                                    

Met baca, Sobb..!

______________

*****

Pagi kembali menjelang, membuka lembar baru untuk sebuah peristiwa yang akan dikenang di masa depan. Mentari yang bersinar menghangatkan bumi. Kicauan burung semakin menambah kebahagiaan untuk mengawali hari. Diiringi hembusan angin segar yang membawa kesejukan. Menjanjikan suasana damai nan tentram.

Tapi sepertinya itu diragukan oleh beberapa anak yang sedari beberapa hari lalu telah disibukkan dengan sesuatu yang amat rumit, menguras otot juga otak. Setelah kedatangan sang pemilik rumah tadi malam mereka tak terlalu terburu-buru. Ketahuilah, mereka adalah anak-anak yang penuh perhatian. Tante Mita pasti lelah, jadi biarlah beliau beristirahat sejenak dan lanjutkan ini keesokan paginya. Dan itu adalah hari ini!

Setelah selesai akan sarapannya mereka segera memulai kembali misi ini. Mengingat ini hari Sabtu, libur sekolah yang paling dinanti. Tapi itu malah dijadikan mereka sebagai hari penentuan akan sesuatu.

Namun belum ada mereka beranjak suara bell seketika terdengar membuat mereka terlonjak. Jarang-jarang mendapat tamu dipagi-pagi buta seperti ini, ya walaupun jam telah menunjukkan pukul 07.00 a.m.

Elisha yang pertama beranjak menuju pintu. Memeriksa siapakah kiranya yang telah bertamu. Ia melangkah bersama Lani walau sebenarnya ia tak meminta bantuan sama sekali.

Hanya dalam waktu beberapa detik ia telah sampai di sana. Membuka pintu dengan perlahan seraya menyungging senyum terbaik yang ia punya. Setelah pintu terbuka sempurna, di sana tampak seorang pria bersetelan rapi.

Elisha terperangah menatapi keindahan ciptaan Tuhan dihadapannya begitupun dengan Lani. Tubuh tinggi semampai nan tegap. Terbalut jas mahal berwarna cokelat gelap yang membungkus otot-otot liatnya. Celana bahan senada juga sepatu pantofel yang mengkilap. Tatanan rambutnya tampak rapi dengan sisiran ke arah belakang, wajah mulus dan rahang yang tegas. Bola matanya seindah lautan persis seperti Lina kala dalam kemarahan. Hidungnya mancung dan..

Ohh sudah, lupakan itu!

"Om Jake.." ucap Elisha dengan suara yang tertahan apalagi ketika melihat bibir penuh itu melengkung indah, tersenyum padanya.

"Pagi.. Elisha, Lani?" sapanya dengan agak ragu membuat kedua gadis itu mengangguk cepat membenarkan.

Jake, yang mereka tahu pria ini adalah rekan kerja Tante Mita. Memang sering mereka melihatnya bersama atau sekadar bertamu membahas beberapa masalah pekerjaan. Pria ini tampak baik dan sangat sopan jadi apa salahnya membiarkan dia masuk.

"Om Jake cari Tante Mita?" tanya Lani dengan kerutan.

"Iya, setelah Bu Mita memerintahkan Saya untuk membatalkan semua jadwal dan mengatakan akan pulang dijemput seseorang, pagi ini Saya menaiki penerbangan tercepat dan segera menyusul kemari." jelas pria itu padahal keduanya sama sekali tak meminta sebuah alasan.

"Owh.. Yaudah, ayo masuk, Om." ujar Elisha seraya menghela pria itu untuk masuk.

Lani mempersilakan pria bernama Jake itu untuk menunggu di ruang tamu selagi ia memanggilkan Tante Mita. Membiarkan Elisha mengobrol ringan dengan orang itu. Namun belum sempat ia berseru wanita itu telah muncul tepat di balik tembok.

"Loh, Jake. Kapan kamu tiba?" tanya Mita dengan raut bersalah, merasa bersalah karena meninggalkan pria itu secara mendadak tadi malam.

"Baru saja." sahut Jake dengan senyum manis, mungkin berniat menenangkan wanita itu.

"Oh, apa kamu mau minum?" tanya Mita kembali yang segera mendapat gelengan dari Jake.

"Tidak perlu. Saya dengar kamu sedang ada masalah, apa itu berhubungan dengan Ron?" tanya Jake hati-hati membuat Mita menghela napas pelan seraya mengangguk.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang